Semarang (ANTARA) - Jawa Tengah ditawari menjadi tuan rumah kompetisi seri balap sepeda bertaraf internasional Gran Fondo New York karena penyelenggara event maraton balap sepeda berbasis di New York itu menilai Jawa Tengah dinilai memiliki potensi wisata yang menarik.
Tawaran ini disampaikan langsung oleh Organizer Gran Fondo New York (GFNY) Indonesia Axel Moeller kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Puri Gedeh Semarang, Rabu.
Kepada Ganjar, Axel menyatakan siap membantu penuh jika Jateng siap menjadi tuan rumah ajang bergengsi itu pada 2020.
"Jawa Tengah memiliki potensi wisata yang sangat bagus karena GFNY ini tujuannya juga mengenalkan pariwisata kepada dunia, jadi ajang ini sangat cocok digelar di Jateng," kata Axel.
Tim Leader GFNY Indonesia M. Mahful menambahkan, GFNY mendatang adalah bagian dari seri kejuaraan dunia yang berpusat di New York yang setiap tahun mengkompetisikan 21 ajang di 19 negara.
"Indonesia memiliki dua 'event' yakni GFNY Bali dan GFNY Indonesia, gelaran GFNY Indonesia ini bisa digelar di berbagai daerah," katanya.
GFNY diikuti oleh berbagai peserta seluruh dunia dan berkaca pada gelaran GFNY Bali, Lombok dan Samosir, setiap kali ajang balap sepeda digelar, sedikitnya 30 negara berpartisipasi dalam ajang itu.
"Pesertanya tidak hanya atlet, tapi penghobi sepeda dan komunitas dari seluruh negara. Untuk itu ajang ini memang mengarah pada pariwisata, Jateng sangat cocok menggelar ajang ini karena potensi pariwisatanya bagus," kata Mahful.
Baca juga: 193 peserta ikuti balap sepeda Downhill seri lima
Mahful menyebutkan saat sebelum ada GFNY di Lombok beberapa tahun lalu, orang tidak tahu di Lombok ada lokasi bersepeda menarik dengan pemandangan alam yang indah.
"Setelah selesai ajang GFNY, Lombok kini menjadi daerah incaran para penghobi dan komunitas sepeda dunia. Hal ini juga pasti akan terjadi di Jateng," katanya.
Ganjar Pranowo sendiri mengaku tertarik pada tawaran tersebut dan akan mempelajarinya, termasuk penyiapan lokasi dan sarana prasarana.
"Saya sangat tertarik, nanti akan langsung kami pelajari termasuk menyiapkan tempat yang representatif karena ini kan pesertanya banyak dan dari berbagai negara," kata Ganjar.
Ganjar juga menawarkan daerah yang memungkinkan untuk ajang balap sepeda, salah satunya kawasan Candi Borobudur.
"Saya sedang menggenjot kegiatan di Candi Borobudur, sebentar lagi ada 'Tour de Borobudur' dan 'Borobudur Maraton'. Kalau nanti GFNY bisa digelar di Jateng, mungkin bisa juga dilaksanakan di kawasan Borobudur atau bisa juga dihelat di Dataran Tinggi Dieng, Kepulauan Karimunjawa, Sangiran," tutup Ganjar. (LHP)
Baca juga: Balap sepeda keirin putra Thailand sumbang emas
Tawaran ini disampaikan langsung oleh Organizer Gran Fondo New York (GFNY) Indonesia Axel Moeller kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Puri Gedeh Semarang, Rabu.
Kepada Ganjar, Axel menyatakan siap membantu penuh jika Jateng siap menjadi tuan rumah ajang bergengsi itu pada 2020.
"Jawa Tengah memiliki potensi wisata yang sangat bagus karena GFNY ini tujuannya juga mengenalkan pariwisata kepada dunia, jadi ajang ini sangat cocok digelar di Jateng," kata Axel.
Tim Leader GFNY Indonesia M. Mahful menambahkan, GFNY mendatang adalah bagian dari seri kejuaraan dunia yang berpusat di New York yang setiap tahun mengkompetisikan 21 ajang di 19 negara.
"Indonesia memiliki dua 'event' yakni GFNY Bali dan GFNY Indonesia, gelaran GFNY Indonesia ini bisa digelar di berbagai daerah," katanya.
GFNY diikuti oleh berbagai peserta seluruh dunia dan berkaca pada gelaran GFNY Bali, Lombok dan Samosir, setiap kali ajang balap sepeda digelar, sedikitnya 30 negara berpartisipasi dalam ajang itu.
"Pesertanya tidak hanya atlet, tapi penghobi sepeda dan komunitas dari seluruh negara. Untuk itu ajang ini memang mengarah pada pariwisata, Jateng sangat cocok menggelar ajang ini karena potensi pariwisatanya bagus," kata Mahful.
Baca juga: 193 peserta ikuti balap sepeda Downhill seri lima
Mahful menyebutkan saat sebelum ada GFNY di Lombok beberapa tahun lalu, orang tidak tahu di Lombok ada lokasi bersepeda menarik dengan pemandangan alam yang indah.
"Setelah selesai ajang GFNY, Lombok kini menjadi daerah incaran para penghobi dan komunitas sepeda dunia. Hal ini juga pasti akan terjadi di Jateng," katanya.
Ganjar Pranowo sendiri mengaku tertarik pada tawaran tersebut dan akan mempelajarinya, termasuk penyiapan lokasi dan sarana prasarana.
"Saya sangat tertarik, nanti akan langsung kami pelajari termasuk menyiapkan tempat yang representatif karena ini kan pesertanya banyak dan dari berbagai negara," kata Ganjar.
Ganjar juga menawarkan daerah yang memungkinkan untuk ajang balap sepeda, salah satunya kawasan Candi Borobudur.
"Saya sedang menggenjot kegiatan di Candi Borobudur, sebentar lagi ada 'Tour de Borobudur' dan 'Borobudur Maraton'. Kalau nanti GFNY bisa digelar di Jateng, mungkin bisa juga dilaksanakan di kawasan Borobudur atau bisa juga dihelat di Dataran Tinggi Dieng, Kepulauan Karimunjawa, Sangiran," tutup Ganjar. (LHP)
Baca juga: Balap sepeda keirin putra Thailand sumbang emas