Purwokerto (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mempertemukan pelaku usaha kecil menengah (UKM) dari berbagai wilayah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dengan para pengusaha ritel se-Indonesia dalam rangka memperluas pasar produk UKM, kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto.
"Kita mengumpulkan sekitar 150 UKM, namanya adalah temu usaha, di mana kita mempertemukan UKM-UKM Banyumas ini dengan ritel modern yang ada di seluruh Indonesia. Alhamdulillah, sudah hadir tadi pagi, Ketua Aprindo, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia," katanya saat melakukan kunjungan kerja di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, Jumat.
Menurut dia, kehadiran Ketua Aprindo tersebut untuk melihat dan menilai produk-produk unggulan yang ada di Banyumas dengan tujuan UKM-UKM tersebut mempunyai akses pasar.
Baca juga: Pemkot Surakarta mulai kurasi UKM Expo 2019
Ia mengakui banyak UKM yang tidak mengetahui cara untuk memulai menjual produknya ke ritel modern.
"Padahal, kita tahu bahwa di sini sudah tumbuh ritel-ritel modern seperti Alfamart dan Indomaret yang sudah menyebar. Tapi sering kali banyak UKM kita yang tidak tahu bagaimana barang kita bisa dipajang di sana," katanya.
Oleh karena itu, dalam waktu dua hari yang dimulai sejak Kamis (31/10/2019), kata dia, Kemendag bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas menggandeng para praktisi UKM untuk memberikan pelatihan kepada para pelaku UKM.
Menurut dia, pelatihan yang dilaksanakan pada hari Kamis itu berupa cara memroduksi yang baik, membuat kemasan yang menarik, dam pembuatan administrasi yang baik.
"Setelah itu, barang-barangnya hari ini Jumat kita gelar dan kita pertemukan dengan para pemilik ritel di Indonesia yang punya cabang di seluruh Indonesia. Harapan kami adalah produk-produk unggulan yang ada di Banyumas ini betul-betul tidak hanya dijual di lokal karena ini nantinya kalau sudah katakanlah Carrefour mengambil, itu nanti tersebar ke seluruh Indonesia," katanya.
Suhanto mengatakan hal itu merupakan akses pasar riil yang menjadi program nyata dan benar-benar dirasakan oleh pelaku usaha yang berujung pada meningkatnya kinerja dan omzet.
Jika pelaku UKM sudah punya pasar di ritel modern, kata dia, hal itu berarti mereka sudah punya kepastian.
"Masalah utama di dalam UKM adalah kadang-kadang mereka bisa memroduksi tetapi tidak bisa menjual," katanya.
Selain ritel modern, kata dia, pihaknya juga mendatangkan pelaku usaha perdagangan dalam jaringan (e-commerce) seperti Tokopedia dan Shopee untuk melatih pelaku UKM mengenai cara berjualan secara online (dalam jaringan/daring).
Baca juga: Potensi lokal di Solo digarap melalui pameran UKM
"Kita mengumpulkan sekitar 150 UKM, namanya adalah temu usaha, di mana kita mempertemukan UKM-UKM Banyumas ini dengan ritel modern yang ada di seluruh Indonesia. Alhamdulillah, sudah hadir tadi pagi, Ketua Aprindo, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia," katanya saat melakukan kunjungan kerja di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, Jumat.
Menurut dia, kehadiran Ketua Aprindo tersebut untuk melihat dan menilai produk-produk unggulan yang ada di Banyumas dengan tujuan UKM-UKM tersebut mempunyai akses pasar.
Baca juga: Pemkot Surakarta mulai kurasi UKM Expo 2019
Ia mengakui banyak UKM yang tidak mengetahui cara untuk memulai menjual produknya ke ritel modern.
"Padahal, kita tahu bahwa di sini sudah tumbuh ritel-ritel modern seperti Alfamart dan Indomaret yang sudah menyebar. Tapi sering kali banyak UKM kita yang tidak tahu bagaimana barang kita bisa dipajang di sana," katanya.
Oleh karena itu, dalam waktu dua hari yang dimulai sejak Kamis (31/10/2019), kata dia, Kemendag bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas menggandeng para praktisi UKM untuk memberikan pelatihan kepada para pelaku UKM.
Menurut dia, pelatihan yang dilaksanakan pada hari Kamis itu berupa cara memroduksi yang baik, membuat kemasan yang menarik, dam pembuatan administrasi yang baik.
"Setelah itu, barang-barangnya hari ini Jumat kita gelar dan kita pertemukan dengan para pemilik ritel di Indonesia yang punya cabang di seluruh Indonesia. Harapan kami adalah produk-produk unggulan yang ada di Banyumas ini betul-betul tidak hanya dijual di lokal karena ini nantinya kalau sudah katakanlah Carrefour mengambil, itu nanti tersebar ke seluruh Indonesia," katanya.
Suhanto mengatakan hal itu merupakan akses pasar riil yang menjadi program nyata dan benar-benar dirasakan oleh pelaku usaha yang berujung pada meningkatnya kinerja dan omzet.
Jika pelaku UKM sudah punya pasar di ritel modern, kata dia, hal itu berarti mereka sudah punya kepastian.
"Masalah utama di dalam UKM adalah kadang-kadang mereka bisa memroduksi tetapi tidak bisa menjual," katanya.
Selain ritel modern, kata dia, pihaknya juga mendatangkan pelaku usaha perdagangan dalam jaringan (e-commerce) seperti Tokopedia dan Shopee untuk melatih pelaku UKM mengenai cara berjualan secara online (dalam jaringan/daring).
Baca juga: Potensi lokal di Solo digarap melalui pameran UKM