Beijing (ANTARA) - Sebanyak 1,35 juta warga China terdaftar sebagai orang yang bersedia mendonorkan organ tubuhnya, mayoritas dari mereka adalah remaja di bawah usia 30 tahun, demikian data pemerintah setempat hingga 15 Juni 2019.
Sampai 15 Juni 2019, lebih dari 24.000 warga China telah mendonorkan 69.302 organ tubuhnya setelah meninggal dunia, demikian Wakil Ketua Yayasan Pengembangan Transplantasi Organ China (COTDF) Zhao Hongtao dikutip media resmi setempat, Rabu.
Sebagian besar donor mendaftar setelah 2014 menyusul dioperasikannya platform pendaftaran daring oleh yayasan tersebut.
Jumlah donor yang mendaftar secara daring melalui telepon seluler hingga Selasa (2/7/2019) telah menembus angka 1 juta sebagaimana COTDF.
Data tersebut juga menunjukkan bahwa 54 persen donor kelahiran setelah tahun 1990, sedangkan 30 persen kelahiran setelah 1980, demikian Zhao.
Ketua Komite Nasional Donasi dan Transplantasi Organ China (CNODCTC) Huang Jiefu gembira melihat banyaknya anak muda yang tertarik mendonorkan organ tubuhnya.
Namun dia masih gusar lantaran meskipun jumlah pendaftar donor bertambah, masih sangat jauh dari jumlah kebutuhan operasi transplantasi organ.
Menurut dia, gencarnya publikasi dan edukasi sangat dibutuhkan agar lebih banyak masyarakat mengetahui dan bersedia menjadi donor.
Komisi Kesehatan Nasional (NHC) menyebutkan bahwa jumlah donor organ meningkat dalam beberapa tahun sebagaimana dirilis China Daily.
Pada tahun lalu 6.302 orang mendonorkan organ tubuhnya setelah meninggal. Jumlah ini naik 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga: Kapolri tegaskan Donor tidak Ilegal jika Organ Tubuh tidak Dijualbelikan
Sekitar 20.200 operasi transplantasi telah dilakukan pada tahun lalu atau naik 21 persen dibandingkan tahun sebelumnya, demikian NHC.
Pejabat Lembaga Administrasi dan Supervisi Kesehatan China (MASD) Fan Jing menyebutkan bahwa negaranya menduduki peringkat pertama di Asia dan kedua di dunia sebagai negara dengan jumlah donor organ dan operasi transplantasi terbesar.
Dalam beberapa tahun terakhir COTDF telah mengintensifkan kerja sama dengan sejumlah rumah sakit besar di China agar mendukung pendaftaran donor organ secara daring.
Platform pendaftaran daring juga telah ditautkan dengan Rumah Sakit Kemitraan China-Jepang (CJFH), salah satu rumah sakit umum terbesar di Beijing.
Masyarakat yang sudah terdaftar sebagai donor tidak serta-merta menjadi donor sehingga dapat membatalkan pendaftarannya kapan saja.
Wakil Direktur Rumah Sakit Wuxi di Provinsi Jiangsu Chen Jingyu menambahkan bahwa pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk memfasilitasi operasi transplantasi organ sehingga pasien yang mengalami sakit parah bisa merasa lebih aman.
Dia mencontohkan beberapa lembaga, seperti otoritas perhubungan dalam beberapa tahun terakhir menjalin kerja sama untuk memfasilitasi transportasi organ yang didonorkan sehingga mendapatkan akses prioritas ke pesawat dan diantar ke rumah sakit secepat mungkin dengan bantuan mobil polisi.
Sampai 15 Juni 2019, lebih dari 24.000 warga China telah mendonorkan 69.302 organ tubuhnya setelah meninggal dunia, demikian Wakil Ketua Yayasan Pengembangan Transplantasi Organ China (COTDF) Zhao Hongtao dikutip media resmi setempat, Rabu.
Sebagian besar donor mendaftar setelah 2014 menyusul dioperasikannya platform pendaftaran daring oleh yayasan tersebut.
Jumlah donor yang mendaftar secara daring melalui telepon seluler hingga Selasa (2/7/2019) telah menembus angka 1 juta sebagaimana COTDF.
Data tersebut juga menunjukkan bahwa 54 persen donor kelahiran setelah tahun 1990, sedangkan 30 persen kelahiran setelah 1980, demikian Zhao.
Ketua Komite Nasional Donasi dan Transplantasi Organ China (CNODCTC) Huang Jiefu gembira melihat banyaknya anak muda yang tertarik mendonorkan organ tubuhnya.
Namun dia masih gusar lantaran meskipun jumlah pendaftar donor bertambah, masih sangat jauh dari jumlah kebutuhan operasi transplantasi organ.
Menurut dia, gencarnya publikasi dan edukasi sangat dibutuhkan agar lebih banyak masyarakat mengetahui dan bersedia menjadi donor.
Komisi Kesehatan Nasional (NHC) menyebutkan bahwa jumlah donor organ meningkat dalam beberapa tahun sebagaimana dirilis China Daily.
Pada tahun lalu 6.302 orang mendonorkan organ tubuhnya setelah meninggal. Jumlah ini naik 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga: Kapolri tegaskan Donor tidak Ilegal jika Organ Tubuh tidak Dijualbelikan
Sekitar 20.200 operasi transplantasi telah dilakukan pada tahun lalu atau naik 21 persen dibandingkan tahun sebelumnya, demikian NHC.
Pejabat Lembaga Administrasi dan Supervisi Kesehatan China (MASD) Fan Jing menyebutkan bahwa negaranya menduduki peringkat pertama di Asia dan kedua di dunia sebagai negara dengan jumlah donor organ dan operasi transplantasi terbesar.
Dalam beberapa tahun terakhir COTDF telah mengintensifkan kerja sama dengan sejumlah rumah sakit besar di China agar mendukung pendaftaran donor organ secara daring.
Platform pendaftaran daring juga telah ditautkan dengan Rumah Sakit Kemitraan China-Jepang (CJFH), salah satu rumah sakit umum terbesar di Beijing.
Masyarakat yang sudah terdaftar sebagai donor tidak serta-merta menjadi donor sehingga dapat membatalkan pendaftarannya kapan saja.
Wakil Direktur Rumah Sakit Wuxi di Provinsi Jiangsu Chen Jingyu menambahkan bahwa pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk memfasilitasi operasi transplantasi organ sehingga pasien yang mengalami sakit parah bisa merasa lebih aman.
Dia mencontohkan beberapa lembaga, seperti otoritas perhubungan dalam beberapa tahun terakhir menjalin kerja sama untuk memfasilitasi transportasi organ yang didonorkan sehingga mendapatkan akses prioritas ke pesawat dan diantar ke rumah sakit secepat mungkin dengan bantuan mobil polisi.