Magelang (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Magelang, Jawa Tengah membangun ekosistem budaya inovasi guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan memajukan daerah setempat.

"Ini (sosialisasi, red.) tahapan awal untuk menyatukan Pemerintah Kota Magelang, inovator dari kalangan masyarakat, pebisnis 'star-up' (usaha rintisan), komunitas, serta industri sehinga mampu membentuk ekosistem inovasi di kota ini yang akan terwadahi dalam Galeri Inovasi," kata Kepala Balitbang Kota Magelang Arif Barata Sakti dalam keterangan tertulis di Magelang, Kamis.

Balitbang Kota Magelang melaksanakan sosialisasi inkubasi bisnis dan teknologi bagi para inovator, akademisi, dan masyarakat setempat dengan tema, "Membentuk Inkubator Bisnis dan Teknologi serta Co-Working Space dengan Community Based".

Sosialisasi itu diikuti sekitar 100 peserta yang terdiri atas unsur organisasi perangkat daerah (OPD), sekolah, inovator, pebisnis "start-up", usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM), serta unsur komunitas di daerah dengan sebutan "Kota Sejuta Bunga" tersebut.

Baca juga: Sarana-prasarana memadai, Kota Magelang raih KLA 2019

Ia mengharapkan balitbang menjadi wadah bersama untuk memperkuat kerja sama bagi komunitas dan inovator.

Kepala Sub Bidang Pengembangan dan Penerapan Iptek Balitbang Kota Magelang Yetty Setiyaningsih menjelaskan sosialisasi tersebut sebagai upaya menumbuhkembangkan usaha masyarakat, baik inovasi maupun UMKM, sehingga menjadi pengusaha yang makin maju.

Selain itu, katanya, terkait dengan hilirisasi produk dari Program Kreanova (Kreatif dan Inovatif) Kota Magelang.

"Kami memacu dengan membuat inkubasi dan memotivasi budaya inovasi masyarakat dengan membentuk inkubator dan 'co-working space'. Sosialisasi ini sebagai langkah awal bagi kami untuk upaya tersebut," kata dia.

Ia mengemukakan tentang pentingnya peningkatan daya saing dan peningkatan kesejahteran masyarakat Kota Magelang, serta penguatan sinergi "tripple helix", yakni antara masyarakat, pemerintah, akademisi, dan industri guna mendukung hilirisasi teknologi hasil riset masyarakat.

"Sasaran kegiatan untuk meningkatkan produkstivitas, nilai tambah, kualitas dan daya saing daerah," kata Yetty yang juga ketua panitia sosialisasi tersebut.

Baca juga: Padat karya nonbahan Kota Magelang serap Rp1,38 miliar

Pada kesempatan itu, Balitbang juga meresmikan pembukaan Galeri Inovasi di kompleks kantor tersebut, sebagai sarana memamerkan produk inovasi masyarakat dan wadah komersialisasi hasil inovasi yang telah dikembangkan bersama pihak perguruan tinggi.

Kepala Sub Direktorat Sistem Informasi dan Diseminasi Inovasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Amin mengemukakan bahwa suatu keterbatasan akan mendorong munculnya kreativitas.

Meskipun Galeri Inovasi Kota Magelang itu terkesan minimalis karena berada di garasi kantor, katanya, hal tersebut patut diapresiasi.

"Meski minimalis, tapi dari keterbatasan ini akan muncul kreativitas, kita bisa melihat 'co-working space', kemudian inkubasi yang akan dikembangkan. Ini merupakan langkah maju. Pengalaman saya di beberapa kota 'co-working space' dikelola swasta," katanya.

Ia mengemukakan pentingnya Balitbang Kota Magelang belajar dari daerah lain, antara lain menyangkut pengelolaan aset dan ruangan, sedangkan terkait dengan inkubasi, institusi tersebut harus menjadi jembatan antara inovator dan industri atau pasar.

"Karena proses riset sebuah inovasi harus sampai ke hilir. Agar pelaku usaha bisa melihat peluang atau pangsa pasar ke depan, insting ini yang jarang dimiliki oleh para inovator," kata dia. (hms)

Baca juga: Kota Magelang jajaki kerja sama dengan Distrik Brcko Bosnia

Pewarta : M. Hari Atmoko
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024