Purwokerto (ANTARA) - Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Sapma PP) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengajak seluruh generasi muda untuk mempertahankan ideologi Pancasila.
"Refleksi ini adalah bentuk kepedulian kita dan saya rasa 54 tahun yang lalu, kita sepakat semua terjadi pertumpahan darah di mana korbannya saudara kita sendiri dan kami tidak ingin ini kembali terjadi," kata Ketua Sapma PP Kabupaten Banyumas Gigih Algano di sela kegiatan Refleksi Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang digelar di sekitar Tugu Pancasila, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin malam.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya sebagai kader Pemuda Pancasila (PP) sepakat bahwa Pancasila sebagai satu-satunya ideologi bangsa Indonesia.
Baca juga: Ideologi Pancasila bersumber dari nilai luhur bangsa
Selain itu, dia juga tidak ingin masyarakat mudah terhasut atau terprovokasi oleh kelompok-kelompok yang ingin merongrong atau mengganti Pancasila.
"Terbukti bahwasanya selama beberapa tahun terakhir ini dan kemarin terjadi gejolak, banyak kelompok-kelompok yang tidak ingin Pancasila, dan kami siap berdiri di depan sebagai pengamal dan pengawal Pancasila," katanya.
Lebih lanjut, Gigih mengaku sepakat jika momentum peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober menjadi dasar bagi penguatan karakter bangsa Indonesia.
Menurut dia, hal itu disebabkan Pancasila merupakan pengejawantahan dari karaker dan jati diri bangsa Indonesia.
"Ketika di Eropa, di Amerika, mereka (generasi muda, red.) bebas berpacaran, tetapi kita punya etika ketimuran di Pancasila. Di Pancasila, sila pertama, sudah jelas moral kita, moral bangsa, sudah diatur 'Ketuhanan Yang Maha Esa'. Jadi artinya ketika bicara jati diri bangsa Indonesia itu ada semua di Pancasila, dan saya kira Pancasila sudah final," katanya.
Baca juga: Mahfud MD: Pancasila persatukan hati masyarakat
Kegiatan Refleksi Peringatan Hari Kesaktian Pancasila itu diisi dengan pembacaan puisi dan orasi yang dilakukan secara bergantian.
Saat berorasi, Ketua Majelis Perwakilan Cabang (MPC) PP Kabupaten Banyumas Yudho Fristiono Sudiro mengatakan, 1 Oktober menjadi sejarah bangsa Indonesia bahwa Pancasila tetap jaya dan tetap harus menjadi ideologi seluruh bangsa Indonesia.
Dia juga mengajak seluruh anggota PP Kabupaten Banyumas untuk mendukung dan melaksanakan konstitusi meskipun di antara mereka ada yang berbeda pilihan saat pemilihan presiden dan wakil presiden 2019.
"Mungkin kemarin ada yang di 01 dan ada yang di 02. Tetapi untuk kali ini, Pemuda Pancasila harus satu komando, apapun keputusan konstitusi tentang pemilihan presiden dan pemilihan calon anggota legislatif, itu sudah final," katanya.
Dia menginstruksikan kepada seluruh anggota PP Kabupaten Banyumas jika hendak menyuarakan aspirasi, hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang berasaskan Pancasila dan tidak melalukan perbuatan anarkis.
Baca juga: Akademisi: Upaya pembinaan ideologi Pancasila perlu ditingkatkan
"Refleksi ini adalah bentuk kepedulian kita dan saya rasa 54 tahun yang lalu, kita sepakat semua terjadi pertumpahan darah di mana korbannya saudara kita sendiri dan kami tidak ingin ini kembali terjadi," kata Ketua Sapma PP Kabupaten Banyumas Gigih Algano di sela kegiatan Refleksi Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang digelar di sekitar Tugu Pancasila, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin malam.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya sebagai kader Pemuda Pancasila (PP) sepakat bahwa Pancasila sebagai satu-satunya ideologi bangsa Indonesia.
Baca juga: Ideologi Pancasila bersumber dari nilai luhur bangsa
Selain itu, dia juga tidak ingin masyarakat mudah terhasut atau terprovokasi oleh kelompok-kelompok yang ingin merongrong atau mengganti Pancasila.
"Terbukti bahwasanya selama beberapa tahun terakhir ini dan kemarin terjadi gejolak, banyak kelompok-kelompok yang tidak ingin Pancasila, dan kami siap berdiri di depan sebagai pengamal dan pengawal Pancasila," katanya.
Lebih lanjut, Gigih mengaku sepakat jika momentum peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober menjadi dasar bagi penguatan karakter bangsa Indonesia.
Menurut dia, hal itu disebabkan Pancasila merupakan pengejawantahan dari karaker dan jati diri bangsa Indonesia.
"Ketika di Eropa, di Amerika, mereka (generasi muda, red.) bebas berpacaran, tetapi kita punya etika ketimuran di Pancasila. Di Pancasila, sila pertama, sudah jelas moral kita, moral bangsa, sudah diatur 'Ketuhanan Yang Maha Esa'. Jadi artinya ketika bicara jati diri bangsa Indonesia itu ada semua di Pancasila, dan saya kira Pancasila sudah final," katanya.
Baca juga: Mahfud MD: Pancasila persatukan hati masyarakat
Kegiatan Refleksi Peringatan Hari Kesaktian Pancasila itu diisi dengan pembacaan puisi dan orasi yang dilakukan secara bergantian.
Saat berorasi, Ketua Majelis Perwakilan Cabang (MPC) PP Kabupaten Banyumas Yudho Fristiono Sudiro mengatakan, 1 Oktober menjadi sejarah bangsa Indonesia bahwa Pancasila tetap jaya dan tetap harus menjadi ideologi seluruh bangsa Indonesia.
Dia juga mengajak seluruh anggota PP Kabupaten Banyumas untuk mendukung dan melaksanakan konstitusi meskipun di antara mereka ada yang berbeda pilihan saat pemilihan presiden dan wakil presiden 2019.
"Mungkin kemarin ada yang di 01 dan ada yang di 02. Tetapi untuk kali ini, Pemuda Pancasila harus satu komando, apapun keputusan konstitusi tentang pemilihan presiden dan pemilihan calon anggota legislatif, itu sudah final," katanya.
Dia menginstruksikan kepada seluruh anggota PP Kabupaten Banyumas jika hendak menyuarakan aspirasi, hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang berasaskan Pancasila dan tidak melalukan perbuatan anarkis.
Baca juga: Akademisi: Upaya pembinaan ideologi Pancasila perlu ditingkatkan