Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan kepada 500-an kepala sekolah SMA dan SMK se-Jateng untuk tidak melakukan pungutan yang tidak sesuai aturan (liar).
"Mari kita jaga integritas. Jangan ada pungli, korupsi dan hal-hal lainnya. Kalau ada, jangan segan laporkan ke saya. Awas, ini saya titip betul, semua harus berjalan transparan dan akuntabel," kata Ganjar, Jumat (27/12).
Dalam kesempatan tersebut Ganjar diminta menyaksikan penandatanganan pakta integritas yang isinya terdiri beberapa poin tentang kesediaan kepala sekolah menjaga integritas dan antikorupsi.
Ganjar pun membandingkan antara pakta integritas dan satu kalimat di stiker Nek Aku Korupsi Ora Slamet serta meminta kepada para kepala sekolah untuk memilih di antara keduanya (tandatangan pakta integritas atau memasang stiker).
Dari sekitar 500-an kepala sekolah SMA dan SMK negeri yang hadir, tidak lebih dari 10 orang yang menyatakan memilih memasang stiker, sementara kepala sekolah lainnya memilih diam sambil berbisik satu sama lainnya hingga menimbulkan suara cukup gaduh.
Baca juga: Stiker antikorupsi di mobil dinas, direspons pejabat
"Saya tidak tahu, apakah ini penting atau tidak. Apakah ini medeni (menakutkan) atau tidak, tapi saya ingin membandingkan pakta integritas ini dengan stiker saya. Ternyata, hari ini saya tahu bahwa stiker ini lebih menakutkan dibanding pakta integritas," kata Ganjar.
Salah satu kepala sekolah yang berani untuk menempel stiker, Kepala SMAN 1 Sukoharjo Sri Soewarsih yang menilai pemasangan stiker di kendaraan dinas sangat efektif sebagai pengingat untuk tidak melakukan korupsi.
"Ini bagus untuk mengingatkan diri sendiri dan orang lain untuk tidak melakukan tindakan korupsi. Dengan adanya stiker ini, maka kita akan lebih berhati-hati dalam setiap pengambilan keputusan," kata Sri Soewarsih.
Menurut Sri Soewarsih, apabila seseorang tidak melakukan tindakan yang melanggar, tentu tidak akan takut.
"Kalau tidak korupsi, kenapa harus takut," tutup Sri Sowarsih.(Kom)
Baca juga: Ganjar ajak pelajar tempeli stiker antikorupsi di mobil dinas
"Mari kita jaga integritas. Jangan ada pungli, korupsi dan hal-hal lainnya. Kalau ada, jangan segan laporkan ke saya. Awas, ini saya titip betul, semua harus berjalan transparan dan akuntabel," kata Ganjar, Jumat (27/12).
Dalam kesempatan tersebut Ganjar diminta menyaksikan penandatanganan pakta integritas yang isinya terdiri beberapa poin tentang kesediaan kepala sekolah menjaga integritas dan antikorupsi.
Ganjar pun membandingkan antara pakta integritas dan satu kalimat di stiker Nek Aku Korupsi Ora Slamet serta meminta kepada para kepala sekolah untuk memilih di antara keduanya (tandatangan pakta integritas atau memasang stiker).
Dari sekitar 500-an kepala sekolah SMA dan SMK negeri yang hadir, tidak lebih dari 10 orang yang menyatakan memilih memasang stiker, sementara kepala sekolah lainnya memilih diam sambil berbisik satu sama lainnya hingga menimbulkan suara cukup gaduh.
Baca juga: Stiker antikorupsi di mobil dinas, direspons pejabat
"Saya tidak tahu, apakah ini penting atau tidak. Apakah ini medeni (menakutkan) atau tidak, tapi saya ingin membandingkan pakta integritas ini dengan stiker saya. Ternyata, hari ini saya tahu bahwa stiker ini lebih menakutkan dibanding pakta integritas," kata Ganjar.
Salah satu kepala sekolah yang berani untuk menempel stiker, Kepala SMAN 1 Sukoharjo Sri Soewarsih yang menilai pemasangan stiker di kendaraan dinas sangat efektif sebagai pengingat untuk tidak melakukan korupsi.
"Ini bagus untuk mengingatkan diri sendiri dan orang lain untuk tidak melakukan tindakan korupsi. Dengan adanya stiker ini, maka kita akan lebih berhati-hati dalam setiap pengambilan keputusan," kata Sri Soewarsih.
Menurut Sri Soewarsih, apabila seseorang tidak melakukan tindakan yang melanggar, tentu tidak akan takut.
"Kalau tidak korupsi, kenapa harus takut," tutup Sri Sowarsih.(Kom)
Baca juga: Ganjar ajak pelajar tempeli stiker antikorupsi di mobil dinas