Pati (ANTARA) - Bencana banjir bandang melanda enam desa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, sepanjang awal Januari 2019 yang disebabkan karena sungai di daerah setempat tidak mampu menampung air saat curah hujan tinggi sehingga melimpah ke perkampungan warga.

Menurut Wakil Bupati Pati Saiful Arifin di Pati, Selasa, keenam lokasi banjir tersebut, yakni Desa Margomulyo (Kecamatan Juwana), Desa Cebolek Kidul (Kecamatan Margoyoso), Desa Bogotanjung (Kecamatan Gabus), Desa Tambahagung (Kecamatan Tambakromo), serta Desa Danyangmulyo dan Desa Sarimulyo (Kecamatan Winong).

Ia mengakui penyebab banjir di masing-masing desa berbeda-beda, seperti di Desa Margomulyo dan Desa Cebolek disebabkan karena adanya sumbatan sampah di aliran sungai.

Kemudian, lanjut dia, banjir di Desa Bogotanjung disebabkan karena saluran irigasinya rusak, sedangkan desa lainnya disebabkan karena adanya sumbatan di aliran sungainya, kemudian menyebabkan tanggul jebol karena tidak mampu menahan debit air sungai yang begitu besar.

"Saat ini, sungai yang tersumbat sampah telah dibersihkan. Sedangkan tanggul yang jebol dan saluran irigasi yang rusak sudah diperbaiki," ujarnya.

Untuk memastikan penanganan pascabanjir tersebut, dia mengaku, sudah meninjau penanganan pascabanjir di enam lokasi berbeda hari ini (6/1).

Agar kasus serupa tidak terulang, dia mengimbau masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai maupun saluran air karena bisa menghambat kelancaran aliran air dan bisa mengakibatkan banjir.

"Apalagi, curah hujan juga tinggi sehingga semua pihak harus meningkat kewaspadaan. Selain itu, masyarakat juga harus menjaga aliran sungai tetap lancar dan bebas sampah," ujarnya.

Baca juga: BNPB: Korban meninggal banjir di Jabodetabek bertambah menjadi 53 orang

Kabag Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Pati Ahmadi menambahkan saat ini sudah tidak ada lagi genangan air yang mengganggu aktivitas masyarakat karena kerusakan tanggul maupun sumbatan sampah sudah ditangani.

Ia juga mengajak masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya karena membuang sampah di sungai bisa mengakibatkan penyumbatan sehingga mengakibatkan aliran sungai tidak lancar dan mengakibatkan banjir.

"Peristiwa banjir ini patut menjadi pembelajaran bahwa membuang sampah tidak pada tempatnya bisa mengakibatkan bencana banjir," ujarnya.

Pemkab Pati juga menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Tanggap Bencana Alam Banjir yang hasilnya meminta semua organisasi perangkat daerah (OPD) serta camat aktif terjun ke lokasi untuk melakukan langkah-langkah strategis terkait peristiwa bencana alam.

Selain itu, Pemkab Pati juga menyiapkan alat berat agar ketika diperlukan bisa langsung diterjunkan ke lokasi bencana, serta menginventarisasi titik-titik yang sering terjadi bencana banjir bandang. 
Baca juga: Pengamat: Banjir bisa picu inflasi tinggi

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024