Purwokerto (ANTARA) - Komandan Komando Distrik Militer 0701/Banyumas Letnan Kolonel Infanteri Candra meminta masyarakat Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah waspada terhadap tanah longsor dan banjir.
"Mesti antisipasi, jangan sampai musim hujan ini, tanah yang kering terlalu lama, begitu kena hujan langsung longsor, bahaya," katanya saat acara Silaturahim Dandim 0701/Banyumas dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Banyumas di Purwokerto, Banyumas, Senin sore.
Bahkan, katanya, pada awal musim hujan di Kabupaten Banyumas, telah ada kejadian dapur rumah warga yang tertimpa longsor.
Terkait dengan hal itu, pihaknya bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas akan menggelar rapat koordinasi sebagai upaya antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya tanah longsor dan banjir.
"Prediksi datangnya musim hujan sebenarnya minggu kedua bulan November, namun ternyata lebih cepat. Kita perlu antisipasi terjadinya longsor, banjir, dan akibat-akibat lain yang ditimbulkan. Kita sudah melihat titik-titik kerawanan ini berdasarkan adanya kejadian-kejadian yang lalu," katanya.
Dia mengatakan daerah rawan tanah longsor dan banjir tersebut akan dipaparkan oleh BPBD Kabupaten Banyumas saat rapat koordinasi sehingga semua pemangku kepentingan, termasuk camat, para komando rayon militer, dan kepala kepolisian sektor, mengetahui lokasi-lokasinya sehingga bisa mengantisipasi dan menyiapkan sarana-prasarananya.
Selain itu, pihaknya bersama BPBD Kabupaten Banyumas akan mengecek semua kesiapan peralatan penanganan bencana alam, termasuk titik-titik evakuasi bagi warga jika terjadi bencana.
Baca juga: Rawan longsor, warga Cilacap diimbau cek kondisi tanah sekelilingnya
Pada kesempatan sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Ariono Poerwanto mengimbau masyarakat waspada terhadap tanah longsor, tanah bergerak, dan banjir saat musim hujan.
Sebanyak 18 di antara 27 kecamatan di Kabupaten Banyumas, kata dia, rawan tanah longsor maupun tanah bergerak, terutama di daerah pegunungan, seperti Cilongok, Gumelar, Kedungbanteng, dan Somagede.
Daerah rawan banjir, di antaranya Kecamatan Tambak, Sumpiuh, Banyumas, Purwokerto Selatan, dan sejumlah wilayah di tepian Sungai Serayu.
Ia mengimbau masyarakat untuk memantau kondisi tebing yang rawan longsor dan membersihkan saluran air yang tersumbat sampah agar alirannya lancar saat musim hujan.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meterologi Tunggul Wulung, Cilacap, Teguh Wardoyo, mengimbau masyarakat yang bermukim di wilayah pegunungan tengah Jateng untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya peningkatan intensitas hujan mulai pertengahan November.
"Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, wilayah Jawa Tengah secara umum akan memasuki musim hujan pada bulan November. Pada awal-awal bulan November, intensitas hujannya diprakirakan masih ringan hingga sedang, namun mulai pertengahan bulan diprakirakan mulai meningkat," katanya
Bahkan, kata dia, curah hujan pada November di wilayah pegunungan tengah Jateng, khususnya Banjarnegara bagian utara, sebagian kecil Banjarnegara bagian timur, Wonosobo bagian barat, dan Pekalongan bagian selatan, diprakirakan lebih dari 500 milimeter atau sangat tinggi.
Curah hujan di wilayah pegunungan tengah Jateng lainnya, seperti Banyumas bagian timur laut, sebagian besar Purbalingga, Pemalang bagian tenggara, Pekalongan bagian barat, sebagian besar Banjarnegara, serta sebagian besar Wonosobo diprakirakan berkisar 401-500 milimeter dan masuk kategori tinggi.
Teguh mengatakan curah hujan di wilayah Jateng bagian selatan, seperti sebagian besar Cilacap, sebagian besar Banyumas termasuk sekitar Gunung Slamet, Purbalingga bagian selatan, Banjarnegara bagian barat, sebagian besar Kebumen, serta Purworejo bagian utara diprakirakan berkisar 301-400 milimeter dan masih masuk kategori tinggi.
Baca juga: Antisipasi longsor, ini langkah-langkah BPBD Banjarnegara
Baca juga: Ganjar Minta Kabupaten/Kota Antisipasi Banjir dan Longsor
Baca juga: Antisipasi Longsor, Wonosobo Intensifkan Patroli Daerah Rawan Bencana
"Mesti antisipasi, jangan sampai musim hujan ini, tanah yang kering terlalu lama, begitu kena hujan langsung longsor, bahaya," katanya saat acara Silaturahim Dandim 0701/Banyumas dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Banyumas di Purwokerto, Banyumas, Senin sore.
Bahkan, katanya, pada awal musim hujan di Kabupaten Banyumas, telah ada kejadian dapur rumah warga yang tertimpa longsor.
Terkait dengan hal itu, pihaknya bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas akan menggelar rapat koordinasi sebagai upaya antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya tanah longsor dan banjir.
"Prediksi datangnya musim hujan sebenarnya minggu kedua bulan November, namun ternyata lebih cepat. Kita perlu antisipasi terjadinya longsor, banjir, dan akibat-akibat lain yang ditimbulkan. Kita sudah melihat titik-titik kerawanan ini berdasarkan adanya kejadian-kejadian yang lalu," katanya.
Dia mengatakan daerah rawan tanah longsor dan banjir tersebut akan dipaparkan oleh BPBD Kabupaten Banyumas saat rapat koordinasi sehingga semua pemangku kepentingan, termasuk camat, para komando rayon militer, dan kepala kepolisian sektor, mengetahui lokasi-lokasinya sehingga bisa mengantisipasi dan menyiapkan sarana-prasarananya.
Selain itu, pihaknya bersama BPBD Kabupaten Banyumas akan mengecek semua kesiapan peralatan penanganan bencana alam, termasuk titik-titik evakuasi bagi warga jika terjadi bencana.
Baca juga: Rawan longsor, warga Cilacap diimbau cek kondisi tanah sekelilingnya
Pada kesempatan sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Ariono Poerwanto mengimbau masyarakat waspada terhadap tanah longsor, tanah bergerak, dan banjir saat musim hujan.
Sebanyak 18 di antara 27 kecamatan di Kabupaten Banyumas, kata dia, rawan tanah longsor maupun tanah bergerak, terutama di daerah pegunungan, seperti Cilongok, Gumelar, Kedungbanteng, dan Somagede.
Daerah rawan banjir, di antaranya Kecamatan Tambak, Sumpiuh, Banyumas, Purwokerto Selatan, dan sejumlah wilayah di tepian Sungai Serayu.
Ia mengimbau masyarakat untuk memantau kondisi tebing yang rawan longsor dan membersihkan saluran air yang tersumbat sampah agar alirannya lancar saat musim hujan.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meterologi Tunggul Wulung, Cilacap, Teguh Wardoyo, mengimbau masyarakat yang bermukim di wilayah pegunungan tengah Jateng untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya peningkatan intensitas hujan mulai pertengahan November.
"Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, wilayah Jawa Tengah secara umum akan memasuki musim hujan pada bulan November. Pada awal-awal bulan November, intensitas hujannya diprakirakan masih ringan hingga sedang, namun mulai pertengahan bulan diprakirakan mulai meningkat," katanya
Bahkan, kata dia, curah hujan pada November di wilayah pegunungan tengah Jateng, khususnya Banjarnegara bagian utara, sebagian kecil Banjarnegara bagian timur, Wonosobo bagian barat, dan Pekalongan bagian selatan, diprakirakan lebih dari 500 milimeter atau sangat tinggi.
Curah hujan di wilayah pegunungan tengah Jateng lainnya, seperti Banyumas bagian timur laut, sebagian besar Purbalingga, Pemalang bagian tenggara, Pekalongan bagian barat, sebagian besar Banjarnegara, serta sebagian besar Wonosobo diprakirakan berkisar 401-500 milimeter dan masuk kategori tinggi.
Teguh mengatakan curah hujan di wilayah Jateng bagian selatan, seperti sebagian besar Cilacap, sebagian besar Banyumas termasuk sekitar Gunung Slamet, Purbalingga bagian selatan, Banjarnegara bagian barat, sebagian besar Kebumen, serta Purworejo bagian utara diprakirakan berkisar 301-400 milimeter dan masih masuk kategori tinggi.
Baca juga: Antisipasi longsor, ini langkah-langkah BPBD Banjarnegara
Baca juga: Ganjar Minta Kabupaten/Kota Antisipasi Banjir dan Longsor
Baca juga: Antisipasi Longsor, Wonosobo Intensifkan Patroli Daerah Rawan Bencana