Wonogiri (ANTARA) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyosialisasikan kepesertaan di Kabupaten Wonogiri seiring dengan masih rendahnya jumlah peserta di daerah tersebut.
"Terkait kepesertaan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) di daerah Wonogiri masih sangat rendah," kata Kepala BPJS Kesehatan Kabupaten Wonogiri Hariyatni di Wonogiri, Kamis.
Berdasarkan data, dikatakannya, capaian kepesertaan Program JKN-KIS di Kabupaten Wonogiri per-1 Juli 2019 mencapai 64,83 persen atau sebanyak 704.210 peserta dari total 1.086.197 jiwa di daerah tersebut.
Baca juga: Ini hitungan biaya kesehatan dari naiknya iuran BPJS Kesehatan
Menurut dia, jika dibandingkan dengan daerah lain di Soloraya, tingkat kepesertaan tersebut masih relatif rendah.
Ia mengatakan beberapa faktor yang berdampak pada rendahnya tingkat kepesertaan tersebut di antaranya karena masih rendahnya kesadaran masyarakat dan jumlah populasi penduduk yang cukup tinggi.
Terkait dengan upaya sosialisasi, pada kegiatan tersebut pihaknya menyasar kepada 140 badan usaha terdaftar di Wonogiri.
"Pada sosialisasi kami tekankan bahwa salah satu kewajiban pemberi kerja adalah mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta JKN-KIS kepada BPJS Kesehatan dengan membayar iuran," katanya.
Baca juga: Penuhi target UHC, BPJS Kesehatan gencar sosialisasikan program JKN-KIS
Ia mengatakan peserta yang statusnya bekerja wajib didaftarkan pemberi kerjanya ke dalam peserta pekerja penerima upah (PPU).
"Walaupun di sisi lain peserta tersebut sudah terdaftar sebagai peserta penerima bantuan iuran (PBI), yang pasti keikutsertaan pekerja di JKN-KIS adalah agar peserta mendapatkan manfaat sesuai dengan ketentuan," katanya.
Sementara itu, dari enam kabupaten dan satu kota di Soloraya, tingkat kepesertaan paling tinggi yaitu di Kota Surakarta. Berdasarkan data, hingga bulan Agustus 2019 mencapai 97,06 persen atau sebanyak 552.939 warga yang sudah memiliki jaminan kesehatan.
"Terkait kepesertaan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) di daerah Wonogiri masih sangat rendah," kata Kepala BPJS Kesehatan Kabupaten Wonogiri Hariyatni di Wonogiri, Kamis.
Berdasarkan data, dikatakannya, capaian kepesertaan Program JKN-KIS di Kabupaten Wonogiri per-1 Juli 2019 mencapai 64,83 persen atau sebanyak 704.210 peserta dari total 1.086.197 jiwa di daerah tersebut.
Baca juga: Ini hitungan biaya kesehatan dari naiknya iuran BPJS Kesehatan
Menurut dia, jika dibandingkan dengan daerah lain di Soloraya, tingkat kepesertaan tersebut masih relatif rendah.
Ia mengatakan beberapa faktor yang berdampak pada rendahnya tingkat kepesertaan tersebut di antaranya karena masih rendahnya kesadaran masyarakat dan jumlah populasi penduduk yang cukup tinggi.
Terkait dengan upaya sosialisasi, pada kegiatan tersebut pihaknya menyasar kepada 140 badan usaha terdaftar di Wonogiri.
"Pada sosialisasi kami tekankan bahwa salah satu kewajiban pemberi kerja adalah mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta JKN-KIS kepada BPJS Kesehatan dengan membayar iuran," katanya.
Baca juga: Penuhi target UHC, BPJS Kesehatan gencar sosialisasikan program JKN-KIS
Ia mengatakan peserta yang statusnya bekerja wajib didaftarkan pemberi kerjanya ke dalam peserta pekerja penerima upah (PPU).
"Walaupun di sisi lain peserta tersebut sudah terdaftar sebagai peserta penerima bantuan iuran (PBI), yang pasti keikutsertaan pekerja di JKN-KIS adalah agar peserta mendapatkan manfaat sesuai dengan ketentuan," katanya.
Sementara itu, dari enam kabupaten dan satu kota di Soloraya, tingkat kepesertaan paling tinggi yaitu di Kota Surakarta. Berdasarkan data, hingga bulan Agustus 2019 mencapai 97,06 persen atau sebanyak 552.939 warga yang sudah memiliki jaminan kesehatan.