Banjarnegara (Antaranews Jateng) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, berupaya mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana tanah longsor saat musim hujan, kata Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Arief Rahman.
"Saat ini memang masih musim kemarau karena berdasarkan prakiraan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), Kabupaten Banjarnegara akan memasuki musim hujan pada bulan Oktober," katanya di Banjarnegara, Jumat.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi dan mengingatkan warga agar waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana longsor.
Menurut dia, hal itu disebabkan sekitar 70 persen wilayah Kabupaten Banjarnegara masuk dalam zona merah bencana longsor dengan tingkat kerawanan sedang hingga tinggi.
"Di Kabupaten Banjarnegara terdapat 12 kelurahan dan 266 desa yang tersebar di 20 kecamatan. Dari jumlah tersebut, berdasarkan pemetaan yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tercatat sekitar 195 desa berada di daerah rawan longsor," katanya.
Terkait dengan hal itu, Arief mengatakan pihaknya berupaya membentuk desa tangguh bencana di desa-desa yang rawan bencana longsor dan hingga saat ini telah terbentuk 40 desa tangguh bencana.
Selain itu, kata dia, pihaknya bersama PVMBG pada tahun anggaran 2018 akan memberikan sosialisasi khususnya tentang bencana longsor di sekolah-sekolah yang berada di daerah rawan longsor dalam rangka membentuk sekolah siaga bencana.
"Tahun ini kami bersama PVMBG akan melakukan sosialisasi di lima sekolah yang berada di daerah rawan longsor," jelasnya.
Dia mengakui jika dalam beberapa hari terakhir, hujan sering mengguyur sejumlah wilayah Banjarnegara meskipun saat sekarang masih berlangsung musim kemarau.
Oleh karena itu, kata dia, bagi warga yang bermukim di wilayah rawan longsor khususnya daerah tebing diimbau untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana karena kondisi tanah yang kering akibat kemarau akan mudah longsor ketika terkena air hujan.
"Jadi, kalau ada retakan-retakan di tanah, kami harap segera ditutup agar tidak kemasukan air sehingga mengakibatkan terjadinya longsor," katanya.
"Saat ini memang masih musim kemarau karena berdasarkan prakiraan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), Kabupaten Banjarnegara akan memasuki musim hujan pada bulan Oktober," katanya di Banjarnegara, Jumat.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi dan mengingatkan warga agar waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana longsor.
Menurut dia, hal itu disebabkan sekitar 70 persen wilayah Kabupaten Banjarnegara masuk dalam zona merah bencana longsor dengan tingkat kerawanan sedang hingga tinggi.
"Di Kabupaten Banjarnegara terdapat 12 kelurahan dan 266 desa yang tersebar di 20 kecamatan. Dari jumlah tersebut, berdasarkan pemetaan yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tercatat sekitar 195 desa berada di daerah rawan longsor," katanya.
Terkait dengan hal itu, Arief mengatakan pihaknya berupaya membentuk desa tangguh bencana di desa-desa yang rawan bencana longsor dan hingga saat ini telah terbentuk 40 desa tangguh bencana.
Selain itu, kata dia, pihaknya bersama PVMBG pada tahun anggaran 2018 akan memberikan sosialisasi khususnya tentang bencana longsor di sekolah-sekolah yang berada di daerah rawan longsor dalam rangka membentuk sekolah siaga bencana.
"Tahun ini kami bersama PVMBG akan melakukan sosialisasi di lima sekolah yang berada di daerah rawan longsor," jelasnya.
Dia mengakui jika dalam beberapa hari terakhir, hujan sering mengguyur sejumlah wilayah Banjarnegara meskipun saat sekarang masih berlangsung musim kemarau.
Oleh karena itu, kata dia, bagi warga yang bermukim di wilayah rawan longsor khususnya daerah tebing diimbau untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana karena kondisi tanah yang kering akibat kemarau akan mudah longsor ketika terkena air hujan.
"Jadi, kalau ada retakan-retakan di tanah, kami harap segera ditutup agar tidak kemasukan air sehingga mengakibatkan terjadinya longsor," katanya.