Kudus (ANTARA) - Masyarakat Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memiliki tradisi unik dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan dengan melakukan visualisasi Dandangan di Alun-alun Kudus, Minggu.
Visualisasi Dandangan menceritakan tentang tradisi masyarakat di Kabupaten Kudus di masa Sunan Kudus untuk menantikan datangnya bulan Ramadan, mereka berbondong-bondong ke Masjid Menara Kudus untuk menunggu ditabuhnya bedug sebagai tanda masuknya bulan Ramadhan.
Karena yang hadir tidak hanya masyarakat sekitar Menara Kudus, melainkan ada yang berasal dari daerah yang jauh, akhirnya mereka membeli makanan di sekitar menara sambil menunggu pengumuman dari ulama setempat terkait awal bulan Ramadhan.
Tradisi Dandangan tersebut, kini dilestarikan oleh Pemkab Kudus dengan menggelar pameran aneka produk usaha mikro kecil menengah di jalan-jalan protokol.
"Tradisi Dandangan dari sisi namanya saja sudah unik dan hanya ada di Kabupaten Kudus," kata Bupati Kudus Muhammad Tamzil saat membuka acara visualisasi Dandangan di Alun-alun Kudus, Minggu.
Hal itu, kata dia, untuk menandai telah memasuki bulan puasa Ramadan.
"Mari sama-sama berbahagia menyambut bulan suci Ramadan," ujarnya.
Ia optimistis ketika bahagia menyambut Ramadan, maka semua persoalan yang dihadapi akan diberikan kemudahan jalan penyelesaiannya.
"Kami berdoa semoga semua masyarakat Kudus sehat dan kuat sehingga bisa melaksanakan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, dia juga mengingatkan, agar masyarakat Kudus, khususnya umat muslim memenuhi masjid atau musala untuk melaksanakan ibadah dengan khusuk.
Jangan sampai aktivitas ibadah memenuhi masjid atau musala hanya terlihat pada 10 hari pertama bulan puasa, berikutnya sibuk buka bersama dan 10 hari puasa terakhir justru sibuk berbelanja di pusat perbelanjaan.
"Jika memang memiliki sedikit uang, sebaiknya disedekahkan untuk anak yatim piatu untuk membantu meringankan beban mereka," ujarnya.
Visualisasi Dandangan menceritakan tentang tradisi masyarakat di Kabupaten Kudus di masa Sunan Kudus untuk menantikan datangnya bulan Ramadan, mereka berbondong-bondong ke Masjid Menara Kudus untuk menunggu ditabuhnya bedug sebagai tanda masuknya bulan Ramadhan.
Karena yang hadir tidak hanya masyarakat sekitar Menara Kudus, melainkan ada yang berasal dari daerah yang jauh, akhirnya mereka membeli makanan di sekitar menara sambil menunggu pengumuman dari ulama setempat terkait awal bulan Ramadhan.
Tradisi Dandangan tersebut, kini dilestarikan oleh Pemkab Kudus dengan menggelar pameran aneka produk usaha mikro kecil menengah di jalan-jalan protokol.
"Tradisi Dandangan dari sisi namanya saja sudah unik dan hanya ada di Kabupaten Kudus," kata Bupati Kudus Muhammad Tamzil saat membuka acara visualisasi Dandangan di Alun-alun Kudus, Minggu.
Hal itu, kata dia, untuk menandai telah memasuki bulan puasa Ramadan.
"Mari sama-sama berbahagia menyambut bulan suci Ramadan," ujarnya.
Ia optimistis ketika bahagia menyambut Ramadan, maka semua persoalan yang dihadapi akan diberikan kemudahan jalan penyelesaiannya.
"Kami berdoa semoga semua masyarakat Kudus sehat dan kuat sehingga bisa melaksanakan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, dia juga mengingatkan, agar masyarakat Kudus, khususnya umat muslim memenuhi masjid atau musala untuk melaksanakan ibadah dengan khusuk.
Jangan sampai aktivitas ibadah memenuhi masjid atau musala hanya terlihat pada 10 hari pertama bulan puasa, berikutnya sibuk buka bersama dan 10 hari puasa terakhir justru sibuk berbelanja di pusat perbelanjaan.
"Jika memang memiliki sedikit uang, sebaiknya disedekahkan untuk anak yatim piatu untuk membantu meringankan beban mereka," ujarnya.