Purwokerto (ANTARA) - Sebanyak 21 anggota baru Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Satria Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengikuti pendidikan dasar selama sepekan di lereng Gunung Slamet.
"Kepanitiaan Diksar (Pendidikan Dasar) terdiri atas tiga unsur, yakni Badan Pengawas Diksar (BPD), instruktur, dan panitia," kata Ketua Umum Mapala Satria UMP yang juga BPD Adi Priyanto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Dalam hal ini, kata dia, BPD bertugas mengawasi jalannya kegiatan Diksar agar sesuai dengan konsep yang disusun.
Jika belum sesuai dengan konsep, lanjut dia, BPD berhak menegur dan meluruskannya.
"Konsep Diksar tahun ini membentuk anggota baru menjadi mahasiswa yang berkarakter, memiliki mental yang kuat, memiliki loyalitas yang tinggi, dan kesadaran organisasi," jelasnya.
Baca juga: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP gelar Sekolah Pasar Modal Syariah
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Pramus mengatakan kegiatan Diksar selama enam hari itu berisi olahraga alam bebas untuk mengajarkan anggota baru tentang cara menaiki bukit (prusiking) dan menuruni lembah (repling).
Selain itu, kata dia, anggota baru juga diajari navigasi darat yang merupakan standar utama ketika menyusuri hutan agar tidak tersesat.
Menurut dia, anggota baru juga mendapatkan materi search and rescue (SAR) berupa teknik dasar penyisiran ketika mencari orang hilang di dalam hutan.
"Harapan saya, anggota baru ini dapat melanjutkan proses hingga anggota tetap dan mengikuti pendidikan lanjutan, sehingga bisa berkontribusi untuk Mapala Satria hingga kepengurusan," katanya.
Anggota baru Mapala Satria UMP berfoto bersama Panitia Diksar di depan kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto. (ANTARA/HO-UMP)
Koordinator Instruktur Diksar Kisnoyo mengatakan tugas instruktur sebagai pelaksana konsep yang telah dibuat Badik (Badan Instruktur) dan BPD.
Menurut dia, instruktur memegang kuasa penuh atas berjalannya kegiatan di lapangan dan bertugas menyampaikan materi kepada peserta.
"Jumlah peserta yang mengikuti Diksar sebanyak 21 orang. Mereka adalah anak-anak pilihan dari hasil seleksi yang kita lakukan dengan jumlah peserta 143 orang," kata dia yang akrab disapa Seta.
Baca juga: UMP-Bank Jateng Syariah gelar kegiatan bersepeda bersama
Ia mengatakan kegiatan dalam Diksar cukup banyak, antara lain longmarch dari Rumah Putih Ketenger menuju titik camp pertama di lereng Gunung Slamet.
Selanjutnya aplikasi shelter atau bivak, aplikasi botani dan zoologi, aplikasi survival terkait dengan perapian yang tradisional, membuat trap atau jebakan burung dan ikan untuk dapat bertahan hidup di hutan, olahraga alam bebas berupa prusiking dan repling, SAR dasar berupa teknik sisir, dan navigasi dasar.
"Anggota baru hanya dibekali alat pribadi dan survival kit saja. Puncaknya, anggota baru menyelesaikan Diksar dengan longmarch dari lereng Gunung Slamet hingga kampus," katanya. (tgr)
Baca juga: UMP ciptakan apoteker yang siap bersaing di kancah nasional-internasional
Baca juga: Mahasiswa UMP sabet juara II di Puspitek Short Movie Competition
Baca juga: Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru UMP mendapatkan pembekalan PPL
"Kepanitiaan Diksar (Pendidikan Dasar) terdiri atas tiga unsur, yakni Badan Pengawas Diksar (BPD), instruktur, dan panitia," kata Ketua Umum Mapala Satria UMP yang juga BPD Adi Priyanto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Dalam hal ini, kata dia, BPD bertugas mengawasi jalannya kegiatan Diksar agar sesuai dengan konsep yang disusun.
Jika belum sesuai dengan konsep, lanjut dia, BPD berhak menegur dan meluruskannya.
"Konsep Diksar tahun ini membentuk anggota baru menjadi mahasiswa yang berkarakter, memiliki mental yang kuat, memiliki loyalitas yang tinggi, dan kesadaran organisasi," jelasnya.
Baca juga: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP gelar Sekolah Pasar Modal Syariah
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Pramus mengatakan kegiatan Diksar selama enam hari itu berisi olahraga alam bebas untuk mengajarkan anggota baru tentang cara menaiki bukit (prusiking) dan menuruni lembah (repling).
Selain itu, kata dia, anggota baru juga diajari navigasi darat yang merupakan standar utama ketika menyusuri hutan agar tidak tersesat.
Menurut dia, anggota baru juga mendapatkan materi search and rescue (SAR) berupa teknik dasar penyisiran ketika mencari orang hilang di dalam hutan.
"Harapan saya, anggota baru ini dapat melanjutkan proses hingga anggota tetap dan mengikuti pendidikan lanjutan, sehingga bisa berkontribusi untuk Mapala Satria hingga kepengurusan," katanya.
Koordinator Instruktur Diksar Kisnoyo mengatakan tugas instruktur sebagai pelaksana konsep yang telah dibuat Badik (Badan Instruktur) dan BPD.
Menurut dia, instruktur memegang kuasa penuh atas berjalannya kegiatan di lapangan dan bertugas menyampaikan materi kepada peserta.
"Jumlah peserta yang mengikuti Diksar sebanyak 21 orang. Mereka adalah anak-anak pilihan dari hasil seleksi yang kita lakukan dengan jumlah peserta 143 orang," kata dia yang akrab disapa Seta.
Baca juga: UMP-Bank Jateng Syariah gelar kegiatan bersepeda bersama
Ia mengatakan kegiatan dalam Diksar cukup banyak, antara lain longmarch dari Rumah Putih Ketenger menuju titik camp pertama di lereng Gunung Slamet.
Selanjutnya aplikasi shelter atau bivak, aplikasi botani dan zoologi, aplikasi survival terkait dengan perapian yang tradisional, membuat trap atau jebakan burung dan ikan untuk dapat bertahan hidup di hutan, olahraga alam bebas berupa prusiking dan repling, SAR dasar berupa teknik sisir, dan navigasi dasar.
"Anggota baru hanya dibekali alat pribadi dan survival kit saja. Puncaknya, anggota baru menyelesaikan Diksar dengan longmarch dari lereng Gunung Slamet hingga kampus," katanya. (tgr)
Baca juga: UMP ciptakan apoteker yang siap bersaing di kancah nasional-internasional
Baca juga: Mahasiswa UMP sabet juara II di Puspitek Short Movie Competition
Baca juga: Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru UMP mendapatkan pembekalan PPL