Jakarta (ANTARA) -

PT Lion Mentari Airlines membantah pemberitaan utang atau potensi utang, serta utang atau potensi utang yang akan menjadi beban pihak lain, senilai Rp614 triliun untuk pembelian pesawat.

“Informasi utang atau berpotensi utang serta akan menjadi beban pihak lain adalah tidak benar," kata Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Namun, ia membenarkan bahwa pihaknya memesan armada lebih dari 800 pesawat udara dari berbagai pabrikan pesawat (aircraft manufacture) di seluruh dunia.

Saat ini, Lion Air Group telah menerima lebih dari 340 pesawat dari total pesanan tersebut dan sudah mengoperasikannya di tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Danang mengatakan dalam pengadaan pesawat udara dilakukan menggunakan berbagai metode atau cara karena tidak semua pesawat diperoleh dengan cara meminjam dana.

Kedua, pesanan pesawat udara tersebut, tidak semua akan dioperasikan di Indonesia.

Ketiga, pengadaan pesawat tidak dijamin oleh siapapun dan tidak menjaminkan siapapun, kecuali Lion Air sendiri yang bertanggung awab atas pengadaan pesawat yang dilakukan dengan jaminan aset perusahaan, termasuk pesawat yang dibeli. Apabila pesawat tersebut disewa, maka tidak diperlukan adanya jaminan

“Saat ini, kondisi operasional dan keuangan Lion Air dalam keadaan normal dan berjalan lancar,” ujarnya.

Danang menegaskan sesuai pandangan dan analisis tajam bisnis ke depan, Lion Air bersama anggota Lion Air Group yang lain akan terus melakukan pengembangan bidang usaha dan rute (ekspansi bisnis).

“Terkait adanya penyebaran informasi yang tendensius, menyesatkan, dan menyudutkan perusahaan serta pemilik perusahaan, Lion Air sedang mempelajari untuk menentukan langkah-langkah berikutnya,” katanya.


Pewarta : Juwita Trisna Rahayu
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024