Bukittinggi (ANTARA) - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) akan mendapatkan suntikan dana dari penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp2 triliun melalui APBN Tahun 2020.
"Ini usulan dari Kementerian BUMN, tentu saja suntikan dana negara tersebut untuk ekspansi bisnis ke depan," kata Direktur Utama PT PNM, Arief Mulyadi di Bukittinggi, Sumatera Barat, Kamis.
Lebih lanjut ia menjelaskan modal tersebut diperkirakan akan turun pada kuartal pertama tahun 2020. "Idealnya sih, ya kuartal satu, tapi kalau lebih cepat akan lebih bagus," katanya.
Baca juga: Rp25,76 Trilun Dana PKBL BUMN Dialihkan kepada PT PNM
Pada tahun 2019 ini, PNM menargetkan jumlah penyaluran pinjaman sebesar Rp14 triliun.
Lebih lanjut, ia menjelaskan rincian jumlah pinjaman per nasabah adalah di kisaran Rp2 juta sampai Rp5 juta tiap-tiap individu atau nasabah.
Hingga Juni 2019, PNM telah menyalurkan dana sebesar Rp9,73 triliun. Secara detail besaran dana tersebut disalurkan melalui Unit Layanan Modal Mikro (UlaMM) sebesar Rp1,9 triliun dan Program PNM Mekkar sebesar Rp 7,7 triliun.
Baca juga: PNM Dorong UMKM Promosi Melalui Magelang Expo
Untuk mencapai target tersebut, pada bulan Agustus 2019, PNM akan meluncurkan program Mekaar Plus, di mana nasabah bisa mendapatkan suntikan hingga Rp15 juta per nasabah.
Tidak jauh berbeda dengan program Mekkar, kali ini intensitas pertemuan per kelompok akan lebih sering dilakukan dari sebelumnya, untuk memberikan arahan serta pelatihan kepada nasabah.
"Teknisnya masih sama, yaitu pinjaman tanpa jaminan, yang berbeda hanyalah intensitas pertemuan kelompok per periode nya," kata Dirut PNM.
Di kawasan Sumatera Barat sendiri, ia menjelaskan nasabah PNM terdiri dari sebanyak lebih dari 100.000 nasabah, sehingga ia optimistis target 2019 dapat dicapai.
Dirut PNM memproyeksikan, sampai akhir tahun 2019 dari program PNM Mekaar akan didapatkan penyaluran sebesar Rp10 triliun dan dari PNM UlaMM potensi tercapai sebesar Rp4 triliun.
"Ini usulan dari Kementerian BUMN, tentu saja suntikan dana negara tersebut untuk ekspansi bisnis ke depan," kata Direktur Utama PT PNM, Arief Mulyadi di Bukittinggi, Sumatera Barat, Kamis.
Lebih lanjut ia menjelaskan modal tersebut diperkirakan akan turun pada kuartal pertama tahun 2020. "Idealnya sih, ya kuartal satu, tapi kalau lebih cepat akan lebih bagus," katanya.
Baca juga: Rp25,76 Trilun Dana PKBL BUMN Dialihkan kepada PT PNM
Pada tahun 2019 ini, PNM menargetkan jumlah penyaluran pinjaman sebesar Rp14 triliun.
Lebih lanjut, ia menjelaskan rincian jumlah pinjaman per nasabah adalah di kisaran Rp2 juta sampai Rp5 juta tiap-tiap individu atau nasabah.
Hingga Juni 2019, PNM telah menyalurkan dana sebesar Rp9,73 triliun. Secara detail besaran dana tersebut disalurkan melalui Unit Layanan Modal Mikro (UlaMM) sebesar Rp1,9 triliun dan Program PNM Mekkar sebesar Rp 7,7 triliun.
Baca juga: PNM Dorong UMKM Promosi Melalui Magelang Expo
Untuk mencapai target tersebut, pada bulan Agustus 2019, PNM akan meluncurkan program Mekaar Plus, di mana nasabah bisa mendapatkan suntikan hingga Rp15 juta per nasabah.
Tidak jauh berbeda dengan program Mekkar, kali ini intensitas pertemuan per kelompok akan lebih sering dilakukan dari sebelumnya, untuk memberikan arahan serta pelatihan kepada nasabah.
"Teknisnya masih sama, yaitu pinjaman tanpa jaminan, yang berbeda hanyalah intensitas pertemuan kelompok per periode nya," kata Dirut PNM.
Di kawasan Sumatera Barat sendiri, ia menjelaskan nasabah PNM terdiri dari sebanyak lebih dari 100.000 nasabah, sehingga ia optimistis target 2019 dapat dicapai.
Dirut PNM memproyeksikan, sampai akhir tahun 2019 dari program PNM Mekaar akan didapatkan penyaluran sebesar Rp10 triliun dan dari PNM UlaMM potensi tercapai sebesar Rp4 triliun.