Kudus (ANTARA) - Warga Sedulur Sikep di Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menggelar peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia dengan menggelar dialog lintas agama karena mereka juga memiliki tekad menjaga dasar Negara Indonesia tetap utuh, Selasa.
Hadir dalam dialog lintas agama di rumah tokoh Sedulur Sikep di Desa Larikrejo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus tersebut, Pelaksana tugas Bupati Kudus Hartopo serta jajaran Forkompinda, Muspika Kecamatan Undaan, lembaga Sobat Salatiga, lembaga Percik Salatiga, serta sejumlah tamu undangan.
Menurut tokoh Sedulur Sikep Kudus Budi Santoso di Kudus, Selasa, dialog lintas agama tersebut memang dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Ia menilai ada beberapa oknum yang ditengarai akan merubah dasar Negara Indonesia serta banyak pemahaman yang melenceng dengan dasar negara sehingga Sedulur Sikep peduli dengan menggelar dialog untuk menjaga dasar negara agar tidak ada yang mengubahnya.
"Kami mengadakan rembug bareng dengan beberapa lintas agama sekaligus mengadakan sosialisasi tentang pentingnya menjaga NKRI kepada masyarakat," ujarnya.
Budi menganggap bahwa NKRI tidak bisa diklaim oleh satu kelompok atau golongan, melainkan milik bersama.
"Ini juga memberikan pemahaman tentang kesadaran setidaknya kepada saudara-saudara bahwa Sedulur Sikep juga memberikan sumbangsih kepada Negara Indonesia tercinta ini," ujarnya.
Pelaksana tugas Bupati Kudus Hartopo dalam sambutannya mengatakan bahwa dari Pemkab Kudus memberikan apresiasi kepada Sedulur Sikep yang ada di Kudus.
Apalagi, kata dia, telah menjaga kerukunan umat beragama yang ada di Kota Kudus.
"Dengan Sedulur Sikep berdiskusi dengan Lintas Agama, tentunya bisa memberikan sumbangsih dan kontribusi untuk masyarakat Kudus secara khsusus dan Indonesia pada umumnya," ujarnya.
Masyarakat di Kudus, kata Hartopo, sangat toleran, terbukti banyaknya kepercayaan yang ada di Kudus.
Ia mencatat ada 10 kepercayaan di Kudus, namun mereka tetap bisa menjaga kesatuan dan kesatuan di bawah bendera merah putih.
Baca juga: Sedulur Sikep olah sampah plastik jadi paving
Hadir dalam dialog lintas agama di rumah tokoh Sedulur Sikep di Desa Larikrejo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus tersebut, Pelaksana tugas Bupati Kudus Hartopo serta jajaran Forkompinda, Muspika Kecamatan Undaan, lembaga Sobat Salatiga, lembaga Percik Salatiga, serta sejumlah tamu undangan.
Menurut tokoh Sedulur Sikep Kudus Budi Santoso di Kudus, Selasa, dialog lintas agama tersebut memang dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Ia menilai ada beberapa oknum yang ditengarai akan merubah dasar Negara Indonesia serta banyak pemahaman yang melenceng dengan dasar negara sehingga Sedulur Sikep peduli dengan menggelar dialog untuk menjaga dasar negara agar tidak ada yang mengubahnya.
"Kami mengadakan rembug bareng dengan beberapa lintas agama sekaligus mengadakan sosialisasi tentang pentingnya menjaga NKRI kepada masyarakat," ujarnya.
Budi menganggap bahwa NKRI tidak bisa diklaim oleh satu kelompok atau golongan, melainkan milik bersama.
"Ini juga memberikan pemahaman tentang kesadaran setidaknya kepada saudara-saudara bahwa Sedulur Sikep juga memberikan sumbangsih kepada Negara Indonesia tercinta ini," ujarnya.
Pelaksana tugas Bupati Kudus Hartopo dalam sambutannya mengatakan bahwa dari Pemkab Kudus memberikan apresiasi kepada Sedulur Sikep yang ada di Kudus.
Apalagi, kata dia, telah menjaga kerukunan umat beragama yang ada di Kota Kudus.
"Dengan Sedulur Sikep berdiskusi dengan Lintas Agama, tentunya bisa memberikan sumbangsih dan kontribusi untuk masyarakat Kudus secara khsusus dan Indonesia pada umumnya," ujarnya.
Masyarakat di Kudus, kata Hartopo, sangat toleran, terbukti banyaknya kepercayaan yang ada di Kudus.
Ia mencatat ada 10 kepercayaan di Kudus, namun mereka tetap bisa menjaga kesatuan dan kesatuan di bawah bendera merah putih.
Baca juga: Sedulur Sikep olah sampah plastik jadi paving