Solo (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum Kota Surakarta menyebutkan ada lima petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) hingga kini masih dirawat di rumah sakit, di Solo Jawa Tengah.

"Kami selain mendoakan dua petugas keamanan yang meninggal, juga lima orang petugas KPPS yang berbaring dirawat di Rumah Sakit Brayat Minulyo, RS Panti Waluyo, RS Dr Oen, dan RS DKT Solo," kata Ketua KPU Surakarta Nurul Sutarti, usai shalat ghaib untuk para pejuang demokrasi yang meninggal dunia, di Kantor KPU Surakarta, Jumat.

Nurul mengatakan kegiatan shalat ghaib sesuai dengan arahan KPU RI melalui KPU Provinsi untuk mendoakan petugas KPPS atau petugas keamanan yang meninggal dunia saat melaksanakan tugas pada hari pemungutan suara Pemilu 2019, pada 17 April hingga tahap penghitungan surat suara.

Jumlah petugas KPPS di Surakarta ada dua orang petugas keamanan pemilu meninggal dunia, dan yang menjadi pemicunya akibat kelelahan saat menjalankan tugas, yakni Pamuji selaku petugas keamanan TPS 70 Nusukan Banjarsari, dan Suratin TPS 147 Kadipiro.

Kegiatan ini, kata Nurul, untuk mendoakan arwah kedua korban, dan teman-teman yang saat ini sedang berbaring di rumah sakit ada lim orang

"Kami mengimbau kepada petugas PPS dan PPK yang sedang bekerja merekap penghitungan surat suara untuk tetap menjaga kesehatan agar kondisi tetap fit," katanya.

Penghitungan suara di Solo yang sudah selesai Kecamatan Serengan, sedangkan lainnya masih proses. TPS yang paling banyak Kecamatan Banjarsari, yakni sebanyak 588 TPS tetapi maksimal bisa selesai pada tanggal 4 Mei.

"Solo tidak ada penghitungan surat suara ulang," katanya.

Shalat ghaib uantuk para pejuang demokrasi di KPU Surakarta diikuti puluhan orang dipimpin oleh Koordinator Divisi Bidang Perencanaan, Data, dan Informasi KPU Kota Surakarta, Kajad Pamuji Joko Waskito.

Menurut Kajad Pamuji, sebagai umat Islam dan penyelenggara Pemilu 2019, tahapannya begitu padat dengan pelaksanaan cukup memberatkan saudara-saudara yang melaksanakan tugas negara di KPPS.

Kajad mengatakan yang kebetulan pada saat ini, ada 225 korban meninggal dunia petugas penyelenggaran pemilu nasional, sehingga pihaknya harus mendoakan agar pengorbanan dari saudara-saudara KPPS maupun petugas keamanan yang telah gugur dalam pelaksanaan proses demokrasi pada Pemilu 2019.

"Kami mendoakan agar almarhum diterima di sisi Tuhan YME dan amal kebaikan bisa menjadikan contoh buat semua warga selalu barani mengorbankan waktu tenaganya untuk proses demokrasi. Yang selama ini, harus dibangun agar proses berjalannya kenegaraan ini, dapat baik," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat berjalan dengan damai dan proses pemilu yang jujur dan adil.

"Kami juga mengunjungi keluarga dan petugas yang sedang sakit di rumah sakit sebagai kepdulian. Kami berharap bisa membantu meringankan beban yang dirasakan oleh keluarganya," katanya. 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024