Boyolali (ANTARA) - Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) memastikan kebakaran hutan di kawasan lereng Gunung Merbabu sudah padam, dan tidak ada titik api serta asap yang terlihat dari kawasan Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali hingga Senin petang.
Menurut Kepala Desa Jrakah Kecamatan Selo Boyolali, Tumar, sejak adanya turun hujan deras sebanyak dua kali dalam sepekan ini, sudah tidak ada titik api dan asap terlihat dari kawasan Desa Jrakah Kecamatan Selo ini.
"Kami yakin dengan turunkan air hujan deras sebanyak dua kali itu, berhasil memadamkan sisa-sisa api yang membakar di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb)," kata Tumar.
Menurut dia, sejumlah relawan dan petugas BTNGMb setempat juga sering melakukan patroli terutama di rute kawasan pendakian di Sel dan dikabarkan sudah tidak menemukan adanya titik api dan asap di puncak.
Baca juga: Polres Boyolali pantau kebakaran Merbabu
Menurut Kepala Sub Bagian Tata Usaha BTNGMb, Johan Setyawan, kebakaran yang terjadi di lereng Gunung Merbabu dipastikan sudah padam total.
Hal itu, setelah kawasan Selo dan sekitarnya sempat turun hujan deras dalam sepekan ini.
"Berdasarkan hasil pantauan baik dari citra satelit maupun langsung di lapangan, sudah tidak ada titik api atau asap di Gunung Merbabu Merbabu," katanya.
Menurut dia sebelumnya ada satu titik api di bawah tebing lereng Gunung Merbabu, tetapi setelah ada hujan turun cukup deras di kawasan itu, kini sudah padam.
Selain itu, ratusan relawan sebelumnya juga membuat sekat-sekat bakar yang cukup efektif untuk mematikan rambatan api ke daerah lain. Setelah itu, diakhiri dengan turunnya hujan, sehingga sekarang 100 persen sudah padam.
Kendati demikian, petugas tetap masih melakukan pemantauan untuk mengantisipasi munculnya titik api lagi. Kebakaran hutan dan lahan di TNGMb yang terjadi sejak pertengahan September telah menghanguskan sekitar 650 hektare.
Total lahan di Gunung Merbabu luasnya sekitar 5.800 hektare yang terdiri dari dari zona tradisional berbatasan dengan kawasan desa, zona rehabilitasi, zona rimba, dan zona inti. Zona inti terletak di paling atas atau kawasan puncak Merbabu yang paling parah hangus terbakar.
"Tanaman kawasan puncak sudah habis semua. Sabana, tanaman bunga edelweis dan tanaman kerdil lainnya yang dilindungi sudah hangus terbakar," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, jalur pendakian Gunung Merbabu masih ditutup untuk kegiatan kegiatan pendakian, hingga batas waktu yang belum ditentukan setelah kebakaran ini.*
Menurut Kepala Desa Jrakah Kecamatan Selo Boyolali, Tumar, sejak adanya turun hujan deras sebanyak dua kali dalam sepekan ini, sudah tidak ada titik api dan asap terlihat dari kawasan Desa Jrakah Kecamatan Selo ini.
"Kami yakin dengan turunkan air hujan deras sebanyak dua kali itu, berhasil memadamkan sisa-sisa api yang membakar di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb)," kata Tumar.
Menurut dia, sejumlah relawan dan petugas BTNGMb setempat juga sering melakukan patroli terutama di rute kawasan pendakian di Sel dan dikabarkan sudah tidak menemukan adanya titik api dan asap di puncak.
Baca juga: Polres Boyolali pantau kebakaran Merbabu
Menurut Kepala Sub Bagian Tata Usaha BTNGMb, Johan Setyawan, kebakaran yang terjadi di lereng Gunung Merbabu dipastikan sudah padam total.
Hal itu, setelah kawasan Selo dan sekitarnya sempat turun hujan deras dalam sepekan ini.
"Berdasarkan hasil pantauan baik dari citra satelit maupun langsung di lapangan, sudah tidak ada titik api atau asap di Gunung Merbabu Merbabu," katanya.
Menurut dia sebelumnya ada satu titik api di bawah tebing lereng Gunung Merbabu, tetapi setelah ada hujan turun cukup deras di kawasan itu, kini sudah padam.
Selain itu, ratusan relawan sebelumnya juga membuat sekat-sekat bakar yang cukup efektif untuk mematikan rambatan api ke daerah lain. Setelah itu, diakhiri dengan turunnya hujan, sehingga sekarang 100 persen sudah padam.
Kendati demikian, petugas tetap masih melakukan pemantauan untuk mengantisipasi munculnya titik api lagi. Kebakaran hutan dan lahan di TNGMb yang terjadi sejak pertengahan September telah menghanguskan sekitar 650 hektare.
Total lahan di Gunung Merbabu luasnya sekitar 5.800 hektare yang terdiri dari dari zona tradisional berbatasan dengan kawasan desa, zona rehabilitasi, zona rimba, dan zona inti. Zona inti terletak di paling atas atau kawasan puncak Merbabu yang paling parah hangus terbakar.
"Tanaman kawasan puncak sudah habis semua. Sabana, tanaman bunga edelweis dan tanaman kerdil lainnya yang dilindungi sudah hangus terbakar," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, jalur pendakian Gunung Merbabu masih ditutup untuk kegiatan kegiatan pendakian, hingga batas waktu yang belum ditentukan setelah kebakaran ini.*