Kudus (ANTARA) - Perayaan Hari Ulang Tahun Ke-470 Kudus, Jawa Tengah dimeriahkan acara peragaan busana di jalan dengan model dari masa ke masa diikuti 770 peserta, Senin.
Penampilan para peserta peragaan busana itu membuat suasana menjadi meriah dan menyedot perhatian ribuan penonton.
Warga mulai berdatangan dan memadati kompleks Alun-Alun Kudus sejak pukul 17.00 WIB, meskipun acara baru dimulai pukul 19.30 WIB.
Baca juga: Jadi produk unggulan, kopi Muria siap dipromosikan di kegiatan resmi
Bahkan, masyarakat yang hendak menuju kompleks alun-alun dari berbagai arah terpaksa bersabar karena arus lalu lintas menuju tempat itu cukup padat.
Tepuk tangan meriah mulai bermunculan ketika peserta peragaan busana di jalan menampilkan desain unik, seperti model pada era klasik hingga milenial, serta desain hasil kreasi siswa SMK Kudus.
Peserta yang tampil atraktif dan mengenakan aneka busana menarik itu, berasal dari kalangan pelajar SMA/SMK, Tim Penggerak PKK desa hingga kabupaten, masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta sejumlah perusahaan swasta maupun instansi vertikal di Kudus.
Baca juga: Masyarakat Kudus diajak kunjungi situs pasar daring UMKM
Masing-masing peserta menampilkan tema desain gaun berbeda-beda, bahkan dalam satu kelompok mampu menampilkan aneka desain berbeda dengan tema yang sama.
Pelaksana Tugas Bupati Kudus Muhammad Hartopo menyatakan bangga ternyata daerah itu mampu menampilkan gebyar peragaan busana di jalan sebagai hiburan masyarakat pada malam hari.
Kegiatan itu, lanjut dia, juga ajang memamerkan aneka karya busana menarik dari desainer Kudus.
"Ternyata, warga Kudus juga mampu menampilkan aneka busana menarik dari tiga zaman," ujarnya.
Aneka busana tiga zaman itu, di antaranya era klasik, penjajahan Belanda, serta milenial industrial.
Ia menganggap hal itu sebagai bukti kemanunggalan dan kebhinekaan yang menjadi semangat persatuan masyarakat Kudus.
Baca juga: Hingga September, 4.883 paket kegiatan di Kudus belum terlaksana
Baca juga: Pengemasan rokok ilegal di Kudus sering ditemukan di rumah warga
Penampilan para peserta peragaan busana itu membuat suasana menjadi meriah dan menyedot perhatian ribuan penonton.
Warga mulai berdatangan dan memadati kompleks Alun-Alun Kudus sejak pukul 17.00 WIB, meskipun acara baru dimulai pukul 19.30 WIB.
Baca juga: Jadi produk unggulan, kopi Muria siap dipromosikan di kegiatan resmi
Bahkan, masyarakat yang hendak menuju kompleks alun-alun dari berbagai arah terpaksa bersabar karena arus lalu lintas menuju tempat itu cukup padat.
Tepuk tangan meriah mulai bermunculan ketika peserta peragaan busana di jalan menampilkan desain unik, seperti model pada era klasik hingga milenial, serta desain hasil kreasi siswa SMK Kudus.
Peserta yang tampil atraktif dan mengenakan aneka busana menarik itu, berasal dari kalangan pelajar SMA/SMK, Tim Penggerak PKK desa hingga kabupaten, masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta sejumlah perusahaan swasta maupun instansi vertikal di Kudus.
Baca juga: Masyarakat Kudus diajak kunjungi situs pasar daring UMKM
Masing-masing peserta menampilkan tema desain gaun berbeda-beda, bahkan dalam satu kelompok mampu menampilkan aneka desain berbeda dengan tema yang sama.
Pelaksana Tugas Bupati Kudus Muhammad Hartopo menyatakan bangga ternyata daerah itu mampu menampilkan gebyar peragaan busana di jalan sebagai hiburan masyarakat pada malam hari.
Kegiatan itu, lanjut dia, juga ajang memamerkan aneka karya busana menarik dari desainer Kudus.
"Ternyata, warga Kudus juga mampu menampilkan aneka busana menarik dari tiga zaman," ujarnya.
Aneka busana tiga zaman itu, di antaranya era klasik, penjajahan Belanda, serta milenial industrial.
Ia menganggap hal itu sebagai bukti kemanunggalan dan kebhinekaan yang menjadi semangat persatuan masyarakat Kudus.
Baca juga: Hingga September, 4.883 paket kegiatan di Kudus belum terlaksana
Baca juga: Pengemasan rokok ilegal di Kudus sering ditemukan di rumah warga