Solo (ANTARA) - Jaringan pemerhati gerakan fesyen atau mode yang berkelanjutan (Jelujur) mengajak masyarakat mengurangi sampah pakaian dengan mengadakan kegiatan "Jelujur Slow Fashion Festival #01".

"Gerakan mode berkelanjutan dan 'slow fashion' ini tujuannya untuk memperlambat siklus produksi dan konsumsi pakaian dengan mempertimbangan sisi etis pada lingkungan dan sosial," kata Co-founder Jelujur Tania Ajani di sela acara di Solo, Sabtu.

Ia mengatakan dengan memperlambat siklus mode maka sampah yang dihasilkan dari sistem mode akan berkurang.

"Inisiatif kebiasaan baik dalam mengelola pakaian ini kami coba kampanyekan ke masyarakat melalui acara ini, yaitu jual beli pakaian bekas atau 'preloved'. Selain itu, ada juga kegiatan tukar pakaian," katanya.

Ia mengatakan peserta yang datang bisa membawa pakaian untuk kemudian ditukar dengan pakaian yang dibawa oleh peserta lain. Menurut dia, untuk pakaian yang dijual kembali atau ditukar dipastikan telah lolos pengawasan kualitas.

"Dengan memilih untuk tidak langsung membeli pakaian baru tetapi pakaian bekas yang masih baik dan bertukar pakaian maka otomatis siklus produksi dan konsumsi akan melambat dan beban lingkungan dari sampah yang dihasilkan industri pakaian juga berkurang," katanya.

Ia mengatakan sebesar 20 persen dari hasil penjualan pakaian "preloved" pada kegiatan tersebut akan didonasikan kepada 3C atau "Childhood Cancer Care". Sebagaimana diketahui, 3C merupakan komunitas sosial yang peduli pada pasien kanker anak di RSUD dr Moewardi dan keluarganya.

Sementara itu, dikatakannya, untuk sukarelawan dari aksi sosial tersebut berawal dari interaksi maya di media sosial Instagram.

"Berawal dari mereka mengikuti akun instagram @Jelujur yang aktif membagikan konten tentang berbagai inisiatif kepedulian pada mode yang berkelanjutan. Kemudian kami tergerak untuk bersama-sama mengadakan kegiatan 'Jelujur Slow Fashion Festival #01' ini," katanya. 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2024