Purwokerto (Antaranews Jateng) - Perusahaan rintisan (startup) berbasis pangan dapat membantu petani dan pedagang pasar menikmati proses bisnis yang terukur dengan keuntungan yang seimbang, kata Akademisi dari Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto, Kavadya Syska.

"Peningkatan teknologi pascapanen produk pertanian perlu ditekankan kuat untuk petani dan pedagang pada sistem ini," katanya di Purwokerto, Jumat.

Kavadya Syska yang merupakan Koordinator Program Studi Teknologi Pangan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto tersebut sebelumnya mengatakan perusahaan rintisan berbasis pangan sangat potensial dikembangkan di Indonesia guna meningkatkan daya saing bangsa di era revolusi industri 4.0.

Ada model sederhana yang dapat diterapkan pada startup berbasis pangan, kata dia. Pertama, komponen sistem terdiri atas startup berbasis pangan, petani, pedagang pasar, konsumen, jasa transportasi dan bank.

"Masing-masing komponen memiliki akun pada sistem online (daring, red) bersama. Adanya komponen pedagang pasar bertujuan agar pedagang pasar tidak sepi pembeli," katanya.

Masing-masing komponen, kata dia memiliki peran penting. 

"Misalkan agro-startup berperan mengembangkan sistem daring pada startup produk pertanian. Petani (dapat juga kelompok tani) mengupdate info produk sesuai dengan spesifikasi yang tersedia lalu pedagang pasar mengupdate info produk sesuai dengan spesifikasi yang tersedia, produk pada pedagang pasar tentunya lebih banyak dibandingkan dengan petani," katanya.

 Sementara jasa transportasi, kata dia, memberikan jasa antar produk yang diorder dan bank memberikan peran pada transaksi pembayaran e-pay.

"Pembayaran pada sistem ini 'online' dan 'offline'. Khusus pembayaran offline produk dibayar oleh jasa transportasi selanjutnya konsumen akan membayar biaya produk dan transport setelah barang diterima," katanya.

Sistem agro-startup, kata dia, harus dibuat sederhana namun terintegrasi seluruh komponen. Sehingga seluruh komponen dapat menggunakan dan masuk dalam sistem dengan mudah dan nyaman. 

"Penyedia barang ada dua, yaitu petani dan pedagang pasar. Satu Petani (kelompok tani) hanya menyediakan barang pada beberapa produk saja. Pedagang pasar menyediakan barang lebih banyak dari petani, dapat dikatakan pedagang pasar adalah kumpulan petani (kumpulan kelompok tani), mendapatkan produk dari banyak petani (banyak kelompok tani)," katanya.

Kelebihan beli langsung dari petani, kata dia, adalah satu produk murah, namun pada pembelian beberapa komoditi, maka pembelian dari pedagang pasar menjadi lebih murah.

"Barang yang diberi dari pedagang pasar dapat diantar oleh jasa transportasi ke konsumen atau konsumen dapat mengambil langsung ke gerai pedagang pasar. Dengan demikian, petani dan pedagang pasar akan berjalan harmonis, konsumen tetap untung," katanya.


Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024