Solo (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah siap menggarap potensi wisata halal Indonesia dengan menyatukan langkah bersama berbagai pihak.
"Kami ingin menyatukan langkah atau bersinergi, termasuk berbagi peran antara pemkot dan pemkab. Mereka punya event bernilai jual apa yang bisa didorong dan difasilitasi," kata Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Sinoeng B. Rachmadi pada Rapat Koordinasi Sinergitas Program Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata di Solo, Senin.
Ia mengatakan bahwa upaya tersebut dilakukan seiring dengan penetapan Jawa Tengah sebagai satu dari 10 tujuan wisata halal oleh Global Muslim Travel Index (GMTI) pada Maret 2019.
"Saat ini jumlah wisatawan Muslim yang masuk ke Jawa Tengah sekitar 80.000 orang. Angka ini mengalahkan kunjungan wisata di negara-negara Timur Tengah," katanya.
Terkait dengan kesiapan daerah untuk menyajikan wisata halal, pihaknya tengah mendorong syarat sertifikasi dari lembaga berkompeten, di antaranya Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
"Tujuannya untuk memastikan kuliner yang ada di daerah wisata itu halalan thoyiban. Begitu kami ditunjuk sebagai salah satu dari 10 wisata halal, saya juga langsung menyurati kabupaten/kota agar objeknya muslim friendly (ramah muslim), baik dari sisi aksesibilitas, edukasi komunikasi, maupun fasilitas," katanya.
Sebagai contoh terkait dengan fasilitas, dikatakannya, pengelola harus memastikan kebutuhan tempat ibadah pada wisatawan. "Termasuk toilet dengan tempat wudhu harus terpisah. Selain itu lokasi musala di mana, tanpa harus bertanya orang sudah tahu," katanya.
Pada kesempatan yang Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin mengatakan bahwa pemerintah sudah mempersiapkannya. "Dari sisi alat transportasi hingga kesiapan bandara sudah diperbaiki," katanya.
"Kami ingin menyatukan langkah atau bersinergi, termasuk berbagi peran antara pemkot dan pemkab. Mereka punya event bernilai jual apa yang bisa didorong dan difasilitasi," kata Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Sinoeng B. Rachmadi pada Rapat Koordinasi Sinergitas Program Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata di Solo, Senin.
Ia mengatakan bahwa upaya tersebut dilakukan seiring dengan penetapan Jawa Tengah sebagai satu dari 10 tujuan wisata halal oleh Global Muslim Travel Index (GMTI) pada Maret 2019.
"Saat ini jumlah wisatawan Muslim yang masuk ke Jawa Tengah sekitar 80.000 orang. Angka ini mengalahkan kunjungan wisata di negara-negara Timur Tengah," katanya.
Terkait dengan kesiapan daerah untuk menyajikan wisata halal, pihaknya tengah mendorong syarat sertifikasi dari lembaga berkompeten, di antaranya Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
"Tujuannya untuk memastikan kuliner yang ada di daerah wisata itu halalan thoyiban. Begitu kami ditunjuk sebagai salah satu dari 10 wisata halal, saya juga langsung menyurati kabupaten/kota agar objeknya muslim friendly (ramah muslim), baik dari sisi aksesibilitas, edukasi komunikasi, maupun fasilitas," katanya.
Sebagai contoh terkait dengan fasilitas, dikatakannya, pengelola harus memastikan kebutuhan tempat ibadah pada wisatawan. "Termasuk toilet dengan tempat wudhu harus terpisah. Selain itu lokasi musala di mana, tanpa harus bertanya orang sudah tahu," katanya.
Pada kesempatan yang Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin mengatakan bahwa pemerintah sudah mempersiapkannya. "Dari sisi alat transportasi hingga kesiapan bandara sudah diperbaiki," katanya.