Semarang (ANTARA) - Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno kembali menegaskan Bank Jateng sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) berkomitmen terus menyalurkan kredit mikro sesuai visi misi Bank Jateng berkontribusi dalam pembangunan daerah di Jawa Tengah.
Hal tersebut disampaikan Supriyatno pada acara Ngobrol Santai Bareng Pakar Perbankan dan Direksi Bank Jateng: Meneropong Prospek dan Bentuk Ke Depan Kredit Usaha Mikro di Rumah Inspirasi Bapak Supriyatno, Rabu (4/3).
Hadir sebagai narasumber pada kegiatan tersebut Krisna Wijaya (Direktur LPPI/praktisi perbankan senior sekaligus ekonom), Hanawijaya (Direktur Bisnis Ritel dan UUS Bank Jateng), Agus Rachmadi (Direktur BRI Microfinance Center) dan Maswar Purnama (Kepala RCEO Regional VII Semarang).
Supriyatno menjelaskan dengan penyaluran kredit mikro, diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan tingkat pengangguran di Jawa Tengah.
Untuk mendukung penyaluran kredit mikro, tambah Supriyatno, Bank Jateng telah mengembangkan Unit Layanan Mikro Bank Jateng Mitra yang salah satu skemanya menggunakan metodologi Kredit Usaha Mikro (KUM) dan advisory Sparkassenstiftung Jerman (SBFIC).
Unit Layanan Mikro Bank Jateng Mitra diluncurkan pada bulan Februari 2017 dan telah menyalurkan kredit Mitra Jateng sebesar Rp1,5 triliun dengan outstanding Rp1,23 triliun yang disalurkan kepada 8.821 pelaku UMKM dengan NPL 0,37 persen.
Pengembangan Unit Layanan Mikro tersebut, sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 6/POJK.03/2016 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank, maka BPD sebagai bagian dari bank umum dituntut terus memperbesar porsi kredit produktifnya termasuk kredit UMKM.
Baca juga: Bank Jateng targetkan penambahan 500 agen Laku Pandai
Direktur Bisnis Ritel dan UUS Bank Jateng Hanawijaya menambahkan Bank Jateng juga terbuka untuk mereview dan memperbaiki model bisnis mikro yang telah dibangun serta menjamin bahwa pinjaman yang diberikan benar-benar untuk kegiatan produktif yang memberikan manfaat bagi perekonomian di antara menjadikan pelaku UMKM naik kelas memiliki usaha yang lebih besar.
Untuk pendampingan kepada para pelaku UMKM, tambah Hanawijaya, Bank Jateng bekerja sama dengan Sparkassenstiftung melaksanakan pelatihan manajemen usaha melalui pelatihan Micro Business Simulation (MBS) sebanyak 736 kali pelatihan kepada 9.453 pelaku UMKM dan pelatihan perencanaan keuangan melalui pelatihan Saving Games sebanyak 152 kali pelatihan kepada 1.988 peserta.
Hanawijaya menambahkan Bank Jateng sebagai bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR), telah menyalurkan KUR tahun anggaran 2020 per 29 Februari sebanyak Rp437 miliar kepada 3.203 pelaku UMKM dengan alokasi plafond sebesar Rp2 triliun (target selesai disalurkan maksimal Juli 2020 dan tahun ini akan mengajukan tambahan alokasi plafond).
Baca juga: Dirut Bank Jateng kembali terpilih sebagai Ketua Umum Asbanda
Hal tersebut disampaikan Supriyatno pada acara Ngobrol Santai Bareng Pakar Perbankan dan Direksi Bank Jateng: Meneropong Prospek dan Bentuk Ke Depan Kredit Usaha Mikro di Rumah Inspirasi Bapak Supriyatno, Rabu (4/3).
Hadir sebagai narasumber pada kegiatan tersebut Krisna Wijaya (Direktur LPPI/praktisi perbankan senior sekaligus ekonom), Hanawijaya (Direktur Bisnis Ritel dan UUS Bank Jateng), Agus Rachmadi (Direktur BRI Microfinance Center) dan Maswar Purnama (Kepala RCEO Regional VII Semarang).
Supriyatno menjelaskan dengan penyaluran kredit mikro, diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan tingkat pengangguran di Jawa Tengah.
Untuk mendukung penyaluran kredit mikro, tambah Supriyatno, Bank Jateng telah mengembangkan Unit Layanan Mikro Bank Jateng Mitra yang salah satu skemanya menggunakan metodologi Kredit Usaha Mikro (KUM) dan advisory Sparkassenstiftung Jerman (SBFIC).
Unit Layanan Mikro Bank Jateng Mitra diluncurkan pada bulan Februari 2017 dan telah menyalurkan kredit Mitra Jateng sebesar Rp1,5 triliun dengan outstanding Rp1,23 triliun yang disalurkan kepada 8.821 pelaku UMKM dengan NPL 0,37 persen.
Pengembangan Unit Layanan Mikro tersebut, sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 6/POJK.03/2016 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank, maka BPD sebagai bagian dari bank umum dituntut terus memperbesar porsi kredit produktifnya termasuk kredit UMKM.
Baca juga: Bank Jateng targetkan penambahan 500 agen Laku Pandai
Direktur Bisnis Ritel dan UUS Bank Jateng Hanawijaya menambahkan Bank Jateng juga terbuka untuk mereview dan memperbaiki model bisnis mikro yang telah dibangun serta menjamin bahwa pinjaman yang diberikan benar-benar untuk kegiatan produktif yang memberikan manfaat bagi perekonomian di antara menjadikan pelaku UMKM naik kelas memiliki usaha yang lebih besar.
Untuk pendampingan kepada para pelaku UMKM, tambah Hanawijaya, Bank Jateng bekerja sama dengan Sparkassenstiftung melaksanakan pelatihan manajemen usaha melalui pelatihan Micro Business Simulation (MBS) sebanyak 736 kali pelatihan kepada 9.453 pelaku UMKM dan pelatihan perencanaan keuangan melalui pelatihan Saving Games sebanyak 152 kali pelatihan kepada 1.988 peserta.
Hanawijaya menambahkan Bank Jateng sebagai bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR), telah menyalurkan KUR tahun anggaran 2020 per 29 Februari sebanyak Rp437 miliar kepada 3.203 pelaku UMKM dengan alokasi plafond sebesar Rp2 triliun (target selesai disalurkan maksimal Juli 2020 dan tahun ini akan mengajukan tambahan alokasi plafond).
Baca juga: Dirut Bank Jateng kembali terpilih sebagai Ketua Umum Asbanda