Solo (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Agus Riwanto menyatakan DPP PDIP sengaja menunggu lawan pada Pilkada Surakarta 2020 sehingga belum akan mengumumkan rekomendasi partai.
"Saya melihat PDIP bukan bingung menentukan pilihan (antara Achmad Purnomo dengan Gibran Rakabuming Raka) tetapi justru tidak ingin gegabah sebelum ada lawan calonnya," katanya di Solo, Jawa tengah, Jumat.
Ia memperkirakan untuk lawan calon yang diusung oleh PDIP sendiri ada dua, yaitu dari koalisi partai politik dan dari jalur independen.
Baca juga: Gibran: Bapaslon perseorangan meriahkan Pilkada
Baca juga: Sambil tunggu rekomendasi, Gibran tetap blusukan
"Saat ini untuk yang dari independen kan sedang proses verifikasi dari KPU. Itupun kita tidak tahu lolos verifikasi atau tidak. Yang belum kelihatan dari koalisi partai politik," katanya.
Ia menilai untuk koalisi partai politik ini agak membahayakan mengingat dari dua pihak yang menunggu rekomendasi dari PDIP, ada kemungkinan salah satunya yaitu pihak yang tidak memperoleh rekomendasi akan menyeberang ke partai politik yang lain.
"Tentu rekomendasi hanya jatuh di satu pihak, bisa jadi yang lain akan dipinang ke partai politik lain. Ini membahayakan soliditas partai," katanya
Apalagi, dikatakannya, pada Pilkada Surakarta ini PDIP bukan hanya menargetkan kemenangan tetapi juga bisa meraih kemenangan mutlak.
"Paling tidak lebih dari 80 persen, mereka (PDIP) butuh angka yang fantastis. Ini menunjukkan bahwa menjadi Wali Kota Surakarta memiliki legitimasi tinggi," katanya.
Sementara itu, mengenai pernyataan kedua bakal calon, baik itu Achmad Purnomo maupun Gibran yang akan tegak lurus dengan keputusan partai seolah menandakan loyalitas yang besar terhadap PDIP, dikatakannya, realitanya belum tentu demikian.
"Di politik apapun bisa terjadi, konsistensi sulit dipegang," katanya.
Baca juga: Enam paslon dari PDIP berpotensi melawan kotak kosong di Jateng
Baca juga: PKB Jateng targetkan menang pilkada di 10 daerah
Baca juga: Delapan kandidat pilkada di Jateng berpeluang dapat rekomendasi PDIP
"Saya melihat PDIP bukan bingung menentukan pilihan (antara Achmad Purnomo dengan Gibran Rakabuming Raka) tetapi justru tidak ingin gegabah sebelum ada lawan calonnya," katanya di Solo, Jawa tengah, Jumat.
Ia memperkirakan untuk lawan calon yang diusung oleh PDIP sendiri ada dua, yaitu dari koalisi partai politik dan dari jalur independen.
Baca juga: Gibran: Bapaslon perseorangan meriahkan Pilkada
Baca juga: Sambil tunggu rekomendasi, Gibran tetap blusukan
"Saat ini untuk yang dari independen kan sedang proses verifikasi dari KPU. Itupun kita tidak tahu lolos verifikasi atau tidak. Yang belum kelihatan dari koalisi partai politik," katanya.
Ia menilai untuk koalisi partai politik ini agak membahayakan mengingat dari dua pihak yang menunggu rekomendasi dari PDIP, ada kemungkinan salah satunya yaitu pihak yang tidak memperoleh rekomendasi akan menyeberang ke partai politik yang lain.
"Tentu rekomendasi hanya jatuh di satu pihak, bisa jadi yang lain akan dipinang ke partai politik lain. Ini membahayakan soliditas partai," katanya
Apalagi, dikatakannya, pada Pilkada Surakarta ini PDIP bukan hanya menargetkan kemenangan tetapi juga bisa meraih kemenangan mutlak.
"Paling tidak lebih dari 80 persen, mereka (PDIP) butuh angka yang fantastis. Ini menunjukkan bahwa menjadi Wali Kota Surakarta memiliki legitimasi tinggi," katanya.
Sementara itu, mengenai pernyataan kedua bakal calon, baik itu Achmad Purnomo maupun Gibran yang akan tegak lurus dengan keputusan partai seolah menandakan loyalitas yang besar terhadap PDIP, dikatakannya, realitanya belum tentu demikian.
"Di politik apapun bisa terjadi, konsistensi sulit dipegang," katanya.
Baca juga: Enam paslon dari PDIP berpotensi melawan kotak kosong di Jateng
Baca juga: PKB Jateng targetkan menang pilkada di 10 daerah
Baca juga: Delapan kandidat pilkada di Jateng berpeluang dapat rekomendasi PDIP