Temanggung (ANTARA) - Debit air Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Agung Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, pada musim kemarau tahun ini turun rata-rata 30 persen, Kata Kabag Tektik PDAM Tirta Agung, Arif Cahyono.
Arif di Temanggung, Kamis, mengatakan pasokan air PDAM Tirto Agung berasal dari 36 sumber mata air, rata-rata saat ini debit air turun sekitar 30 persen sehingga pasokan air ke pelanggan sedikit terganggu.
Ia mengatakan beberapa sumber mata air debit airnya turun lebih dari 30 persen, antara lain Tuk Multo pada kondisi normal debit air mencapai 50 liter/detik, kini turun menjadi 30 liter/detik dan sumber air Jumprit biasanya 70 liter/detik menjadi 40-45 liter/detik.
Ia menyampaikan guna mengantisipasi turunnya debit air tersebut layanan ke pelanggan di beberapa daerah terpaksa penyalurannya digilir atau dijadwal.
"Kalau daerah yang parah sekali kita distribusi air menggunakan tangki," katanya.
Ia menuturkan daerah yang pasokannya digilir karena pasokan airnya berkurang, antara lain Kandangan, sebagian Parakan, dan Kedu.
Ia mengatakan rencana untuk daerah Kedu tahun ini dianggarkan untuk penambahan pasokan air yang diambilkan dari sumber mata air di dekat Sungai Galeh di Parakan.
Ia mengatakan dibanding tahun lalu penyusutan air di sumber mata air tahun ini hampir sama, namun berbekal pengalaman tahun lalu maka dibuat tandon-tandon air di beberapa wilayah.
Ia menyebutkan pelanggan PDAM Tirto Agung sekarang sekitar 42.000 dari sembilan kecamatan.
"Daerah seperti Bejen, Tretep, dan Wonoboyo tidak terjangkau layanan PDAM karena di sana tidak ada sumber air besar. Kita bekerja sama dengan Bappeda memanfaatkan sumber air-sumber air kecil dengan pamsimas," katanya.
Baca juga: Pelayanan terganggu, PDAM Temanggung distribusikan air gunakan mobil tangki
Baca juga: Pelanggan PDAM Temanggung keluhkan air macet
Arif di Temanggung, Kamis, mengatakan pasokan air PDAM Tirto Agung berasal dari 36 sumber mata air, rata-rata saat ini debit air turun sekitar 30 persen sehingga pasokan air ke pelanggan sedikit terganggu.
Ia mengatakan beberapa sumber mata air debit airnya turun lebih dari 30 persen, antara lain Tuk Multo pada kondisi normal debit air mencapai 50 liter/detik, kini turun menjadi 30 liter/detik dan sumber air Jumprit biasanya 70 liter/detik menjadi 40-45 liter/detik.
Ia menyampaikan guna mengantisipasi turunnya debit air tersebut layanan ke pelanggan di beberapa daerah terpaksa penyalurannya digilir atau dijadwal.
"Kalau daerah yang parah sekali kita distribusi air menggunakan tangki," katanya.
Ia menuturkan daerah yang pasokannya digilir karena pasokan airnya berkurang, antara lain Kandangan, sebagian Parakan, dan Kedu.
Ia mengatakan rencana untuk daerah Kedu tahun ini dianggarkan untuk penambahan pasokan air yang diambilkan dari sumber mata air di dekat Sungai Galeh di Parakan.
Ia mengatakan dibanding tahun lalu penyusutan air di sumber mata air tahun ini hampir sama, namun berbekal pengalaman tahun lalu maka dibuat tandon-tandon air di beberapa wilayah.
Ia menyebutkan pelanggan PDAM Tirto Agung sekarang sekitar 42.000 dari sembilan kecamatan.
"Daerah seperti Bejen, Tretep, dan Wonoboyo tidak terjangkau layanan PDAM karena di sana tidak ada sumber air besar. Kita bekerja sama dengan Bappeda memanfaatkan sumber air-sumber air kecil dengan pamsimas," katanya.
Baca juga: Pelayanan terganggu, PDAM Temanggung distribusikan air gunakan mobil tangki
Baca juga: Pelanggan PDAM Temanggung keluhkan air macet