Solo (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Pelayanan Pelanggan (UP3) Surakarta mulai memetakan wilayah untuk pembangunan infrastruktur listrik bagi industri.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Pemda terkait perubahan rencana tata ruang wilayah (RTRW) di masing-masing daerah, termasuk daerah mana yang dikembangkan untuk kawasan industri," kata Manajer PT PLN (Persero) UP3 Mundhakir usai peringatan Hari Listrik Nasional ke-74 di Solo, Senin.
Ia mengatakan yang saat ini sudah mengajukan yaitu Kabupaten Karanganyar dan yang masih proses adalah Kabupaten Sragen. Menurut dia, di Kabupaten Karanganyar infrastruktur listrik untuk industri akan dikembangkan di Kebakkramat, Jaten, Palur, dan Gondangrejo.
"Kalau Sragen yang sudah kami petakan yaitu Gemolong, Sumberlawang, dan Sambungmacan," katanya.
Baca juga: PLN berhasil tingkatkan pertumbuhan kWh di triwulan III
Selanjutnya, untuk daerah lain seperti Kabupaten Boyolali, ia memperkirakan pengembangan infrastruktur listrik di Kecamatan Banyudono, Nogosari, Ampel ke timur, Sambi, dan Simo. Sedangkan untuk Kabupaten Sukoharjo akan dikembangkan di Grogol, Nguter, dan Telukan.
"Kalau Wonogiri masih proses. Pada prinsipnya jika ada potensi besar maka kami kembangkan. Tujuannya agar dunia usaha makin banyak yang masuk ke Soloraya," katanya.
Ia mengatakan upaya tersebut dilakukan sebagai respon dari misi pemerintah pusat yang menargetkan rasio elektrifikasi di Indonesia mencapai 100 persen. Di Soloraya sendiri, dikatakannya, saat ini rasio elektrifikasi mencapai 99,6 persen.
Selain berupaya terus memenuhi kebutuhan listrik bagi sektor industri, pihaknya juga berupaya memastikan terpenuhinya kebutuhan listrik bagi pelanggan rumah tangga.
"Untuk mempercepat rasio elektrifikasi ini kami ada program 'one man one hope'. Ini program internal, yaitu satu karyawan bisa melistriki satu rumah. Hingga bulan September ini kami sudah mampu melistriki 67 rumah tangga," katanya.
Terkait hal itu, pihaknya berupaya memastikan program "one man one hope" terus berjalan sehingga rumah tangga khususnya yang kurang mampu bisa menikmati listrik.
Baca juga: PLN pererat sinergi dengan stakeholder terkait
"Kami sudah berkoordinasi dengan Pemda terkait perubahan rencana tata ruang wilayah (RTRW) di masing-masing daerah, termasuk daerah mana yang dikembangkan untuk kawasan industri," kata Manajer PT PLN (Persero) UP3 Mundhakir usai peringatan Hari Listrik Nasional ke-74 di Solo, Senin.
Ia mengatakan yang saat ini sudah mengajukan yaitu Kabupaten Karanganyar dan yang masih proses adalah Kabupaten Sragen. Menurut dia, di Kabupaten Karanganyar infrastruktur listrik untuk industri akan dikembangkan di Kebakkramat, Jaten, Palur, dan Gondangrejo.
"Kalau Sragen yang sudah kami petakan yaitu Gemolong, Sumberlawang, dan Sambungmacan," katanya.
Baca juga: PLN berhasil tingkatkan pertumbuhan kWh di triwulan III
Selanjutnya, untuk daerah lain seperti Kabupaten Boyolali, ia memperkirakan pengembangan infrastruktur listrik di Kecamatan Banyudono, Nogosari, Ampel ke timur, Sambi, dan Simo. Sedangkan untuk Kabupaten Sukoharjo akan dikembangkan di Grogol, Nguter, dan Telukan.
"Kalau Wonogiri masih proses. Pada prinsipnya jika ada potensi besar maka kami kembangkan. Tujuannya agar dunia usaha makin banyak yang masuk ke Soloraya," katanya.
Ia mengatakan upaya tersebut dilakukan sebagai respon dari misi pemerintah pusat yang menargetkan rasio elektrifikasi di Indonesia mencapai 100 persen. Di Soloraya sendiri, dikatakannya, saat ini rasio elektrifikasi mencapai 99,6 persen.
Selain berupaya terus memenuhi kebutuhan listrik bagi sektor industri, pihaknya juga berupaya memastikan terpenuhinya kebutuhan listrik bagi pelanggan rumah tangga.
"Untuk mempercepat rasio elektrifikasi ini kami ada program 'one man one hope'. Ini program internal, yaitu satu karyawan bisa melistriki satu rumah. Hingga bulan September ini kami sudah mampu melistriki 67 rumah tangga," katanya.
Terkait hal itu, pihaknya berupaya memastikan program "one man one hope" terus berjalan sehingga rumah tangga khususnya yang kurang mampu bisa menikmati listrik.
Baca juga: PLN pererat sinergi dengan stakeholder terkait