Karanganyar (ANTARA) - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta mengembangkan 21 objek wisata di kawasan Gunung Lawu Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
"Pengembangan 21 objek wisata berbasis ekowisata itu untuk mendukung program Pemerintah Kabupaten Karanganyar sebagai salah satu destinasi wisata utama di Jateng dan di Indonesia," kata Administratur KPH Perhutani Surakarta, Sugi Purwanta, di sela Media Gathering Perum Perhutani KPH Surakarta di Resto Kembang Pinus Cemoro Gandang Tawangmangu, Karanganyar, Selasa.
Ia mengatakan 21 objek wisata tersebut terletak di wilayah Kecamatan Tawangmangu dengan luas lahan bervariasi, mulai sekitar 0,5 hingga 13 hektare.
Perhutani KPH Surakarta yang mempunyai wewenang dalam mengelola kawasan hutan di lereng Gunung Lawu berkomitmen menjaga lingkungan, kelestarian, sedangkan hal-hal yang dilakukan tetap taat aturan.
"Kami dalam melakukan pengembangan objek wisata di kawasan Lawu, bekerja sama dengan mitra kerja pelaku usaha wisata, baik restoran maupun ekowisata selalu melalui prosedur dan menaati aturan yang ada," katanya.
Baca juga: Perayaan Tahun Baru, Pengunjung Objek Wisata Tawangmangu Pesta Kembang Api
Perhutani bekerja sama dengan mitra kerja untuk pengembangan wisata yang saling menguntungkan, dengan memanfaatkan kawasan hutan di lereng Gunung Lawu. Persentasi keuntungan dengan mitra kerja 30 berbanding 70 persen.
Selain itu, Perhutani juga bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat. Dari 21 objek wisata yang dikembangkan ada yang sudah berjalan dengan baik, tetapi ada yang belum memberikan kontribusi.
"Kami setiap kerja sama selalu ada evaluasi. Mereka sebagai mitra kerja dalam pengembangan bisnis objek wisata juga mempunyai kewajiban untuk menanam pohon di kawasan lereng Gunung Lawu," katanya.
Perhutani di lereng Gunung Lawu mempunyai kewenangan mengelola lahan 5.800-an hektare yang mayoritas kawasan hutan lindung.
Selama 2019, Perhutani menanam pohon atau melaksanakan penghijauan di kawasan Gunung Lawu dengan 3.500 pohon, sedangkan kegiatan penanaman pohon pada 2020 masih dalam perencanaan dan menunggu kebijakan dari pusat.
"Kami pada tahun ini, tugasnya telah melakukan pemeliharaan tanaman yang ditanam pada 2019 sebanyak 3.500 pohon. Pohon itu, dipastikan bisa hidup dan berkembang dengan baik," katanya.
Sekitar 21 jenis pohon ditanam di kawasan Lawu hingga sekarang, antara lain sengon, ecaliptus, pinus, gamas, dan kopi.
"Hutan lindung kalau hanya ditanami tanaman keras itu, tidak memberikan banyak manfaat. Pemerintah sudah memberikan aturan memperbolehkan tanaman tertentu yang bisa memberikan manfaat seperti tanaman kopi dan sebagainya," katanya.
Pada "media gathering", Perhutani KPH Surakarta selain melakukan diskusi soal wisata alam, juga melakukan penanaman pohon di kawasan Resto Kembang Pinus Cemoro Kandang, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar dipimpin Administratur KPH Perhutani Surakarta Sugi Purwanta dan Kepala Dinas Pariwisata Karanganyar Teguh Haryono bersama jajarannya.
Baca juga: Mahasiswa UNS petakan kawasan Tawangmangu melalui "PetaKita"
Baca juga: Pemprov jateng harus gandeng perhutani kembangkan wisata
Baca juga: Perhutani dukung pengembangan kopi di kawasan hutan
"Pengembangan 21 objek wisata berbasis ekowisata itu untuk mendukung program Pemerintah Kabupaten Karanganyar sebagai salah satu destinasi wisata utama di Jateng dan di Indonesia," kata Administratur KPH Perhutani Surakarta, Sugi Purwanta, di sela Media Gathering Perum Perhutani KPH Surakarta di Resto Kembang Pinus Cemoro Gandang Tawangmangu, Karanganyar, Selasa.
Ia mengatakan 21 objek wisata tersebut terletak di wilayah Kecamatan Tawangmangu dengan luas lahan bervariasi, mulai sekitar 0,5 hingga 13 hektare.
Perhutani KPH Surakarta yang mempunyai wewenang dalam mengelola kawasan hutan di lereng Gunung Lawu berkomitmen menjaga lingkungan, kelestarian, sedangkan hal-hal yang dilakukan tetap taat aturan.
"Kami dalam melakukan pengembangan objek wisata di kawasan Lawu, bekerja sama dengan mitra kerja pelaku usaha wisata, baik restoran maupun ekowisata selalu melalui prosedur dan menaati aturan yang ada," katanya.
Baca juga: Perayaan Tahun Baru, Pengunjung Objek Wisata Tawangmangu Pesta Kembang Api
Perhutani bekerja sama dengan mitra kerja untuk pengembangan wisata yang saling menguntungkan, dengan memanfaatkan kawasan hutan di lereng Gunung Lawu. Persentasi keuntungan dengan mitra kerja 30 berbanding 70 persen.
Selain itu, Perhutani juga bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat. Dari 21 objek wisata yang dikembangkan ada yang sudah berjalan dengan baik, tetapi ada yang belum memberikan kontribusi.
"Kami setiap kerja sama selalu ada evaluasi. Mereka sebagai mitra kerja dalam pengembangan bisnis objek wisata juga mempunyai kewajiban untuk menanam pohon di kawasan lereng Gunung Lawu," katanya.
Perhutani di lereng Gunung Lawu mempunyai kewenangan mengelola lahan 5.800-an hektare yang mayoritas kawasan hutan lindung.
Selama 2019, Perhutani menanam pohon atau melaksanakan penghijauan di kawasan Gunung Lawu dengan 3.500 pohon, sedangkan kegiatan penanaman pohon pada 2020 masih dalam perencanaan dan menunggu kebijakan dari pusat.
"Kami pada tahun ini, tugasnya telah melakukan pemeliharaan tanaman yang ditanam pada 2019 sebanyak 3.500 pohon. Pohon itu, dipastikan bisa hidup dan berkembang dengan baik," katanya.
Sekitar 21 jenis pohon ditanam di kawasan Lawu hingga sekarang, antara lain sengon, ecaliptus, pinus, gamas, dan kopi.
"Hutan lindung kalau hanya ditanami tanaman keras itu, tidak memberikan banyak manfaat. Pemerintah sudah memberikan aturan memperbolehkan tanaman tertentu yang bisa memberikan manfaat seperti tanaman kopi dan sebagainya," katanya.
Pada "media gathering", Perhutani KPH Surakarta selain melakukan diskusi soal wisata alam, juga melakukan penanaman pohon di kawasan Resto Kembang Pinus Cemoro Kandang, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar dipimpin Administratur KPH Perhutani Surakarta Sugi Purwanta dan Kepala Dinas Pariwisata Karanganyar Teguh Haryono bersama jajarannya.
Baca juga: Mahasiswa UNS petakan kawasan Tawangmangu melalui "PetaKita"
Baca juga: Pemprov jateng harus gandeng perhutani kembangkan wisata
Baca juga: Perhutani dukung pengembangan kopi di kawasan hutan