Semarang (ANTARA) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Arif Sambodo menyebutkan ekspor nonmigas dari provinsi setempat terus mengalami tren yang positif tiap tahunnya.
"Pada 2017, ekspor nonmigas Jateng tercatat 7,2 miliar dollar Amerika, jumlah itu naik pada 2018 menjadi 8,09 miliar dollar Amerika atau naik 863 juta dollar Amerika, sedangkan periode Januari-September 2019, ekspor nonmigas Jateng tercatat 6,1 miliar dollar Amerika atau naik 2 persen dibanding periode yang sama di 2018 yang hanya 6,05 miliar dollar Amerika," katanya di Semarang, Rabu.
Menurut dia, capaian ekspor tersebut telah mencapai 97.92 persen dari target tahun ini sehingga dirinya optimistis target ekspor pada 2019 dapat tercapai.
Arif menjelaskan ekspor pada triwulan III 2019 didominasi oleh tiga produk unggulan yakni barang-barang dari kulit sebesar 208,15 juta dollar Amerika, alas kaki dan pakaian jadi bukan rajutan masing-masing 38,57 persen dan 7,89 persen.
Baca juga: Mebel kayu sumbang ekspor terbesar Jepara
Selain itu, tekstil dan produk tekstil (TPT) menyumbang 2,6 miliar dollar Amerika atau 47,85 persen dari total ekspor Jateng di 2019 yang diikuti kayu dan produk kayu, perabot, penerangan rumah yang masing-masing menyumbang 10,92 persen serta dan 8,07 persen.
Untuk negara tujuan ekspor, peringkat pertama masih diduduki Amerika Serikat dengan total ekspor 2,08 miliar dollar Amerika, kemudian Jepang 746,56 juta dollar Amerika dan Tiongkok di urutan ketiga dengan total 503,9 juta dollar Amerika.
Meski mengalami peningkatan ekspor, Arif mengaku belum cukup puas dengan capaian itu sehingga pihaknya akan terus menggenjot ekspor Jateng dan menekan impor.
Baca juga: Ekspor nonmigas Kudus didominasi rokok
Berbagai upaya telah dilakukan Pemprov Jateng guna peningkatan ekspor diantaranya dengan penerbitan surat keterangan asal (SKA) barang ekspor dengan sistem "one day services", melakukan pengamanan akses pasar komoditas ekspor Jateng dari tuduhan dagang negara lain, melakukan diseminasi informasi kepada dunia usaha, industri untuk regulasi ekspor dan pengendalian impor.
Selain itu, pihaknya juga berupaya untuk meningkatkan daya saing produk ekspor Jateng dengan meningkatkan "capacity building", memberikan fasilitas promosi dagang, melakukan "business matching", melakukan bimbingan teknis manajemen ekspor, dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan eksportir baru.
"Kedepan, akan tersedia pusat layanan informasi ekspor, 'free trade agreement centre' (FTA Centre) pada Disperindag Jateng yang berasal dari pemerintah pusat. Semoga dengan inovasi itu, ekspor Jateng akan terus tumbuh menjadi lebih baik," katanya.
Baca juga: Ekspor Nonmigas Kudus Capai 116,3 Juta Dolar AS
Baca juga: Ekspor Nonmigas Jepara Naik 31,15 Persen
"Pada 2017, ekspor nonmigas Jateng tercatat 7,2 miliar dollar Amerika, jumlah itu naik pada 2018 menjadi 8,09 miliar dollar Amerika atau naik 863 juta dollar Amerika, sedangkan periode Januari-September 2019, ekspor nonmigas Jateng tercatat 6,1 miliar dollar Amerika atau naik 2 persen dibanding periode yang sama di 2018 yang hanya 6,05 miliar dollar Amerika," katanya di Semarang, Rabu.
Menurut dia, capaian ekspor tersebut telah mencapai 97.92 persen dari target tahun ini sehingga dirinya optimistis target ekspor pada 2019 dapat tercapai.
Arif menjelaskan ekspor pada triwulan III 2019 didominasi oleh tiga produk unggulan yakni barang-barang dari kulit sebesar 208,15 juta dollar Amerika, alas kaki dan pakaian jadi bukan rajutan masing-masing 38,57 persen dan 7,89 persen.
Baca juga: Mebel kayu sumbang ekspor terbesar Jepara
Selain itu, tekstil dan produk tekstil (TPT) menyumbang 2,6 miliar dollar Amerika atau 47,85 persen dari total ekspor Jateng di 2019 yang diikuti kayu dan produk kayu, perabot, penerangan rumah yang masing-masing menyumbang 10,92 persen serta dan 8,07 persen.
Untuk negara tujuan ekspor, peringkat pertama masih diduduki Amerika Serikat dengan total ekspor 2,08 miliar dollar Amerika, kemudian Jepang 746,56 juta dollar Amerika dan Tiongkok di urutan ketiga dengan total 503,9 juta dollar Amerika.
Meski mengalami peningkatan ekspor, Arif mengaku belum cukup puas dengan capaian itu sehingga pihaknya akan terus menggenjot ekspor Jateng dan menekan impor.
Baca juga: Ekspor nonmigas Kudus didominasi rokok
Berbagai upaya telah dilakukan Pemprov Jateng guna peningkatan ekspor diantaranya dengan penerbitan surat keterangan asal (SKA) barang ekspor dengan sistem "one day services", melakukan pengamanan akses pasar komoditas ekspor Jateng dari tuduhan dagang negara lain, melakukan diseminasi informasi kepada dunia usaha, industri untuk regulasi ekspor dan pengendalian impor.
Selain itu, pihaknya juga berupaya untuk meningkatkan daya saing produk ekspor Jateng dengan meningkatkan "capacity building", memberikan fasilitas promosi dagang, melakukan "business matching", melakukan bimbingan teknis manajemen ekspor, dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan eksportir baru.
"Kedepan, akan tersedia pusat layanan informasi ekspor, 'free trade agreement centre' (FTA Centre) pada Disperindag Jateng yang berasal dari pemerintah pusat. Semoga dengan inovasi itu, ekspor Jateng akan terus tumbuh menjadi lebih baik," katanya.
Baca juga: Ekspor Nonmigas Kudus Capai 116,3 Juta Dolar AS
Baca juga: Ekspor Nonmigas Jepara Naik 31,15 Persen