Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong pemerintah pusat untuk menjadikan bawang putih sebagai salah satu komoditas prioritas guna mengantisipasi terjadinya gejolak harga akibat terbatasnya pasokan.
"Dengan dijadikannya bawang putih sebagai komoditas prioritas, diharapkan pasokan di Tanah Air tidak lagi terganggu," kata Ganjar di Semarang, Senin.
Saat ini pasokan bawang putih di Indonesia turun drastis dan harganya melambung akibat adanya pembatasan impor produk Tiongkok sebagai antisipasi penyebaran virus corona.
Baca juga: Harga bawang putih di Solo meroket
Menurut Ganjar, momentum tersebut mesti dimanfaatkan untuk menggenjot pertanian bawang putih di Tanah Air.
"Ini momentum buat pertanian kita khususnya bawang, dengan corona dan orang bertanya-tanya di mana sumber bawang putih. Ini harus kita manfaatkan, musibah ini harus kita cari berkahnya. Berkahnya apa, kita mesti berdikari, kalau sudah begitu bisa kita kejar itu (peningkatan produksi)," ujarnya.
Ganjar menyebutkan suplai bawang putih secara nasional di Indonesia masih sangat kurang, di mana lahan pertanian bawang putih di Jawa Tengah saat ini tercatat 2.573 hektare dengan kemampuan produksi 195.472 kilogram.
Baca juga: Harga bawang putih meroket, Pemkot Surakarta tunggu kebijakan pusat
Luasan itu tersebar hampir di seluruh wilayah pegunungan di Jateng, mulai dari Tawangmangu, Sindoro, Sumbing, hingga Tegal.
"Itu sebenarnya bagian untuk mendorong kekurangan ini, cuma ngejar waktu tidak bisa, maka harus ada 'crash program' (percepatan) untuk meningkatkan produksi ini," katanya.
Baca juga: Stok bawang putih impor di Kudus mulai menipis
Ganjar juga mengharapkan keran impor bawang putih untuk mengatasi kelangkaan dan melonjaknya harga yang mencapai Rp50.000-70.000 per kilogram.
"Kalau pun tidak dari China, alternatif lain bisa dikirim dari India meskipun secara kualitas masih di bawah bawang putih China," ujarnya.
"Dengan dijadikannya bawang putih sebagai komoditas prioritas, diharapkan pasokan di Tanah Air tidak lagi terganggu," kata Ganjar di Semarang, Senin.
Saat ini pasokan bawang putih di Indonesia turun drastis dan harganya melambung akibat adanya pembatasan impor produk Tiongkok sebagai antisipasi penyebaran virus corona.
Baca juga: Harga bawang putih di Solo meroket
Menurut Ganjar, momentum tersebut mesti dimanfaatkan untuk menggenjot pertanian bawang putih di Tanah Air.
"Ini momentum buat pertanian kita khususnya bawang, dengan corona dan orang bertanya-tanya di mana sumber bawang putih. Ini harus kita manfaatkan, musibah ini harus kita cari berkahnya. Berkahnya apa, kita mesti berdikari, kalau sudah begitu bisa kita kejar itu (peningkatan produksi)," ujarnya.
Ganjar menyebutkan suplai bawang putih secara nasional di Indonesia masih sangat kurang, di mana lahan pertanian bawang putih di Jawa Tengah saat ini tercatat 2.573 hektare dengan kemampuan produksi 195.472 kilogram.
Baca juga: Harga bawang putih meroket, Pemkot Surakarta tunggu kebijakan pusat
Luasan itu tersebar hampir di seluruh wilayah pegunungan di Jateng, mulai dari Tawangmangu, Sindoro, Sumbing, hingga Tegal.
"Itu sebenarnya bagian untuk mendorong kekurangan ini, cuma ngejar waktu tidak bisa, maka harus ada 'crash program' (percepatan) untuk meningkatkan produksi ini," katanya.
Baca juga: Stok bawang putih impor di Kudus mulai menipis
Ganjar juga mengharapkan keran impor bawang putih untuk mengatasi kelangkaan dan melonjaknya harga yang mencapai Rp50.000-70.000 per kilogram.
"Kalau pun tidak dari China, alternatif lain bisa dikirim dari India meskipun secara kualitas masih di bawah bawang putih China," ujarnya.