Temanggung (ANTARA) - Sejumlah petani di Dusun Kebon Dalem, Desa Mangunsari, Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, melakukan panen perdana buah alpukat yang dihadiri Bupati Temanggung M. Al Khadziq.

Petani alpukat Desa Mangunsari Rizky Fatoni di Temanggung, Rabu, mengatakan dalam satu pohon alpukat setidaknya mampu memproduksi hingga 50 kilogram.

"Pohon alpukat yang usianya sudah mencapai empat tahun lebih, satu pohon bisa memproduksi 50 kilogram," katanya.

Menurut dia sejak empat tahun lalu dirinya mulai membudidayakan alpukat, di awal panen saat pohon alpukat berumur tiga tahun, satu pohon alpukat memang baru memproduksi antara satu hingga lima kilogram buah alpukat.

Baca juga: Alpukat perlu dicuci dulu sebelum dimakan

Namun, saat ini memasuki usia empat tahun, pohon alpukat miliknya  mulai berproduksi maksimal, satu pohon alpukat miliknya mampu berbuah hingga 50 kilogram.

"Kalau pohonnya bagus dan tidak terkena hama produksinya bisa maksimal, tetapi jika sudah memasuki usia empat tahun seperti saat ini satu pohon minimal produksinya 20 kilogram," katanya.

Ia mengaku perawatan pohon alpukat tidak serumit budidaya pohon buah lainnya seperti jambu merah atau yang lainnya. Mulai dari tanam sampai berbuah hanya butuh waktu sekitar tiga tahun jika perawatan secara intensif dilakukan sejak tanam, yakni melakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang, penyemprotan secara rutin, dan penyiangan.

"Sangat sederhana, pupuk kandang diberikan enam bulan sekali sebanyak 10 kilogram, ditambah sedikit pupuk NPK dan KCl dan penyemprotan dilakukan tiga bulan sekali, itu pun dilakukan jika ada hama, jika tidak ada hama tidak perlu penyemprotan," katanya.

Baca juga: Halau Penyakit Jantung, Coba Konsumsi Pisang dan Alpukat

Ia menyampaikan alpukat yang ditanam di kebunnya jenis wina, yang memiliki buah lebih banyak dan lebih cepat produksi dibandingkan dengan jenis lainnya.

"Jenis alpukat memang banyak, ada wina, aligator, mentega, kendil, dan yang lainnya. Tetapi yang saya tanam ini alpukat wina," kata Rizky.

Menyinggung pemasaran buah alpukat, pihaknya tidak menemui kendala, bahkan lebih mudah jika dibandingkan dengan buah lainnya, sebelum memasuki masa panen sudah banyak calon pembeli yang datang memesan alpukat dari kebunnya.

"Saya tidak pernah menjual ke mana-mana, pedagang sendiri yang datang. Ada yang dari Jakarta, Jombang Jawa Timur dan beberapa daerah lainnya. Pasar lokal Temanggung sendiri juga menerima," katanya.

Baca juga: Kacang-kacangan, Minyak Zaitun, dan Alpukat Bagus untuk Kecerdasan

Petani lainnya Teguh Widodo mengatakan sebelum memutuskan untuk membudidayakan alpukat, dirinya adalah petani tembakau. Namun, karena sejumlah permasalahan yang menimpa petani tembakau, maka dirinya memutuskan untuk berpindah menjadi petani alpukat.

"Tembakau sangat bagus di Temanggung, tetapi bagi saya pribadi saya ingin mencoba bertani lainnya dan alhamdulillah hasilnya sekarang sudah ada," katanya.

Menurut dia pohon alpukat juga bisa dibudidayakan di lahan pertanian dengan ketinggian lebih dari 800 Mdpl sehingga bisa dijadikan tanaman terasering di kebun-kebun yang berada di lereng gunung.

"Bisa untuk tumpang sari, hasilnya memang musiman, tetapi bisa membantu menambah penghasilan petani," katanya.

Bupati Temanggung M. Al Khadziq mengatakan lahan pertanian di Kaupaten Temanggung ini sangat subur, bisa dimanfaatkan untuk budidaya apa pun dan hasilnya selalu menjadi yang terbaik.

"Tembakau menjadi tembakau terbaik dunia, kopi juga demikian dan sekarang alpukat kualitasnya juga sangat bagus dan tidak kalah dengan daerah lain," katanya. 

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024