Semarang (Antaranews Jateng) - Asosisasi Penguasaha Indonesia Jawa Tengah menilai bahwa tarif dasar listrik yang berlaku saat ini masih tinggi sehingga mengurangi daya saing para pelaku usaha di berbagai bidang.
    
"Jika tarif dasar listrik bisa diturunkan, bukan tidak mungkin para pelaku usaha bisa lebih mempunyai daya saing, baik di dalam maupun di luar negeri," kata Ketua Apindo Jateng Frans Kongi di Semarang, Jumat.

Ia menyebut tarif dasar listrik di Indonesia masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.

Tarif listrik untuk pelanggan tegangan tinggi golongan industri besar dengan daya 30 MVA ke atas itu besarannya adalah Rp997 per kWh, sedangkan bagi pelanggan tegangan menengah dengan daya di atas 200 kVA, tarif listriknya sebesar Rp1.115 per kWh.

Menurut dia, penurunan tarif dasar listrik akan berdampak bagi para pengusaha karena yang bersangkutan bisa menghitung ongkos produksi dan pemasarannya.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo, kata dia, diharapkan bisa mendengarkan aspirasi para pengusaha untuk kembali menurunkan tarif dasar listrik.

"Kita harapkan tarif dasar listrik bisa turun lagi, itu akan membuat pengusaha senang karena akan meningkatkan daya saing. Pak Jokowi ini di masa kepemimpinannya, sempat turun satu kali setelah kita melakukan desakan," ujarnya.

Sementara itu, Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka menjelaskan jika mulai Maret 2019 tarif dasar listrik untuk pelanggan R-1 900 VA untuk rumah tangga mampu turun. Penurunan tarif ini berlaku bagi 21 juta pelanggan listrik, dari tarif normal Rp1.352 per kWh menjadi Rp1.300 per kWh.

"Dengan adanya insentif ini, PLN ingin memberikan ruang bagi pelanggan R-1 900 VA RTM bisa lebih banyak memanfaatkan listrik untuk menunjang kegiatan ekonomi," katanya.

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024