Purwokerto (ANTARA) - Mitra kerja Perum Bulog khususnya yang tergabung dalam Asosiasi Perberasan Banyumas (APB) siap memasok gabah dan beras kualitas medium ke Bulog Subdivisi Regional Banyumas, kata Sekretaris APB Fatkhurrohman.
"Ini sedikit banyak membantu kami karena ada serapan beras, hanya saja memang karena stok beras di gudang Bulog sendiri masih banyak seperti di Banyumas ada sekitar 11.000 ton sehingga Bulog juga kebingungan, stok itu buat apa," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa.
Oleh karena itu, kata dia, dalam pengadaan gabah dan beras kualitas medium yang dilakukan Bulog sebagai tugas "public service obligation (PSO)" benar-benar memerhatikan kualitasnya terutama yang berkaitan dengan kadar air.
Menurut dia, hal itu disebabkan Bulog akan menyimpan beras dan gabah yang diserap tersebut dalam waktu lama sehingga dibutuhkan beras yang kadar airnya benar-benar kering sebesar 14 persen.
Ia mengakui jika saat ini, Bulog lebih memrioritaskan pengadaan gabah karena akan disimpan dalam waktu lama.
"Kalau melihat kondisi cuaca sekarang di mana sinar matahari bersahabat, untuk bisa mencapai kadar air 14 persen mungkin tidak begitu kesulitan. Cuma untuk beras, masalah 'broken' dan derajat sosohnya memang sulit dipenuhi karena kemarin banyak tanaman padi yang roboh," katanya.
Fatkhurrohman mengatakan sebagai salah satu mitra kerja Bulog Banyumas, pihaknya pada pekan ini siap memasok gabah sebesar 20 ton ke Kompleks Pergudangan Sokaraja.
Menurut dia, saat sekarang dalam pengadaan beras dan gabah tidak lagi menggunakan kontrak, melainkan semacam "delivery order" (DO) yang harus dipenuhi dalam jangka waktu satu minggu.
"Jadi, kami harus mengukur kemampuan dalam satu minggu bisa memasok berapa ton. Kalau dulu menggunakan kontrak yang berlaku satu bulan, sekarang hanya satu minggu," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Bulog Subdivre Banyumas Sony Supriyadi mengatakan Realisasi pengadaan gabah kualitas medium sebagai tugas PSO di wilayah Banyumas telah mencapai kisaran 1.300 ton.
Sementara itu stok beras yang tersimpan di sejumlah gudang Bulog Banyumas hingga saat ini mencapai kisaran 12.000 ton termasuk pasokan yang baru masuk.
"Hingga akhir pekan kemarin sudah mencapai kisaran 1.300 ton, kebanyakan gabah. Rata-rata yang masuk ke gudang memang masih di bawah 100 ton per hari," kata Kepala Bulog Subdivre Banyumas Sony Supriyadi di Purwokerto, Jawa Tengah, Senin (23/4).
Ia mengatakan masih rendahnya pengadaan gabah tersebut terjadi karena pihaknya lebih mengutamakan kualitas agar tetap bagus meskipun disimpan dalam waktu lama.
Oleh karena sudah tidak ada penyaluran beras keluarga sejahtera (rastra), kata dia, gabah PSO tersebut disiapkan untuk kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) yang sebelumnya dikenal dengan sebutan operasi pasar.
Dalam hal ini, gabah PSO ditujukan untuk menambah cadangan pangan nasional khususnya di wilayah eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara, serta untuk menjaga stabilitas harga komoditas tersebut di tingkat produsen atau petani.
"Ini sedikit banyak membantu kami karena ada serapan beras, hanya saja memang karena stok beras di gudang Bulog sendiri masih banyak seperti di Banyumas ada sekitar 11.000 ton sehingga Bulog juga kebingungan, stok itu buat apa," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa.
Oleh karena itu, kata dia, dalam pengadaan gabah dan beras kualitas medium yang dilakukan Bulog sebagai tugas "public service obligation (PSO)" benar-benar memerhatikan kualitasnya terutama yang berkaitan dengan kadar air.
Menurut dia, hal itu disebabkan Bulog akan menyimpan beras dan gabah yang diserap tersebut dalam waktu lama sehingga dibutuhkan beras yang kadar airnya benar-benar kering sebesar 14 persen.
Ia mengakui jika saat ini, Bulog lebih memrioritaskan pengadaan gabah karena akan disimpan dalam waktu lama.
"Kalau melihat kondisi cuaca sekarang di mana sinar matahari bersahabat, untuk bisa mencapai kadar air 14 persen mungkin tidak begitu kesulitan. Cuma untuk beras, masalah 'broken' dan derajat sosohnya memang sulit dipenuhi karena kemarin banyak tanaman padi yang roboh," katanya.
Fatkhurrohman mengatakan sebagai salah satu mitra kerja Bulog Banyumas, pihaknya pada pekan ini siap memasok gabah sebesar 20 ton ke Kompleks Pergudangan Sokaraja.
Menurut dia, saat sekarang dalam pengadaan beras dan gabah tidak lagi menggunakan kontrak, melainkan semacam "delivery order" (DO) yang harus dipenuhi dalam jangka waktu satu minggu.
"Jadi, kami harus mengukur kemampuan dalam satu minggu bisa memasok berapa ton. Kalau dulu menggunakan kontrak yang berlaku satu bulan, sekarang hanya satu minggu," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Bulog Subdivre Banyumas Sony Supriyadi mengatakan Realisasi pengadaan gabah kualitas medium sebagai tugas PSO di wilayah Banyumas telah mencapai kisaran 1.300 ton.
Sementara itu stok beras yang tersimpan di sejumlah gudang Bulog Banyumas hingga saat ini mencapai kisaran 12.000 ton termasuk pasokan yang baru masuk.
"Hingga akhir pekan kemarin sudah mencapai kisaran 1.300 ton, kebanyakan gabah. Rata-rata yang masuk ke gudang memang masih di bawah 100 ton per hari," kata Kepala Bulog Subdivre Banyumas Sony Supriyadi di Purwokerto, Jawa Tengah, Senin (23/4).
Ia mengatakan masih rendahnya pengadaan gabah tersebut terjadi karena pihaknya lebih mengutamakan kualitas agar tetap bagus meskipun disimpan dalam waktu lama.
Oleh karena sudah tidak ada penyaluran beras keluarga sejahtera (rastra), kata dia, gabah PSO tersebut disiapkan untuk kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) yang sebelumnya dikenal dengan sebutan operasi pasar.
Dalam hal ini, gabah PSO ditujukan untuk menambah cadangan pangan nasional khususnya di wilayah eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara, serta untuk menjaga stabilitas harga komoditas tersebut di tingkat produsen atau petani.