Semarang (ANTARA) - Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro menandatangani kerja sama build operate transfer (BOT) dengan lokasi kawasan hutan produksi Perhutani KPH Semarang untuk dikembangkan dan dikelola menjadi destinasi ekowisata Jateng Valley (nama sebelumnya Jateng Park).
Penandatangan yang berlangsung di Kantor Gubernur Jateng Jalan Pahlawan Semarang, Kamis tersebut selain oleh Dirut Perhutani Wahyu Kuncoro dengan Direktur Utama PT Penggaron Sarana Semesta (PSS) Lies Yuliarti Husni Bahunta, juga dilakukan penandatanganan kerja sama antara PT PSS dengan Dirut PT Taman Wisata Jateng (TWJ) Prijo Handoko Rahardjo.
Obyek kerja sama yang berada di Kabupaten Semarang tersebut seluas 371,88 hektare dan dengan penandatanganan tersebut, PT TWJ sudah dapat langsung dapat mengembangkan dan mengelolanya untuk jangka waktu 35 tahun.
Baca juga: Gubernur Perintahkan Ekowisata Grobogan Digarap Serius
"Perhutani memiliki 606 titik obyek wisata yang ada di kawasan hutan dan 254 di antaranya berada di Jateng. Kami membuka diri untuk bekerja sama dalam pengelolaannya," kata Wahyu Kuncoro.
Pengoptimalan titik pariwisata dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dan aspek sosial tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan Perhutani sekaligus mengurangi kemiskinan terutama masyarakat sekitar hutan.
Dirut PT Taman Wisata Jateng (TWJ) Prijo Handoko Rahardjo menjelaskan dari nilai investasi untuk pengembangan dan pengelolaan Jateng Valley sebesar Rp1 triliun tersebut akan melalui empat tahap yakni penyusunan masterplan, FS, DED, perizinan, dan pembangunan serta pengusahaan, selambat-lambatnya dalam 10 tahun.
"Targetnya nanti groundbreaking Jateng Valley pada Agustus 2020 bertepatan dengan hari jadi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Jateng Valley akan menjadi wahana yang menarik dengan skala internasional," kata Prijo Handoko.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyambut baik dengan adanya penandatanganan kerja sama tersebut dan dirinya menjanjikan akan mengawal langsung pembangunan Jateng Valley.
"Saya akan memantau langsung, saya akan menjamin penyelenggaraan ini (Jateng Valley, red.) lancar, dan saya akan menjamin tidak ada biaya ekstra untuk kepentingan pribadi siapa pun. Kalau bapak ibu tidak keberatan, kita jaga integritas bersama-sama. Mari kita biasakan untuk tidak korupsi, mari kita biasakan untuk tidak ada biaya ekstra," kata Ganjar.
Ganjar juga mendukung konsep pembangunan Jateng Valley yang dibagi menjadi lima zona yakni Theme Park, Cultural Park, Eco Safari Park, Water Park, dan zona outdoor activity.
Kepala Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah Endung Trihartaka menambahkan di Jateng menjadi tempat karena lahan obyek kerja sama berada di area Divisi Regional Jateng.
"Setelah penandatanganan ini, maka seluruh tahapan untuk pembangunan, pengembangan, dan pengelolaan bisa dapat langsung dimulai," tutup Endung.
Baca juga: 21 objek wisata di Karanganyar dikembangkan Perhutani
Penandatangan yang berlangsung di Kantor Gubernur Jateng Jalan Pahlawan Semarang, Kamis tersebut selain oleh Dirut Perhutani Wahyu Kuncoro dengan Direktur Utama PT Penggaron Sarana Semesta (PSS) Lies Yuliarti Husni Bahunta, juga dilakukan penandatanganan kerja sama antara PT PSS dengan Dirut PT Taman Wisata Jateng (TWJ) Prijo Handoko Rahardjo.
Obyek kerja sama yang berada di Kabupaten Semarang tersebut seluas 371,88 hektare dan dengan penandatanganan tersebut, PT TWJ sudah dapat langsung dapat mengembangkan dan mengelolanya untuk jangka waktu 35 tahun.
Baca juga: Gubernur Perintahkan Ekowisata Grobogan Digarap Serius
"Perhutani memiliki 606 titik obyek wisata yang ada di kawasan hutan dan 254 di antaranya berada di Jateng. Kami membuka diri untuk bekerja sama dalam pengelolaannya," kata Wahyu Kuncoro.
Pengoptimalan titik pariwisata dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dan aspek sosial tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan Perhutani sekaligus mengurangi kemiskinan terutama masyarakat sekitar hutan.
Dirut PT Taman Wisata Jateng (TWJ) Prijo Handoko Rahardjo menjelaskan dari nilai investasi untuk pengembangan dan pengelolaan Jateng Valley sebesar Rp1 triliun tersebut akan melalui empat tahap yakni penyusunan masterplan, FS, DED, perizinan, dan pembangunan serta pengusahaan, selambat-lambatnya dalam 10 tahun.
"Targetnya nanti groundbreaking Jateng Valley pada Agustus 2020 bertepatan dengan hari jadi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Jateng Valley akan menjadi wahana yang menarik dengan skala internasional," kata Prijo Handoko.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyambut baik dengan adanya penandatanganan kerja sama tersebut dan dirinya menjanjikan akan mengawal langsung pembangunan Jateng Valley.
"Saya akan memantau langsung, saya akan menjamin penyelenggaraan ini (Jateng Valley, red.) lancar, dan saya akan menjamin tidak ada biaya ekstra untuk kepentingan pribadi siapa pun. Kalau bapak ibu tidak keberatan, kita jaga integritas bersama-sama. Mari kita biasakan untuk tidak korupsi, mari kita biasakan untuk tidak ada biaya ekstra," kata Ganjar.
Ganjar juga mendukung konsep pembangunan Jateng Valley yang dibagi menjadi lima zona yakni Theme Park, Cultural Park, Eco Safari Park, Water Park, dan zona outdoor activity.
Kepala Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah Endung Trihartaka menambahkan di Jateng menjadi tempat karena lahan obyek kerja sama berada di area Divisi Regional Jateng.
"Setelah penandatanganan ini, maka seluruh tahapan untuk pembangunan, pengembangan, dan pengelolaan bisa dapat langsung dimulai," tutup Endung.
Baca juga: 21 objek wisata di Karanganyar dikembangkan Perhutani