Kudus (ANTARA) - Luas areal tanam tanaman padi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada musim tanam pertama hingga pertengahan Januari 2020 baru mencapai 9.228,4 hektare dari target selama musim tanam pertama seluas 13.379 hektare yang tersebar di sembilan kecamatan di Kudus.

"Musim tanam pertama yang dimulai sejak November 2019 hingga Januari 2019 memang belum mencapai target, mengingat ada daerah yang jadwal tanamnya sempat mundur," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Rofiatun di Kudus, Jumat.

Ia mengungkapkan mayoritas areal tanaman padi yang lebih dahulu tanam, merupakan areal persawahan yang menggunakan sistem irigasi dari sumur dengan cara disedot menggunakan pompa.

Sementara itu areal irigasi teknis, seperti di Kecamatan Undaan sempat mundur dari jadwal tanam yang awalnya dijadwalkan 15 Oktober 2019 karena air dari Waduk Kedung Ombo digelontorkan, kemudian mundur menjadi 1 November 2019 sehingga berdampak pada target areal tanam.

Pada Oktober 2019 di Kudus baru sedikit karena baru 117,5 hektare, kemudian bulan November 2019 sebanyak 1.636,2 hektare dan Desember 2019 semakin luas karena mencapai 6.374,7 hektare.

Sementara itu pada Januari 2019 luas sawah yang ditanami tanaman padi mencapai 1.100 hektare sehingga total lahan yang sudah tanam selama MT pertama baru mencapai 9.228,4 hektare.

Jika dibandingkan 2018 kondisinya sangat berbeda, karena pada bulan Oktober 2018 memasuki MT I sudah ada 2.000 hektare lahan yang ditanami padi, kemudian November 2018 meningkat menjadi 7.695 hektare ditanami, sedangkan bulan Desember 2018 ada penambahan 2.259 hektare yang ditanami padi.

Jika luas areal tanam pada MT I tahun 2019/2020 tidak bisa memenuhi target, maka bisa berpengaruh terhadap target produksi gabah pada musim tanam 2019/2020 yang direncanakan sebesar 86.963 ton gabah kering panen.

Berdasarkan draft Peraturan Daerah RTRW yang baru, luas sawah di Kabupaten Kudus yang tersebar di sembilan kecamatan mencapai 20.000 hektare, sekitar 17.000 hektare di antaranya merupakan sawah irigasi teknis dan sisanya merupakan sawah tadah hujan.

Sementara luas lahan sawah yang selama ini menggantungkan air irigasi dari Waduk Kedung Ombo sekitar 7.634 hektare, meliputi areal sawah di Kabupaten Kudus seluas 5.400 hektare dan selebihnya yang tersebar di wilayah Klambu, Kabupaten Grobogan, seluas 2.234 hektare.

Adapun dampak mundurnya MT I, salah satunya adanya ancaman genangan banjir di sejumlah areal pertanian di Kabupaten Kudus karena pada bulan Desember dan Januari biasanya intensitas hujannya semakin tinggi.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2024