Kudus (ANTARA) - Para peziarah di Makam Raden Adjeng (RA) Kartini di Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, didominasi orang dewasa dan merupakan rombongan pengajian dari berbagai daerah di Tanah Air.
Parmo, penjaga Makam RA Kartini di Rembang, Jumat (12/7), menceritakan selama libur lebaran sekolah peziarah yang memadati makam memang orang dewasa dan belum melihat dari kalangan pelajar yang datang, baik secara perseorangan maupun rombongan.
Selain dari kalangan orang dewasa, kata dia, peziarah yang datang juga berasal dari kelompok ibu-ibu pengajian.
Jumlah peziarahnya, kata dia, memang tidak begitu banyak karena memang bukan momen Hari Kartini setiap harinya selalu dipadati peziarah.
Meskipun tidak begitu ramai, dia mencatat, selama awal Juli 2019 hingga pekan ini sudah ada 647 peziarah yang datang.
"Mereka berasal dari berbagai daerah di Tanah Air, seperti dari Jakarta, Malang, Bekasi, Ciamis serta beberapa kota lainnya," ujarnya.
Baca juga: Bertambah, koleksi foto Museum Kartini Jepara
Peziarah yang hadir, katanya, tidak menentu waktunya karena sebelumnya ada rombongan ibu-ibu pengajian yang ziarah ke Makam RA Kartini pada malam hari.
"Beruntung rumah saya juga di kompleks makam sehingga peziarah yang datang kapanpun akan tetap dilayani," ujarnya.
Terkait kebutuhan makan dan minum peziarah yang kebetulan datang malam hari, katanya, ada pedagang yang bisa menyediakan makanan dalam jumlah banyak.
Dengan catatan, kata dia, peziarah tersebut memesan terlebih dahulu karena jumlah banyak tidak bisa disediakan dalam waktu cepat.
Yatini, pemilik warung makan di kompleks Makam Kartini mengakui siap melayani pesanan makanan dalam jumlah banyak.
"Kebetulan saya sudah sering menerima pesanan dari peziarah karena banyak yang datang ke Makam Kartini pada malam hari sehingga ketika harus membawa bekal dari rumah tentunya sudah basi," ujarnya.
Berdasarkan pengamatan, kompleks Makam RA Kartini hingga kini memang belum ada pengembangan yang signifikan.
Bahkan, lapak pedagang kaki lima juga belum ada upaya untuk dipercantik agar menjadi daya tarik pengunjung untuk membeli cenderamata khas Kota Rembang.
Baca juga: Liburan, jumlah pengunjung Museum Kartini meningkat capai 400 orang/hari
Parmo, penjaga Makam RA Kartini di Rembang, Jumat (12/7), menceritakan selama libur lebaran sekolah peziarah yang memadati makam memang orang dewasa dan belum melihat dari kalangan pelajar yang datang, baik secara perseorangan maupun rombongan.
Selain dari kalangan orang dewasa, kata dia, peziarah yang datang juga berasal dari kelompok ibu-ibu pengajian.
Jumlah peziarahnya, kata dia, memang tidak begitu banyak karena memang bukan momen Hari Kartini setiap harinya selalu dipadati peziarah.
Meskipun tidak begitu ramai, dia mencatat, selama awal Juli 2019 hingga pekan ini sudah ada 647 peziarah yang datang.
"Mereka berasal dari berbagai daerah di Tanah Air, seperti dari Jakarta, Malang, Bekasi, Ciamis serta beberapa kota lainnya," ujarnya.
Baca juga: Bertambah, koleksi foto Museum Kartini Jepara
Peziarah yang hadir, katanya, tidak menentu waktunya karena sebelumnya ada rombongan ibu-ibu pengajian yang ziarah ke Makam RA Kartini pada malam hari.
"Beruntung rumah saya juga di kompleks makam sehingga peziarah yang datang kapanpun akan tetap dilayani," ujarnya.
Terkait kebutuhan makan dan minum peziarah yang kebetulan datang malam hari, katanya, ada pedagang yang bisa menyediakan makanan dalam jumlah banyak.
Dengan catatan, kata dia, peziarah tersebut memesan terlebih dahulu karena jumlah banyak tidak bisa disediakan dalam waktu cepat.
Yatini, pemilik warung makan di kompleks Makam Kartini mengakui siap melayani pesanan makanan dalam jumlah banyak.
"Kebetulan saya sudah sering menerima pesanan dari peziarah karena banyak yang datang ke Makam Kartini pada malam hari sehingga ketika harus membawa bekal dari rumah tentunya sudah basi," ujarnya.
Berdasarkan pengamatan, kompleks Makam RA Kartini hingga kini memang belum ada pengembangan yang signifikan.
Bahkan, lapak pedagang kaki lima juga belum ada upaya untuk dipercantik agar menjadi daya tarik pengunjung untuk membeli cenderamata khas Kota Rembang.
Baca juga: Liburan, jumlah pengunjung Museum Kartini meningkat capai 400 orang/hari