Magelang (ANTARA) - Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito memastikan pelayanan pendidikan di daerah itu secara merata dirasakan oleh seluruh siswa, tanpa memandang daerah asal atau ada dikotomi.
"Jangan ada dikotomi. kabupaten atau kota, tapi Magelang. Anak-anak harus dilayani, tanpa memandang asal daerah," kata dia di Magelang, Senin.
Ia mengatakan hal tersebut saat memberikan pembinaan kepada para guru di SMPN 6 Kota Magelang di Jalan Kyai Mojo Nomor 32 Kelurahan Cacaban, Kecamatan Magelang Tengah yang antara lain dihadiri Sekretaris Daerah Joko Budiyono dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang Agus Sujito.
Baca juga: Wali Kota: Dokter RSUD Tidar utamakan pelayanan masyarakat
Ia mengingatkan para guru untuk tidak melakukan dikotomi terhadap para anak didik.
Sigit mengakui tidak sedikit peserta didik yang menempuh pendidikan berbagai sekolah di Kota Magelang berasal dari luar daerah itu.
Hal itu, ujarnya dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Magelang, menandakan bahwa pendidikan di kota tersebut mempunyai nilai tertentu, sedangkan para orang tua berharap anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang baik.
Ia menjelaskan tentang kemajuan pembangunan pendidikan di Kota Magelang yang tidak lepas dari program-program pendidikan dengan memprioritaskan kepentingan anak didik maupun guru, seperti pemberian seragam sekolah dan sepatu gratis hingga pemberian gaji bagi guru tidak tetap (GTT) sesuai dengan ketentuan upah minimum regional (UMR).
"Pemberian seragam gratis dan sebagainya sudah berjalan empat tahun. Banyak yang bersekolah di Kota Magelang karena nilai sekolah-sekolah kita adalah unggul. Para guru adalah penentu masa depan anak-anak di Kota Magelang," katanya.
Sigit juga mengajak para guru untuk berpikir cerdas dalam memajukan daerah setempat yang minim sumber daya alam, termasuk menangkap peluang Kota Magelang sebagai kota satelit terkait dengan keberadaan pengembangan wisata dunia Candi Borobudur dan rencana pembangunan jalan tol Bawen-Yogyakarta.
Sebelum memberikan pembinaan, Wali Kota Sigit menjadi pembina upacara bendera di halaman sekolah setempat.
Kepada para siswa, ia mengimbau mereka tidak khawatir meski berasal dari luar Kota Magelang karena mendapatkan pelayanan pendidikan yang sama.
Ia mengatakan SMPN 6 Kota Magelang yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Magelang terdapat siswa berasal dari Trasan, Bandongan (Kabupaten Magelang) dan sekitarnya.
"Saya tahu letaknya SMPN 6 hampir berbatasan dengan Kabupaten Magelang, ada dari Trasan, Bandongan, daerah utara, selatan dan lainnya. Tidak ada masalah semua mendapatkan pelayanan yang sama," katanya.
Kepala Disdikbud Kota Magelang Agus Sujito mengatakan SMPN 6 memiliki 512 anak didik, di mana 40 persen di antaranya berasal dari Kabupaten Magelang dan 60 persen dari Kota Magelang, sedangkan jumlah guru 27 orang PNS dan enam orang GTT.
Salah satu guru, Jarwanto, menyampaikan apresiasi atas kunjungan Wali Kota Magelang ke SMPN 6 karena secara tidak langsung memotivasi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Ia juga mengapresiasi kebijakan pemerintah kota setempat terkait dengan pendidikan, antara lain pemberlakuan jam belajar serta pembagian seragam dan sepatu gratis.
"Saya rasa pemberlakuan jam belajar (malam, red.) bagi anak itu kebijakan yang bagus, kemudian ada pembagian seragam dan sekolah gratis, termasuk gaji GTT yang UMR itu sangat membantu," ujarnya. (hms).
"Jangan ada dikotomi. kabupaten atau kota, tapi Magelang. Anak-anak harus dilayani, tanpa memandang asal daerah," kata dia di Magelang, Senin.
Ia mengatakan hal tersebut saat memberikan pembinaan kepada para guru di SMPN 6 Kota Magelang di Jalan Kyai Mojo Nomor 32 Kelurahan Cacaban, Kecamatan Magelang Tengah yang antara lain dihadiri Sekretaris Daerah Joko Budiyono dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang Agus Sujito.
Baca juga: Wali Kota: Dokter RSUD Tidar utamakan pelayanan masyarakat
Ia mengingatkan para guru untuk tidak melakukan dikotomi terhadap para anak didik.
Sigit mengakui tidak sedikit peserta didik yang menempuh pendidikan berbagai sekolah di Kota Magelang berasal dari luar daerah itu.
Hal itu, ujarnya dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Magelang, menandakan bahwa pendidikan di kota tersebut mempunyai nilai tertentu, sedangkan para orang tua berharap anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang baik.
Ia menjelaskan tentang kemajuan pembangunan pendidikan di Kota Magelang yang tidak lepas dari program-program pendidikan dengan memprioritaskan kepentingan anak didik maupun guru, seperti pemberian seragam sekolah dan sepatu gratis hingga pemberian gaji bagi guru tidak tetap (GTT) sesuai dengan ketentuan upah minimum regional (UMR).
"Pemberian seragam gratis dan sebagainya sudah berjalan empat tahun. Banyak yang bersekolah di Kota Magelang karena nilai sekolah-sekolah kita adalah unggul. Para guru adalah penentu masa depan anak-anak di Kota Magelang," katanya.
Sigit juga mengajak para guru untuk berpikir cerdas dalam memajukan daerah setempat yang minim sumber daya alam, termasuk menangkap peluang Kota Magelang sebagai kota satelit terkait dengan keberadaan pengembangan wisata dunia Candi Borobudur dan rencana pembangunan jalan tol Bawen-Yogyakarta.
Sebelum memberikan pembinaan, Wali Kota Sigit menjadi pembina upacara bendera di halaman sekolah setempat.
Kepada para siswa, ia mengimbau mereka tidak khawatir meski berasal dari luar Kota Magelang karena mendapatkan pelayanan pendidikan yang sama.
Ia mengatakan SMPN 6 Kota Magelang yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Magelang terdapat siswa berasal dari Trasan, Bandongan (Kabupaten Magelang) dan sekitarnya.
"Saya tahu letaknya SMPN 6 hampir berbatasan dengan Kabupaten Magelang, ada dari Trasan, Bandongan, daerah utara, selatan dan lainnya. Tidak ada masalah semua mendapatkan pelayanan yang sama," katanya.
Kepala Disdikbud Kota Magelang Agus Sujito mengatakan SMPN 6 memiliki 512 anak didik, di mana 40 persen di antaranya berasal dari Kabupaten Magelang dan 60 persen dari Kota Magelang, sedangkan jumlah guru 27 orang PNS dan enam orang GTT.
Salah satu guru, Jarwanto, menyampaikan apresiasi atas kunjungan Wali Kota Magelang ke SMPN 6 karena secara tidak langsung memotivasi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Ia juga mengapresiasi kebijakan pemerintah kota setempat terkait dengan pendidikan, antara lain pemberlakuan jam belajar serta pembagian seragam dan sepatu gratis.
"Saya rasa pemberlakuan jam belajar (malam, red.) bagi anak itu kebijakan yang bagus, kemudian ada pembagian seragam dan sekolah gratis, termasuk gaji GTT yang UMR itu sangat membantu," ujarnya. (hms).