Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta mulai melakukan kurasi UKM Expo yang diselenggarakan di Mal Solo Paragon pada 12-15 Juni 2019 untuk memastikan kualitas usaha dan produk peserta pameran tersebut.
"Untuk pelaksanaan kali ini memang kami desain sedemikian rupa sehingga mereka lebih mengerti dan mampu meningkatkan kualitas mereka," kata Ketua Panitia UKM Expo 2019 Daryono di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan kurasi tersebut penting karena ekspo itu kesempatan promosi atau pemasaran produk lokal untuk bisa bersaing di pasar global.
"Jadi sebelum diikutkan di tingkat nasional, kegiatan ini berfungsi sebagai sarana penjaringan," katanya.
Pada kurasi tersebut, pihaknya memastikan mulai dari berapa banyak kemampuan produksi pelaku UKM, bagaimana langkah pengembangan usahanya, hingga pengolahan limbah yang dilakukan.
"Selain itu, kami juga bertanya ke pelaku usaha terkait 'product knowledge' dan kuantitas produksi. Mereka juga harus punya visi sebagai perusahaan profesional," katanya.
Ia mengatakan pada pelaksanaan kali ini totalnya 52 UKM dari 45 kelurahan yang mengikuti UKM Expo tersebut.
"Pada prinsipnya kami ingin dengan mengikuti pameran ini publik akan tahu potensi UKM di setiap kelurahan yang ada di Kota Solo. Dengan demikian harapannya pasar UKM dapat lebih luas," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta Nur Haryani mengatakan sudah menjadi tugas pemerintah kota untuk mengangkat potensi ekonomi masyarakat.
Meski demikian, ia enggan menyampaikan target transaksi pada pameran tersebut mengingat tujuan utamanya adalah membuka pasar UKM.
Ia berharap melalui pameran tersebut produk UKM di tingkat kelurahan yang belum dikenal bisa menjadi lebih terkenal sehingga mampu memperluas pasar dari produk-produk unggulan tersebut.
"Untuk pelaksanaan kali ini memang kami desain sedemikian rupa sehingga mereka lebih mengerti dan mampu meningkatkan kualitas mereka," kata Ketua Panitia UKM Expo 2019 Daryono di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan kurasi tersebut penting karena ekspo itu kesempatan promosi atau pemasaran produk lokal untuk bisa bersaing di pasar global.
"Jadi sebelum diikutkan di tingkat nasional, kegiatan ini berfungsi sebagai sarana penjaringan," katanya.
Pada kurasi tersebut, pihaknya memastikan mulai dari berapa banyak kemampuan produksi pelaku UKM, bagaimana langkah pengembangan usahanya, hingga pengolahan limbah yang dilakukan.
"Selain itu, kami juga bertanya ke pelaku usaha terkait 'product knowledge' dan kuantitas produksi. Mereka juga harus punya visi sebagai perusahaan profesional," katanya.
Ia mengatakan pada pelaksanaan kali ini totalnya 52 UKM dari 45 kelurahan yang mengikuti UKM Expo tersebut.
"Pada prinsipnya kami ingin dengan mengikuti pameran ini publik akan tahu potensi UKM di setiap kelurahan yang ada di Kota Solo. Dengan demikian harapannya pasar UKM dapat lebih luas," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta Nur Haryani mengatakan sudah menjadi tugas pemerintah kota untuk mengangkat potensi ekonomi masyarakat.
Meski demikian, ia enggan menyampaikan target transaksi pada pameran tersebut mengingat tujuan utamanya adalah membuka pasar UKM.
Ia berharap melalui pameran tersebut produk UKM di tingkat kelurahan yang belum dikenal bisa menjadi lebih terkenal sehingga mampu memperluas pasar dari produk-produk unggulan tersebut.