Magelang (ANTARA) - Dinas Sosial Kota Magelang, Jawa Tengah memberdayakan kalangan lanjut usia melalui pembinaan dan sosialisasi terkait dengan kesehatan, kemandirian, dan kesejahteraan mereka.
"Upaya pemberdayaan itu ditempuh untuk memecahkan masalah yang dihadapi para lansia agar tetap terlindungi hak-haknya," kata Kepala Dinsos Kota Magelang Wulandari dalam keterangan tertulis di Magelang, Selasa.
Ia menjelaskan tentang pembinaan lansia dan keluarga di Aula Panti Asuhan Mayu Dharma Putra Kota Magelang dengan 68 peserta dari kalangan lansia potensial belum lama ini, salah satu strategi yang relevan untuk membawa mereka menjadi tangguh, mandiri, berdaya, dan sejahtera.
Baca juga: 132 warga lansia di Kota Magelang terima bantuan
"Keberadaan lansia yang acap kali dianggap beban, harus berubah menjadi keuntungan. Mereka menjadi idaman para keluarga saat ini," katanya.
Ia menyebut pembinaan dalam bentuk dialog itu membawa suasana menjadi interaktif, terutama ketika membahas tentang kesehatan lansia dan penyampaian materi tentang hipnoterapi dari seorang pakar di daerah setempat, Pamuji.
"Kita juga berikan informasi kepada para lansia mengenai bonus demografi lansia yang kemungkinan akan terjadi 2028-2031," ujarnya.
Ia menjelaskan upaya mewujudkan kesejahteraan lansia bukan hanya tanggung jawab pemerintah akan tetapi tanggung jawab bersama dan membutuhkan sinergi dengan semua pemangku kepentingan.
"Upaya memanusiakan lansia, mulai dari keluarga terdekat, maupun individu dengan meningkatkan kualitas hidup," katanya.
Pemberdayaan dan pembinaan kepada lansia, kata dia, wujud kepedulian Pemkot Magelang memenuhi hak-hak mereka agar tetap dapat mengembangkan diri.
Ia menyebut bahwa refungsionalisasi dan pengembangan memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.
Penyuluh Sosial Muda Dinsos Kota Magelang Dwi Ambar Pratiknyo mengatakan dukungan keluarga terhadap anggotanya yang lansia dibutuhkan sebagai upaya peningkatan usaha kesejahteraan mereka.
Dorongan keluarga atau lingkungan, katanya, akan meningkatkan kemampuan lansia memenuhi kebutuhannya secara mandiri.
"Kebiasaan dan lingkungan ini andil besar mencetak lansia yang seperti apa, misal dalam kemampuan mengatasi masalah yang dihadapi dan melaksanakan peran sosial," katanya.
Ia menjelaskan lansia potensial memiliki arti bahwa seorang lansia yang sehat, aktif, mandiri, berdaya, mampu melakukan aktivitas keseharian, dan tidak mengalami hambatan dalam kemampuan fungsional.
"Lansia yang masuk dalam kriteria itulah, yang ingin kita wujudkan, baik melalui pemberdayaan maupun sosialisasi. Dengan harapan, para lansia di Kota Magelang mampu menjadi lansia yang diidam-idamkan setiap keluarga," katanya. (hms)
Baca juga: 35 kabupaten/kota di Jateng diminta sediakan sarana prasarana ramah lansia
Baca juga: Pemkab Pekalongan akui lansia miliki peran besar dalam pembangunan
"Upaya pemberdayaan itu ditempuh untuk memecahkan masalah yang dihadapi para lansia agar tetap terlindungi hak-haknya," kata Kepala Dinsos Kota Magelang Wulandari dalam keterangan tertulis di Magelang, Selasa.
Ia menjelaskan tentang pembinaan lansia dan keluarga di Aula Panti Asuhan Mayu Dharma Putra Kota Magelang dengan 68 peserta dari kalangan lansia potensial belum lama ini, salah satu strategi yang relevan untuk membawa mereka menjadi tangguh, mandiri, berdaya, dan sejahtera.
Baca juga: 132 warga lansia di Kota Magelang terima bantuan
"Keberadaan lansia yang acap kali dianggap beban, harus berubah menjadi keuntungan. Mereka menjadi idaman para keluarga saat ini," katanya.
Ia menyebut pembinaan dalam bentuk dialog itu membawa suasana menjadi interaktif, terutama ketika membahas tentang kesehatan lansia dan penyampaian materi tentang hipnoterapi dari seorang pakar di daerah setempat, Pamuji.
"Kita juga berikan informasi kepada para lansia mengenai bonus demografi lansia yang kemungkinan akan terjadi 2028-2031," ujarnya.
Ia menjelaskan upaya mewujudkan kesejahteraan lansia bukan hanya tanggung jawab pemerintah akan tetapi tanggung jawab bersama dan membutuhkan sinergi dengan semua pemangku kepentingan.
"Upaya memanusiakan lansia, mulai dari keluarga terdekat, maupun individu dengan meningkatkan kualitas hidup," katanya.
Pemberdayaan dan pembinaan kepada lansia, kata dia, wujud kepedulian Pemkot Magelang memenuhi hak-hak mereka agar tetap dapat mengembangkan diri.
Ia menyebut bahwa refungsionalisasi dan pengembangan memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.
Penyuluh Sosial Muda Dinsos Kota Magelang Dwi Ambar Pratiknyo mengatakan dukungan keluarga terhadap anggotanya yang lansia dibutuhkan sebagai upaya peningkatan usaha kesejahteraan mereka.
Dorongan keluarga atau lingkungan, katanya, akan meningkatkan kemampuan lansia memenuhi kebutuhannya secara mandiri.
"Kebiasaan dan lingkungan ini andil besar mencetak lansia yang seperti apa, misal dalam kemampuan mengatasi masalah yang dihadapi dan melaksanakan peran sosial," katanya.
Ia menjelaskan lansia potensial memiliki arti bahwa seorang lansia yang sehat, aktif, mandiri, berdaya, mampu melakukan aktivitas keseharian, dan tidak mengalami hambatan dalam kemampuan fungsional.
"Lansia yang masuk dalam kriteria itulah, yang ingin kita wujudkan, baik melalui pemberdayaan maupun sosialisasi. Dengan harapan, para lansia di Kota Magelang mampu menjadi lansia yang diidam-idamkan setiap keluarga," katanya. (hms)
Baca juga: 35 kabupaten/kota di Jateng diminta sediakan sarana prasarana ramah lansia
Baca juga: Pemkab Pekalongan akui lansia miliki peran besar dalam pembangunan