Purwokerto (ANTARA) - Stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang tersimpan di sejumlah gudang milik Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas, Jawa Tengah, mencapai 20.300 ton, kata Kepala Perum Bulog Subdivre Banyumas Sony Supriyadi.

"Padahal, penyerapan beras masih terus berlangsung dan rata-rata yang masuk ke gudang kami mencapai 100 ton per hari," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.

Ia mengatakan masih tingginya stok beras itu terjadi seiring dengan tidak adanya penyaluran bantuan sosial (bansos) beras keluarga sejahtera (rastra) atau beras keluarga miskin (raskin) di wilayah eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara karena telah diganti dengan bantuan pangan non-tunai (BPNT).

Saat masih ada penyaluran bansos rastra, Bulog Banyumas mengalokasikan beras sebesar 4.422.350 kilogram per bulan untuk 44.235 keluarga penerima manfaat (KPM) di empat kabupaten tersebut.

Dalam hal ini, Kabupaten Cilacap mendapat alokasi sebanyak 1.417.690 kilogram per bulan untuk 141.769 KPM, Banyumas sebanyak 1.368.640 kilogram per bulan untuk 136.864 KPM, Purbalingga sebanyak 883.490 kilogram per bulan untuk 88.349 KPM, dan Banjarnegara sebanyak 752.530 kilogram per bulan untuk 75.253 KPM.

Dengan demikian, saat sekarang tidak ada lagi pengeluaran rutin berupa penyaluran rastra, sehingga stok beras tersebut hanya digunakan untuk program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) dan penyaluran jika ada bencana.

"Padahal, untuk saat sekarang kami tidak sedang melaksanakan kegiatan KPSH karena harga beras kualitas medium di pasaran tidak jauh berbeda dengan harga beras yang ditentukan pemerintah, yakni sebesar Rp8.100 per kilogram," kata Sony.

Menurut dia, pihaknya akan kembali melaksanakan program KPSH jika sudah tidak ada panen padi di wilayah eks Keresidenan Banyumas karena biasanya saat itu harga beras akan melonjak.

Terkait dengan kondisi beras yang tersimpan di gudang Bulog Banyumas, dia mengatakan berdasarkan pantauan kondisinya masih baik meskipun sebagian mengalami penurunan mutu karena disimpan cukup lama.

"Beras yang paling lama tersimpan merupakan hasil penyerapan yang kami lakukan pada bulan Juni 2018 namun kondisinya masih baik, belum sampai rusak, masih bisa diperbaiki, dan bisa dikonsumsi. Turun mutu karena disimpan cukup lama namun masih bisa diperbaiki dan masih bisa dikonsumsi," tegasnya.

Baca juga: Harga masih tinggi, mitra Bulog Banyumas tunda beli gabah petani

Baca juga: Asosiasi Perberasan Banyumas siap pasok beras medium ke Bulog

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024