Jepara (ANTARA) - Volume ekspor nonmigas di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, selama 2019 mencapai 80.127,12 ton atau mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang 84.451,87 ton.
"Meskipun untuk volume ekspor nonmigas mengalami penurunan, untuk nilai ekspornya justru mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Kabupaten Jepara Iskandar Zulkarnain di Jepara, Rabu.
Jika nilai ekspor nonmigas selama 2019 mencapai 388,3 juta dolar AS atau setara Rp5,21 triliun, maka tahun sebelumnya hanya 347,41 juta dolar AS.
Ia mencatat selama empat tahun terakhir, nilai ekspor nonmigas di Kabupaten Jepara cenderung mengalami kenaikan.
Pada 2016, nilai ekspor nonmigas dari Jepara berkisar 224,61 juta dolar AS, pada 2017 naik menjadi 278,89 juta dolar AS, dan pada 2019 naik menjadi 388,3 juta dolar AS.
Baca juga: Mebel kayu sumbang ekspor terbesar Jepara
Dari 13 komoditas ekspor yang ada di Kabupaten Jepara, tercatat produk mebel dan ukir masih menjadi penyumbang ekspor terbesar dengan nilai ekspor mencapai 186,85 juta dolar AS atau setara Rp2,5 triliun.
Capaian tersebut mulai dikejar oleh komoditas produk garmen dan sepatu sekaligus penyumbang ekspor kedua karena sepanjang 2019 nilai ekspornya mencapai 178,9 juta dolar AS atau setara Rp2,4 triliun dengan kurs rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp13.410,83.
Sebelumnya, penyumbang ekspor terbesar kedua biasa ditempati oleh ekspor produk nabati, kemudian disusul dengan ekspor produk tekstil.
Akan tetapi, hingga akhir 2019, penyumbang ekspor terbesar ketiga ditempati kayu olahan sebesar 12,85 juta dolar AS, kemudian diikuti kerajinan kayu dan cenderamata sebesar 4,06 juta dolar AS.
Nilai ekspor produk nabati pada tahun ini, justru hanya tercatat sebesar 174.691,85 dolar AS, sedangkan produk tekstil hanya mencapai 80.657 dolar AS.
Jumlah pengekspor selama 2019 juga cukup banyak karena mencapai 427 pengekspor atau lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 413 pengekspor.
Untuk jumlah negara tujuan ekspor, pada tahun 2019 hanya 113 negara tujuan atau lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 117 negara.
Baca juga: Ekspor nonmigas Jawa Tengah mengalami tren positif tiap tahun
Baca juga: Ekspor Nonmigas Jateng Meningkat 3,86 Persen
"Meskipun untuk volume ekspor nonmigas mengalami penurunan, untuk nilai ekspornya justru mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Kabupaten Jepara Iskandar Zulkarnain di Jepara, Rabu.
Jika nilai ekspor nonmigas selama 2019 mencapai 388,3 juta dolar AS atau setara Rp5,21 triliun, maka tahun sebelumnya hanya 347,41 juta dolar AS.
Ia mencatat selama empat tahun terakhir, nilai ekspor nonmigas di Kabupaten Jepara cenderung mengalami kenaikan.
Pada 2016, nilai ekspor nonmigas dari Jepara berkisar 224,61 juta dolar AS, pada 2017 naik menjadi 278,89 juta dolar AS, dan pada 2019 naik menjadi 388,3 juta dolar AS.
Baca juga: Mebel kayu sumbang ekspor terbesar Jepara
Dari 13 komoditas ekspor yang ada di Kabupaten Jepara, tercatat produk mebel dan ukir masih menjadi penyumbang ekspor terbesar dengan nilai ekspor mencapai 186,85 juta dolar AS atau setara Rp2,5 triliun.
Capaian tersebut mulai dikejar oleh komoditas produk garmen dan sepatu sekaligus penyumbang ekspor kedua karena sepanjang 2019 nilai ekspornya mencapai 178,9 juta dolar AS atau setara Rp2,4 triliun dengan kurs rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp13.410,83.
Sebelumnya, penyumbang ekspor terbesar kedua biasa ditempati oleh ekspor produk nabati, kemudian disusul dengan ekspor produk tekstil.
Akan tetapi, hingga akhir 2019, penyumbang ekspor terbesar ketiga ditempati kayu olahan sebesar 12,85 juta dolar AS, kemudian diikuti kerajinan kayu dan cenderamata sebesar 4,06 juta dolar AS.
Nilai ekspor produk nabati pada tahun ini, justru hanya tercatat sebesar 174.691,85 dolar AS, sedangkan produk tekstil hanya mencapai 80.657 dolar AS.
Jumlah pengekspor selama 2019 juga cukup banyak karena mencapai 427 pengekspor atau lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 413 pengekspor.
Untuk jumlah negara tujuan ekspor, pada tahun 2019 hanya 113 negara tujuan atau lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 117 negara.
Baca juga: Ekspor nonmigas Jawa Tengah mengalami tren positif tiap tahun
Baca juga: Ekspor Nonmigas Jateng Meningkat 3,86 Persen