Solo (ANTARA) - Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi Surakarta, Jawa Tengah, mulai beroperasi normal pascapenutupan akibat pencemaran parah yang terjadi di Sungai Bengawan Solo pada minggu lalu.
"Pascapenutupan selama beberapa hari kami beroperasi tetapi belum normal, hanya mengolah pasokan dari Intake Semanggi," kata Kepala Instalasi Produksi Wilayah Selatan IPA Semanggi Nuryanto di Solo, Jumat.
Sedangkan pasokan dari Intake Jurug dan Jebres baru kembali normal mulai tanggal 6 November mengingat tingkat pencemarannya yang cukup parah.
Baca juga: Pengolahan air baku dari Bendungan Logung bakal dikelola swasta
"Kalau pencemaran air yang diambil oleh Intake Semanggi hanya berasal dari Sungai Samin, sedangkan saluran air Bengawan Solo yang diambil oleh Intake Jebres dan Jurug ketambahan limbah dari Sungai Premulung dan Demangan," katanya.
Ia mengatakan jika limbah yang mencemari Sungai Samin merupakan etanol-alkohol, untuk limbah dari Premulung dan Demangan merupakan limbah rumah tangga dan dari pabrik tekstil.
Sementara itu, meskipun air baku yang diambil oleh Intake Jurug dan Jebres volumenya mulai normal, pihaknya masih harus mengandalkan bantuan lumpur untuk mengikat kandungan warna yang terdapat pada air Sungai Bengawan Solo.
"Paling tidak satu hari kami membutuhkan satu truk lumpur untuk proses ini. Kami ambilkan dari wilayah Sukoharjo karena senyawanya masih identik dengan Bengawan Solo. Sedangkan dari Intake Semanggi tidak perlu menggunakan lumpur karena meski air masih berwarna tetapi mulai pudar," katanya.
Sementara itu, terkait dengan volume produksi di IPA Semanggi terdiri dari 70-80 liter/detik dari Intake Semanggi dan 140-150 liter/detik dari Intake Jebres dan Jurug.
"Dengan produksi ini kami melayani kebutuhan air bersih kepada sebanyak 6.500 pelanggan yang ada di Kota Solo dan sebagian lagi di Kabupaten Sukoharjo wilayah utara," katanya.
Baca juga: IPA tercemar limbah ditutup PDAM Surakarta
"Pascapenutupan selama beberapa hari kami beroperasi tetapi belum normal, hanya mengolah pasokan dari Intake Semanggi," kata Kepala Instalasi Produksi Wilayah Selatan IPA Semanggi Nuryanto di Solo, Jumat.
Sedangkan pasokan dari Intake Jurug dan Jebres baru kembali normal mulai tanggal 6 November mengingat tingkat pencemarannya yang cukup parah.
Baca juga: Pengolahan air baku dari Bendungan Logung bakal dikelola swasta
"Kalau pencemaran air yang diambil oleh Intake Semanggi hanya berasal dari Sungai Samin, sedangkan saluran air Bengawan Solo yang diambil oleh Intake Jebres dan Jurug ketambahan limbah dari Sungai Premulung dan Demangan," katanya.
Ia mengatakan jika limbah yang mencemari Sungai Samin merupakan etanol-alkohol, untuk limbah dari Premulung dan Demangan merupakan limbah rumah tangga dan dari pabrik tekstil.
Sementara itu, meskipun air baku yang diambil oleh Intake Jurug dan Jebres volumenya mulai normal, pihaknya masih harus mengandalkan bantuan lumpur untuk mengikat kandungan warna yang terdapat pada air Sungai Bengawan Solo.
"Paling tidak satu hari kami membutuhkan satu truk lumpur untuk proses ini. Kami ambilkan dari wilayah Sukoharjo karena senyawanya masih identik dengan Bengawan Solo. Sedangkan dari Intake Semanggi tidak perlu menggunakan lumpur karena meski air masih berwarna tetapi mulai pudar," katanya.
Sementara itu, terkait dengan volume produksi di IPA Semanggi terdiri dari 70-80 liter/detik dari Intake Semanggi dan 140-150 liter/detik dari Intake Jebres dan Jurug.
"Dengan produksi ini kami melayani kebutuhan air bersih kepada sebanyak 6.500 pelanggan yang ada di Kota Solo dan sebagian lagi di Kabupaten Sukoharjo wilayah utara," katanya.
Baca juga: IPA tercemar limbah ditutup PDAM Surakarta