Temanggung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, tetap mendistribusikan bantuan air bersih ke masyarakat meskipun dalam beberapa hari terakhir sejumlah wilayah di Temanggung telah turun hujan.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung, Gito Walngadi di Temanggung, Rabu, mengatakan hujan sudah beberapa kali turun di wilayah Temanggung, namun penyaluran bantuan air bersih ke desa yang mengalami kekurangan air masih dilakukan.
"Meskipun beberapa wilayah sudah turun hujan, sejumlah mata air yang ada belum kembali normal," ujarnya.
Ia menambahkan dalam sepekan terakhir hujan memang sudah mulai turun, namun belum merata seluruh wilayah Temanggung, hujan baru terjadi di beberpaa daerah saja.
Menurut dia mata air baru akan mulai kembali normal, manakala hujan sudah merata dan berlangsung secara berkelanjutan. Namun, yang terjadi saat ini hujan belum stabil.
Ia menjelaskan sesuai dengan perkiraan dari BMKG Semarang, musim hujan akan terjadi di awal bulan Oktober 2019. Perkiraan cuaca pada tahun ini tepat sehingga di awal bulan Oktober ini wilayah Temanggung sudah mulai diguyur hujan.
Baca juga: Boyolali droping 768 tangki air ke daerah kekeringan
Ia menyebutkan berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya mata air akan kembali normal jika hujan sudah berlangsung kurang lebih selama satu bulan.
"Hujan yang terjadi di awal musim ini biasanya akan terserap langsung oleh tanah, namun belum sampai pada air bawah tanah atau lapisan tanah yang bisa menyerap dan menyimpan air dan kemudian keluar melalui mata air," jelasnya.
Ia menyampaikan sampai saat ini pihaknya masih distribusikan bantuan air bersih dengan mengerahkan tiga sampai empat mobil tangki.
Ia menyebutkan dari 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung, sebanyak 12 kecamatan mengalami kekurangan air bersih, tersebar di 40 desa di 129 dusun atau titik.
Sebanyak 12 kecamatan yang wilayahnya terjadi kekeringan, yakni Kecamatan Kandangan, Pringsurat, Kaloran, Kranggan, Jumo, Candiroto, Selopampang, Gemawang, Kledung, Bulu, Tembarak, dan Kecamatan Tlogomulyo.
Baca juga: BPBD Boyolali salurkan bantuan air bersih kepada 8 kecamatan
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung, Gito Walngadi di Temanggung, Rabu, mengatakan hujan sudah beberapa kali turun di wilayah Temanggung, namun penyaluran bantuan air bersih ke desa yang mengalami kekurangan air masih dilakukan.
"Meskipun beberapa wilayah sudah turun hujan, sejumlah mata air yang ada belum kembali normal," ujarnya.
Ia menambahkan dalam sepekan terakhir hujan memang sudah mulai turun, namun belum merata seluruh wilayah Temanggung, hujan baru terjadi di beberpaa daerah saja.
Menurut dia mata air baru akan mulai kembali normal, manakala hujan sudah merata dan berlangsung secara berkelanjutan. Namun, yang terjadi saat ini hujan belum stabil.
Ia menjelaskan sesuai dengan perkiraan dari BMKG Semarang, musim hujan akan terjadi di awal bulan Oktober 2019. Perkiraan cuaca pada tahun ini tepat sehingga di awal bulan Oktober ini wilayah Temanggung sudah mulai diguyur hujan.
Baca juga: Boyolali droping 768 tangki air ke daerah kekeringan
Ia menyebutkan berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya mata air akan kembali normal jika hujan sudah berlangsung kurang lebih selama satu bulan.
"Hujan yang terjadi di awal musim ini biasanya akan terserap langsung oleh tanah, namun belum sampai pada air bawah tanah atau lapisan tanah yang bisa menyerap dan menyimpan air dan kemudian keluar melalui mata air," jelasnya.
Ia menyampaikan sampai saat ini pihaknya masih distribusikan bantuan air bersih dengan mengerahkan tiga sampai empat mobil tangki.
Ia menyebutkan dari 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung, sebanyak 12 kecamatan mengalami kekurangan air bersih, tersebar di 40 desa di 129 dusun atau titik.
Sebanyak 12 kecamatan yang wilayahnya terjadi kekeringan, yakni Kecamatan Kandangan, Pringsurat, Kaloran, Kranggan, Jumo, Candiroto, Selopampang, Gemawang, Kledung, Bulu, Tembarak, dan Kecamatan Tlogomulyo.
Baca juga: BPBD Boyolali salurkan bantuan air bersih kepada 8 kecamatan