Semarang (ANTARA) - Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (Ispikani) mendorong para sarjana perikanan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia mampu berwirausaha di sektor perikanan serta tidak hanya mengandalkan pekerjaan formal yang tersedia.

"Saat ini sarjana perikanan seolah-olah merasa lapangan pekerjaan yang ada tidak seperti yang diharapkan sehingga penyerapan atau ketersediaan, baik di tingkat industri perikanan tidak terlalu banyak dan justru banyak yang bekerja di luar bidangnya," kata Ketua Umum Ispikani Gellwynn Jusuf di Semarang, Sabtu.

Menurut dia, pengurus Ispikani mempunyai tugas menyakinkan para sarjana perikanan bahwa lapangan pekerjaan itu tidak harus selalu menjadi pegawai negeri sipil atau menjadi dosen perguruan tinggi.

"Tugas kita adalah menyakinkan bahwa sebenarnya banyak sekali lapangan pekerjaan di sektor perikanan yang tidak terinformasikan dengan baik ke masyarakat," ujarnya.

Baca juga: Kawasan tambak kakap putih pertama di Indonesia diluncurkan

Ia menyebut para sarjana perikanan bisa belajar mengembangkan jiwa wirausaha masing-masing atau membuka usaha rintisan tentang perikanan.

"Bisa membuka 'startup' tentang perikanan dan begitu banyak hasil yang bisa dicapai," katanya.

Gellwynn menyebutkan perguruan tinggi juga harus ikut terlibat dan bertanggung jawab mengarahkan para sarjana perikanan dalam memperoleh maupun membuka lapangan pekerjaan.

Sejak awal kuliah, lanjut dia, harus sudah diarahkan dan diberikan pelatihan-pelatihan yang terkait dengan bisnis atau wirausaha agar kedepan bisa menciptakan lapangan kerja sendiri tanpa bergantung dengan orang lain.

Hal tersebut disampaikan Gellwynn usai menjadi salah satu pembicara pada Seminar Nasional Perikanan bertema "Tantangan Dunia Perikanan Dalam Menghadapu Revolusi Industri 4.0" di Auditorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang.

Sebelumnya juga dilaksanakan pengukuhan pengurus Ispikani Cabang Jawa Tengah.

Baca juga: Rp36 triliun hasil tangkapan ikan tidak dilaporkan
Baca juga: Susi klaim sudah kerja maksimal selama jadi menteri

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024