Semarang (ANTARA) - Jajaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah terus berusaha merealisasikan Program Rumah Sakit Tanpa Dinding guna mengintegrasikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

"Tujuan dari Program Rumah Sakit Tanpa Dinding itu adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang pada akhirnya, angka kesakitan dan angka kematian akan mengalami penurunan," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo di Semarang, Kamis.

Menurut dia, Program Rumah Sakit Tanpa Dinding juga diharapkan mampu membangun gizi masyarakat yang lebih baik lagi di masa mendatang.

Baca juga: Dinkes optimistis apoteker mampu hadapi era disrupsi

Ia menjelaskan bahwa Program Rumah Sakit Tanpa Dinding yang digagas Gubernur Ganjsr Pranowo dan Wakil Gubernur Tak Yasin Maimoen ini akan melepas sekat-sekat antara rumah sakit dengan masyarakat dari birokrasi yang berbelit.

"Dimensi sistem pelayanan, kalau sekarang ini mungkin terkotak-kotak, kemudian aspek dalam teknologi penggunaan 'telemedicine', terus sistem antrean yang kita potong juga. Selama ini mungkin pasien datang jam lima pagi, pulang jam lima sore, bukan karena pemeriksaannya yang lama, tapi antrenya lama. Jadi, membongkar sekat-sekat baik di luar maupun di dalam," ujarnya.

Hal tersebut disampaikan Yulianto saat menjadi salah satu narasumber pada Dialog Bersama Parlemen Jawa Tengah dengan tema "Rumah Sakit Tanpa Dinding" di Hotel Noormans Semarang.

Ia menyebut selama ini rumah sakit tanpa dinding lebih banyak dimainkan perannya dari puskesmas, namun karena keterbatasan tenaga kesehatannya, maka pelayanan kesehatan belum banyak dirasakan masyarakat.

Oleh karena itu, Yulianto mendorong peran rumah sakit lebih proaktif memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka pelayanan kesehatan lebih maksimal sebab rumah sakit tidak hanya sekadar mengobati orang sakit, tapi juga bisa mencegah penyebaran penyakit, baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular.

"Rumah sakit tanpa dinding itu arti kiasan bukan arti sebenarnya, maksudnya tidak ada sekat-sekat, dan melakukan upaya kesehatan yang bersifat promotif preventif yaitu mencegah jangan sampai masyarakat itu sakit," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi E DPRD Jateng Abdul Hamid yang juga menjadi salah satu pembicara pada dialog mengaku sepakat dengan Program Rumah Sakit Tanpa Dinding yang dicanangkan Pemprov Jateng, bahkan program itu juga sudah masuk di RPJMD Jateng 2018-2023.

"Kita prinsipnya selama itu memang memaksimalkan layanan kepada masyarakat secara langsung, kita dukung. Kita sepakat dengan program yang sudah disusun Dinas Kesehatan, kita juga setujui dasar anggarannya," ujarnya.

Abdul juga berharap Program Rumah Sakit Tanpa Dinding mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya yang ada di Jateng. 

Baca juga: Sejumlah warga 42 desa di Temanggung tolak imunisasi

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024