Magelang (ANTARA) - Reli mobil kuno sekaligus antil dalam rangkaian HUT Ke-1113 Kota Magelang mendukung pengembangan kepariwisataan daerah itu dan sekitarnya, kata Ketua Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) Pusat Roni Arifudin.
"Para peserta tidak sekadar bereli, akan tetapi juga ikut mendukung pemerintah di sektor pariwisata. Mereka akan datangi destinasi wisata, kuliner dan borong oleh-oleh dan kerajinan rakyat setempat," katanya di Magelang, Sabtu.
Reli selama dua hari itu (27-28 April 2019) diikuti 171 mobil kuno berbagai jenis, tahun pembuatan, dan merek. Peserta berasal dari sejumlah dari di Indonesia, seperti Jambi, Paiton (Probolinggo, Jawa Timur), Jakarta, Yogyakarta, Magelang, Purwokerto, dan Bali.
Pada hari pertama kegiatan itu dengan rute Kota Magelang ke Purworejo dan kembali ke Magelang. Peserta melewati Bandara YIA (Yogyakarta International Airport) di Kulonprogo di kawasan perbatasan dengan Purworejo, sedangkan rute hari kedua Kota Magelang-Borobudur (Kabupaten Magelang)-Kota Magelang.
Ia menyebut reli tahunan di Kota Magelang itu juga sebagai kampanye tentang ketertiban dan keselamatan berlalu lintas.
"Kami mengutamakan faktor keamanan dan ketertiban, meskipun kuno tapi mobil-mobil kami sesuai regulasi dan standar, mulai dari rem hingga sabuk pengaman. Kami juga ikut kampanye 'safety riding' kepolisian di 14 pengurus daerah di seluruh Indonesia," katanya.
Ia mengatakan kategori mobil kuno mengalami perubahan, dari sebelumnya tahun pembuatan 1950, 1960, dan 1970, kini produksi pada 1978 juga masuk kategori kuno.
Ketua Panitia Reli Mobil Kuno PPMKI 2019 Kota Magelang Joko Soeparno mengatakan tahun ini sebagai penyelenggaraan reli ke-13 di daerah setempat untuk menyemarakkan hari jadi Kota Magelang, di mana kali ini dengan tiga kategori peserta, yakni kuno, retro, dan baru.
"Untuk kuno lebih dari 50 persen. Para peserta tahun ini lebih banyak yang menginap di Magelang," katanya.
Tahun depan, katanya, rencananya reli PPMKI diselenggarakan lebih spektakuler dengan jumlah peserta dan hadiah lebih menarik.
"Ini untuk mendukung program Pemerintah Kota Magelang 2020 'Magelang Moncer Serius'," katanya.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam sambutan tertulis pembukaan kegiatan itu yang dibacakan Wakil Wali Kota Windarti Agustina, mengatakan reli mobil kuno bisa menjadi pembelajaran tentang kecintaan, ketekunan, dan ketelatenan merawat suatu amanah.
"Bisa belajar bagaimana kecintaan, ketekunan, dan ketelatenan, menjadi hal penting dalam merawat segala yang diamanahkan kepada kita, dalam hal ini mobil kuno. Ini memberi manfaat bagi sesama," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Ia mengingatkan peserta untuk menjaga ketertiban lalu lintas, mengutamakan keselamatan perjalanan, dan menjaga sopan santun, terutama ketika melewati lingkungan rumah-rumah warga.
Ia meminta peserta juga memanfaatkan agenda itu untuk berekreasi, silaturahim, dan mempererat persaudaraan, khususnya di antara anggota PPMKI. (hms)
"Para peserta tidak sekadar bereli, akan tetapi juga ikut mendukung pemerintah di sektor pariwisata. Mereka akan datangi destinasi wisata, kuliner dan borong oleh-oleh dan kerajinan rakyat setempat," katanya di Magelang, Sabtu.
Reli selama dua hari itu (27-28 April 2019) diikuti 171 mobil kuno berbagai jenis, tahun pembuatan, dan merek. Peserta berasal dari sejumlah dari di Indonesia, seperti Jambi, Paiton (Probolinggo, Jawa Timur), Jakarta, Yogyakarta, Magelang, Purwokerto, dan Bali.
Pada hari pertama kegiatan itu dengan rute Kota Magelang ke Purworejo dan kembali ke Magelang. Peserta melewati Bandara YIA (Yogyakarta International Airport) di Kulonprogo di kawasan perbatasan dengan Purworejo, sedangkan rute hari kedua Kota Magelang-Borobudur (Kabupaten Magelang)-Kota Magelang.
Ia menyebut reli tahunan di Kota Magelang itu juga sebagai kampanye tentang ketertiban dan keselamatan berlalu lintas.
"Kami mengutamakan faktor keamanan dan ketertiban, meskipun kuno tapi mobil-mobil kami sesuai regulasi dan standar, mulai dari rem hingga sabuk pengaman. Kami juga ikut kampanye 'safety riding' kepolisian di 14 pengurus daerah di seluruh Indonesia," katanya.
Ia mengatakan kategori mobil kuno mengalami perubahan, dari sebelumnya tahun pembuatan 1950, 1960, dan 1970, kini produksi pada 1978 juga masuk kategori kuno.
Ketua Panitia Reli Mobil Kuno PPMKI 2019 Kota Magelang Joko Soeparno mengatakan tahun ini sebagai penyelenggaraan reli ke-13 di daerah setempat untuk menyemarakkan hari jadi Kota Magelang, di mana kali ini dengan tiga kategori peserta, yakni kuno, retro, dan baru.
"Untuk kuno lebih dari 50 persen. Para peserta tahun ini lebih banyak yang menginap di Magelang," katanya.
Tahun depan, katanya, rencananya reli PPMKI diselenggarakan lebih spektakuler dengan jumlah peserta dan hadiah lebih menarik.
"Ini untuk mendukung program Pemerintah Kota Magelang 2020 'Magelang Moncer Serius'," katanya.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam sambutan tertulis pembukaan kegiatan itu yang dibacakan Wakil Wali Kota Windarti Agustina, mengatakan reli mobil kuno bisa menjadi pembelajaran tentang kecintaan, ketekunan, dan ketelatenan merawat suatu amanah.
"Bisa belajar bagaimana kecintaan, ketekunan, dan ketelatenan, menjadi hal penting dalam merawat segala yang diamanahkan kepada kita, dalam hal ini mobil kuno. Ini memberi manfaat bagi sesama," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Ia mengingatkan peserta untuk menjaga ketertiban lalu lintas, mengutamakan keselamatan perjalanan, dan menjaga sopan santun, terutama ketika melewati lingkungan rumah-rumah warga.
Ia meminta peserta juga memanfaatkan agenda itu untuk berekreasi, silaturahim, dan mempererat persaudaraan, khususnya di antara anggota PPMKI. (hms)