Banjarnegara (ANTARA) - Sebanyak 11 anak berambut gimbal dari berbagai daerah mengikuti ruwatan massal dalam pergelaran Dieng Culture Festival (DCF) X yang digelar di Kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, 2-4 Agustus 2019.
Ruwatan massal berupa pemotongan rambut gimbal atau gembel yang merupakan acara puncak DCF X itu dilaksanakan di Dharmasala, Kompleks Candi Arjuna, Minggu.
Berdasarkan data, anak-anak berambut gimbal yang mengikuti ruwatan massal berasal dari Banjarnegara sebanyak dua anak, Wonosobo sebanyak enam anak, serta Temanggung, Batang, dan Jakarta Utara masing-masing satu anak.
Baca juga: Kebersihan objek wisata harus dijaga, kata Wagub Jateng
Prosesi ruwatan massal anak berambut gimbal tersebut dipimpin oleh Mbah Sumanto selaku pemangku adat masyarakat Dieng.
Selain Mbah Sumanto, pemotongan atau pencukuran rambut gimbal juga dilakukan oleh sejumlah tamu undangan, antara lain Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono, Budayawan Ngatawi Al-Zastrouw, serta Ketua Tim Penilai Benda Cagar Budaya dan Pemberi Penghargaan BPCB Jateng Eri Budiarto.
Potongan rambut dari anak-anak berambut gimbal yang mengikuti ruwatan massal itu selanjutnya dilarung di Telaga Balekambang.
Terkait dengan kegiatan ruwatan anak berambut gimbal, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Banjarnegara Dwi Suryanto mengatakan permintaan dari anak-anak yang mengikuti ritual tersebut harus dipenuhi oleh penyelenggara karena menjadi persyaratan ruwatan.
"Bila tidak dituruti, dipercaya rambut si anak akan tumbuh kembali dan anak akan menjadi sakit-sakitan. Ada salah seorang anak yang permintaannya tergolong unik karena dia meminta kentut satu plastik dan telur puyuh satu butir," katanya.
Baca juga: Festival Kopi Jawa hadir di pergelaran DCF X
Menurut dia, anak yang meminta kentut satu kantong plastik dan telur puyuh satu butir itu bernama Dinda Syifa Ramadani (4), anak pasangan Sugianto dan Mursinah, warga Desa Jlamprang, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo.
Ia mengatakan dalam penyelenggaraan ruwatan massal tersebut, panitia DCF mengutamakan anak-anak dari keluarga prasejahtera dan seluruh permintaannya dipenuhi oleh panitia sehingga niatan untuk meruwat anaknya dapat terlaksana.
Ruwatan massal berupa pemotongan rambut gimbal atau gembel yang merupakan acara puncak DCF X itu dilaksanakan di Dharmasala, Kompleks Candi Arjuna, Minggu.
Berdasarkan data, anak-anak berambut gimbal yang mengikuti ruwatan massal berasal dari Banjarnegara sebanyak dua anak, Wonosobo sebanyak enam anak, serta Temanggung, Batang, dan Jakarta Utara masing-masing satu anak.
Baca juga: Kebersihan objek wisata harus dijaga, kata Wagub Jateng
Prosesi ruwatan massal anak berambut gimbal tersebut dipimpin oleh Mbah Sumanto selaku pemangku adat masyarakat Dieng.
Selain Mbah Sumanto, pemotongan atau pencukuran rambut gimbal juga dilakukan oleh sejumlah tamu undangan, antara lain Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono, Budayawan Ngatawi Al-Zastrouw, serta Ketua Tim Penilai Benda Cagar Budaya dan Pemberi Penghargaan BPCB Jateng Eri Budiarto.
Potongan rambut dari anak-anak berambut gimbal yang mengikuti ruwatan massal itu selanjutnya dilarung di Telaga Balekambang.
Terkait dengan kegiatan ruwatan anak berambut gimbal, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Banjarnegara Dwi Suryanto mengatakan permintaan dari anak-anak yang mengikuti ritual tersebut harus dipenuhi oleh penyelenggara karena menjadi persyaratan ruwatan.
"Bila tidak dituruti, dipercaya rambut si anak akan tumbuh kembali dan anak akan menjadi sakit-sakitan. Ada salah seorang anak yang permintaannya tergolong unik karena dia meminta kentut satu plastik dan telur puyuh satu butir," katanya.
Baca juga: Festival Kopi Jawa hadir di pergelaran DCF X
Menurut dia, anak yang meminta kentut satu kantong plastik dan telur puyuh satu butir itu bernama Dinda Syifa Ramadani (4), anak pasangan Sugianto dan Mursinah, warga Desa Jlamprang, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo.
Ia mengatakan dalam penyelenggaraan ruwatan massal tersebut, panitia DCF mengutamakan anak-anak dari keluarga prasejahtera dan seluruh permintaannya dipenuhi oleh panitia sehingga niatan untuk meruwat anaknya dapat terlaksana.