Purwokerto (ANTARA) - Yayasan Talasemia Cabang Banyumas meminta kepada Pemerintah Kabupaten Banyumas dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk memperbaiki atau membangun kembali Gedung Instalasi Pelayanan Talasemia Terpadu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas yang mengalami kerusakan.

"Gedung Instalasi Pelayanan Talasemia Terpadu RSUD Banyumas itu mengalami kerusakan akibat gempa yang terjadi pada akhir tahun 2017," kata Ketua Yayasan Talasemia Cabang Banyumas Abdul Azis Suparno di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa(23/7).

Ia mengatakan keberadaan Gedung Instalasi Pelayanan Talasemia Terpadu yang merupakan bantuan Pemprov Jateng tersebut sangat dibutuhkan oleh penderita talasemia dari berbagai wilayah Jawa Tengah bagian selatan.

Menurut dia, hal itu disebabkan dengan adanya instalasi terpadu tersebut, penderita talasemia mendapatkan pelayanan yang sangat baik dan merasakan kenyamanan terutama ketika sedang melakukan transfusi darah.

"Selain tempatnya luas dengan tiga lantai, kemampuan Gedung Instalasi Pelayanan Talasemia Terpadu RSUD Banyumas dalam melayani transfusi darah bisa mencapai 35 orang per hari," katanya.

Akan tetapi sejak gedungnya mengalami kerusakan, kata dia, layanan transfusi darah bagi penderita talasemia dilaksanakan di lantai dua Gedung Instalasi Gawat Darurat RSUD Banyumas.

Menurut dia, kapasitas ruangan tersebut sangat terbatas karena hanya mampu melayani sekitar 20 pasien per hari dengan kondisi berdesak-desakan.

Baca juga: MSR-ACT Jateng dampingi Vina berjuang melawan talasemia

Lebih lanjut, Azis mengaku telah meminta kepada Pemkab Banyumas dan Pemprov Jateng untuk segera memperbaiki Gedung Instalasi Pelayanan Talasemia Terpadu RSUD Banyumas agar bisa digunakan kembali dengan nyaman karena penderita talasemia harus menjalani transfusi darah satu kali dalam sebulan untuk memperpanjang harapan hidup.

"Kami sudah mengusulkan sendiri ke RSUD Banyumas dan Gubernur Jateng. Kami bilang ke Bapak Gubernur, tolong Bapak investasi akhirat yang dulu dibangun oleh Bapak. Kalau bisa dibangun kembalilah, merupakan untuk memudahkan pelayanan kesehatan pada kami dan orang tua di belahan Jawa Tengah bagian selatan," katanya.

Menurut dia, jumlah penderita talasemia di Kabupaten Banyumas hingga saat ini mencapai 450 orang namun pengguna Instalasi Pelayanan Talasemia Terpadu RSUD Banyumas tidak hanya berasal dari Banyumas, juga kabupaten tetangga seperti Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara, Kebumen, dan Tegal.

"Bahkan, ada juga yang datang dari Kota Banjar dan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat," katanya.

Seperti diketahui, Gedung Instalasi Pelayanan Talasemia Terpadu RSUD Banyumas yang diresmikan oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada tanggal 19 Mei 2016 itu dibangun sejak tahun 2014 dengan biaya Rp6,5 miliar yang bersumber dari APBD Provinsi Jateng sebesar Rp6 miliar dan sisanya dari APBD Kabupaten Banyumas.

Gedung tiga lantai dengan total luas bangunan 1.923 meter persegi itu menyediakan 30 tempat tidur bagi penderita talasemia yang hendak melakukan transfusi darah.

Akan tetapi saat ini, gedung tersebut mengalami kerusakan akibat gempa berkekuatan 6,9 Skala Richter yang terjadi pada hari Jumat, 15 Desember 2017, pukul 23.47 WIB. 

Baca juga: 56 Pasien RSUD Banyumas Dievakuasi Pascagempa
 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024