Banjarnegara, Jawa Tengah (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara pada Jumat memasang alat deteksi dini tanah longsor Elwasi di Desa Sirongge, Kecamatan Pandanarum.
"Tahun lalu, di lokasi ini terjadi pergerakan tanah yang menyebabkan sebagian besar warga Dusun Gumelar RT 02 RW 03, Desa Sirongge, diungsikan sementara waktu," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Banjarnegara Andri Sulistyo di Banjarnegara.
Menurut dia, pergerakan tanah di atas bukit Dusun Gumelar bisa berdampak pada lebih kurang 10 hektare area yang meliputi persawahan, kebun, hutan pinus, jalan desa, dan permukiman.
Baca juga: Alat deteksi dini "Elwasi" Banjarnegara diikutkan dalam lomba Krenova Jateng
"Di daerah itu ada 62 rumah yang dihuni 62 keluarga dengan 576 jiwa," katanya.
Andri mengatakan, Desa Sirongge memiliki riwayat dan potensi bencana tanah longsor tipe rayapan, pergerakan tanah yang dipengaruhi faktor kemiringan tanah, tekstur tanah, dan curah hujan.
Oleh karena itu, dia melanjutkan, pemasangan alat deteksi dini tanah longsor sangat dibutuhkan untuk meminimalkan dampak bencana.
Selain memasang alat deteksi dini, Andri mengatakan, BPBD juga menyampaikan sosialisasi tentang ancaman dan tanda-tanda tanah akan longsor serta simulasi mandiri penanganan tanah longsor.
"Saat pemasangan Elwasi, kami juga mengajak anggota Kodim 0704 Banjarnegara, tokoh masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan Destana (Desa Tangguh Bencana) Desa Sirongge sekaligus untuk diberikan pemahaman tentang alat tersebut," katanya.
Ia menjelaskan pula bahwa Elwasi--singkatan dari Eling Waspada lan Siaga-- merupakan alat deteksi dini pergerakan tanah buatan staf Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Banjarnegara yang bernama Sudarsono.
"Lahirnya alat tersebut berawal dari banyaknya kejadian bencana tanah ambles dan longsor di Kabupaten Banjarnegara. Hal itu karena secara struktur kondisi morfologi, topografi, dan geologi, Banjarnegara merupakan daerah rawan bencana tanah longsor sehingga diperlukan alat deteksi dini pergerakan tanah sebagai upaya pengurangan risiko bencana," katanya.
Dia mengatakan bahwa hingga saat ini BPBD telah memasang 14 Elwasi di daerah-daerah rawan longsor. Ia berharap desa-desa yang rawan longsor bisa membeli perangkat tersebut menggunakan dana desa untuk menekan risiko dan dampak bencana.
Baca juga: Pemasangan alat deteksi dini cocok untuk daerah longsor
Baca juga: BPBD Banjarnegara pasang alat deteksi longsor dini buatan sendiri
"Tahun lalu, di lokasi ini terjadi pergerakan tanah yang menyebabkan sebagian besar warga Dusun Gumelar RT 02 RW 03, Desa Sirongge, diungsikan sementara waktu," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Banjarnegara Andri Sulistyo di Banjarnegara.
Menurut dia, pergerakan tanah di atas bukit Dusun Gumelar bisa berdampak pada lebih kurang 10 hektare area yang meliputi persawahan, kebun, hutan pinus, jalan desa, dan permukiman.
Baca juga: Alat deteksi dini "Elwasi" Banjarnegara diikutkan dalam lomba Krenova Jateng
"Di daerah itu ada 62 rumah yang dihuni 62 keluarga dengan 576 jiwa," katanya.
Andri mengatakan, Desa Sirongge memiliki riwayat dan potensi bencana tanah longsor tipe rayapan, pergerakan tanah yang dipengaruhi faktor kemiringan tanah, tekstur tanah, dan curah hujan.
Oleh karena itu, dia melanjutkan, pemasangan alat deteksi dini tanah longsor sangat dibutuhkan untuk meminimalkan dampak bencana.
Selain memasang alat deteksi dini, Andri mengatakan, BPBD juga menyampaikan sosialisasi tentang ancaman dan tanda-tanda tanah akan longsor serta simulasi mandiri penanganan tanah longsor.
"Saat pemasangan Elwasi, kami juga mengajak anggota Kodim 0704 Banjarnegara, tokoh masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan Destana (Desa Tangguh Bencana) Desa Sirongge sekaligus untuk diberikan pemahaman tentang alat tersebut," katanya.
Ia menjelaskan pula bahwa Elwasi--singkatan dari Eling Waspada lan Siaga-- merupakan alat deteksi dini pergerakan tanah buatan staf Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Banjarnegara yang bernama Sudarsono.
"Lahirnya alat tersebut berawal dari banyaknya kejadian bencana tanah ambles dan longsor di Kabupaten Banjarnegara. Hal itu karena secara struktur kondisi morfologi, topografi, dan geologi, Banjarnegara merupakan daerah rawan bencana tanah longsor sehingga diperlukan alat deteksi dini pergerakan tanah sebagai upaya pengurangan risiko bencana," katanya.
Dia mengatakan bahwa hingga saat ini BPBD telah memasang 14 Elwasi di daerah-daerah rawan longsor. Ia berharap desa-desa yang rawan longsor bisa membeli perangkat tersebut menggunakan dana desa untuk menekan risiko dan dampak bencana.
Baca juga: Pemasangan alat deteksi dini cocok untuk daerah longsor
Baca juga: BPBD Banjarnegara pasang alat deteksi longsor dini buatan sendiri