Jepara (ANTARA) - Salah satu pemain Persijap Kartini Jepara, Jawa Tengah, tertarik mengikuti kursus sebagai pelatih sepak bola berlisensi D nasional, meskipun selama ini jarang sekali ada perempuan di Tanah Air yang tertarik menjadi pelatih sepak bola.
"Saya mengikuti kursus sebagai pelatih sepak bola juga sudah mendapatkan rekomendasi dari Persijap Jepara," kata Pemain Persijap Kartini yang mengikuti pelatihan sebagai pelatih Latifatun Najah di Jepara, Jumat.
Gadis asal Kecapi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara itu, satu-satunya peserta wanita asal Jepara yang berkesempatan mengikuti kursus pelatih sepakbola lisensi D Nasional.
Ia mengatakan kursus pelatih tersebut terselenggara atas kerja sama antara PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
Kursus tersebut, dilaksanakan tanggal 24-30 Juni 2019 di Yogyakarta.
Jumlah peserta kursus, katanya, sebanyak 20 pengurus PSSI tingkat provinsi, dengan instruktur mantan asisten pelatih timnas Wolfgang Pikal dan Kartonov dari Akademi Persib Bandung.
Baca juga: Kelola sepak bola, Persijap belajar ke Jepang
Selama mengikuti kursus, dia mengaku, mendapat banyak wawasan dan teman baru yang sama-sama memiliki keinginan menekuni olahraga sepak bola.
"Saya juga mendapatkan pengetahuan baru tentang filanesia atau filosofi sepakbola wanita. Tentunya patut bersyukur karena menjadi satu-satunya peserta perempuan asal Jawa Tengah," ujarnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden Klub Persijap Jepara Esti Puji Lestari yang telah merekomendasikan dirinya mengikuti kursus kepelatihan sepak bola.
Presiden Klub Persijap Jepara Esti Puji Lestari membenarkan dirinya memang mendorong para pemain Persijap Kartini untuk meniti karir di bidang lain selain menjadi pemain sepak bola.
"Sebetulnya, Najah ingin menjadi wasit, namun karena belum ada kesempatan mencoba mengikuti kursus pelatih sepak bola," ujarnya.
Sejak awal, dia ingin menjadikan Persijap Kartini sebagai pintu bagi perempuan di Jepara meniti karir di bidang lain karena tercatat ada tiga hingga empat pemain yang juga menjadi staf pribadinya.
Untuk wilayah Jateng, kata dia, Najah merupakan satu-satunya perempuan yang mengikuti kursus pelatih sepak bola, meskipuan di tingkat nasional sudah ada beberapa kaum perempuan yang melakukan serupa.
Baca juga: Persijap Jepara targetkan menggelar laga uji coba tiga kali
"Saya mengikuti kursus sebagai pelatih sepak bola juga sudah mendapatkan rekomendasi dari Persijap Jepara," kata Pemain Persijap Kartini yang mengikuti pelatihan sebagai pelatih Latifatun Najah di Jepara, Jumat.
Gadis asal Kecapi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara itu, satu-satunya peserta wanita asal Jepara yang berkesempatan mengikuti kursus pelatih sepakbola lisensi D Nasional.
Ia mengatakan kursus pelatih tersebut terselenggara atas kerja sama antara PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
Kursus tersebut, dilaksanakan tanggal 24-30 Juni 2019 di Yogyakarta.
Jumlah peserta kursus, katanya, sebanyak 20 pengurus PSSI tingkat provinsi, dengan instruktur mantan asisten pelatih timnas Wolfgang Pikal dan Kartonov dari Akademi Persib Bandung.
Baca juga: Kelola sepak bola, Persijap belajar ke Jepang
Selama mengikuti kursus, dia mengaku, mendapat banyak wawasan dan teman baru yang sama-sama memiliki keinginan menekuni olahraga sepak bola.
"Saya juga mendapatkan pengetahuan baru tentang filanesia atau filosofi sepakbola wanita. Tentunya patut bersyukur karena menjadi satu-satunya peserta perempuan asal Jawa Tengah," ujarnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden Klub Persijap Jepara Esti Puji Lestari yang telah merekomendasikan dirinya mengikuti kursus kepelatihan sepak bola.
Presiden Klub Persijap Jepara Esti Puji Lestari membenarkan dirinya memang mendorong para pemain Persijap Kartini untuk meniti karir di bidang lain selain menjadi pemain sepak bola.
"Sebetulnya, Najah ingin menjadi wasit, namun karena belum ada kesempatan mencoba mengikuti kursus pelatih sepak bola," ujarnya.
Sejak awal, dia ingin menjadikan Persijap Kartini sebagai pintu bagi perempuan di Jepara meniti karir di bidang lain karena tercatat ada tiga hingga empat pemain yang juga menjadi staf pribadinya.
Untuk wilayah Jateng, kata dia, Najah merupakan satu-satunya perempuan yang mengikuti kursus pelatih sepak bola, meskipuan di tingkat nasional sudah ada beberapa kaum perempuan yang melakukan serupa.
Baca juga: Persijap Jepara targetkan menggelar laga uji coba tiga kali