Purwokerto (ANTARA) - Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Dinporapar) Provinsi Jawa Tengah mendorong" pemerintah kabupaten/kota untuk mengelola kegiatan dengan baik sehingga dapat mendatangkan wisatawan, kata Kepala Seksi Sarana Pemasaran Dinporapar Provinsi Jateng Yudo Trilaksono.

"Oleh karena itu, kami menggelar kegiatan ini agar pemerintah kabupaten/kota khususnya yang dinas yang menangani pariwisata dapat menggandeng EO (Event Organizer/penyelenggara kegiatan, red.) yang baik dalam setiap kegiatan yang mereka gelar," katanya di sela pembukaan "Coaching Clinic Manajemen Penyelenggaraan Event" di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, Kamis malam.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinporapar Provinsi Jateng tersebut digelar selama tiga hari, 25-27 Juli 2019, dengan menghadirkan sejumlah narasumber yang berkompeten seperti penyelenggara Borobudur Marathon dan Dieng Culture Festival.

Yudo mengatakan pihaknya juga menilai EO yang menyelenggarakan beberapa kegiatan di Kota Semarang itu sudah bagus.

"Mestinya memang untuk beberapa 'event' (kegiatan, red.) ini, kalau EO-nya cuma asal-asalan ya kasihan kita juga, kasihan kami yang punya dana. Makanya ini dicoba 'piye sih, EO-mu koyok opo' (bagaimana sih, EO-mu seperti apa, red.), oh harusnya seperti ini, oh ini jangan begitu. Itu yang dituju," jelasnya.

Ia mengakui jika kegiatan Borobudur Marathon dan Dieng Culture Festival masuk dalam 100 kalender kegiatan wisata unggulan Kementerian Pariwisata tahun 2019.

Selain itu, empat kegiatan wisata lainnya yang ada di Jateng juga masuk dalam kalender unggulan Kemenpar tahun 2019, yakni Solo Batik Carnival, Festival Cheng Ho, Solo International Performing Arts, dan Festival Payung Indonesia.

Sementara dalam sambutan tertulis yang dibacakan Yudo saat pembukaan "Coaching Clinic Manajemen Penyelenggaraan Event", Kepala Dinporapar Jateng Sinoeng N. Rachmadi mengatakan Kemenpar telah merilis 100 kegiatan pariwisata unggulan di seluruh Indonesia, enam di antaranya diselenggarakan di Jawa Tengah.

Menurut dia, kegiatan-kegiatan tersebut masuk dalam "event" pariwisata Indonesia terbaik yang telah dikurasi oleh Tim Kurator Kemenpar untuk memastikan kegiatan pariwisata memenuhi standar "4C", yakni "creativity" (nilai kreativitas), "commercial" (nilai komersial), "communication" (nilai komunikasi), dan "commitment" (komitmen) kepala daerah.

"Satu bentuk 'event' dapat dipastikan memiliki dampak positif bagi perputaran ekonomi yang langsung dirasakan oleh masyarakat setempat, yaitu mampu meningkatkan media 'value' bagi citra destinasi daerah dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara," katanya.

Terkait dengan jumlah kunjungan wisatawan ke Jateng pada tahun 2018, dia mengatakan pihaknya mencatat sebanyak 677.168 wisatawan mancanegara dan 48.943.607 wisatawan nusantara.

Ia mengharapkan jumlah kunjungan wisatawan tersebut dapat meningkat pada tahun-tahun mendatang dan salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menciptakan kegiatan-kegiatan berkualitas dalam rangka menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara.

"Harapan kami, kegiatan (coaching clinic) ini dapat memberikan manfaat bagi penyelenggara 'event', baik dari pemerintah maupun komunitas, dalam mengelola manajemen 'event', baik dari segi perencanaan 'event', strategi promosi 'event', pengelolaan sumber daya manusia, serta evaluasi penyelenggaraan 'event', sehingga dapat memroduksi sebuah 'event' berkualitas yang berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan," katanya. 

Baca juga: Dinporapar Gandeng Bank Jateng Berdayakan Pemuda Menganggur

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024