Solo (Antaranews Jateng) - Penurunan anggaran dari pemerintah daerah menjadi tantangan bagi pengembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Kota Surakarta, kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta Nur Haryani.

"Anggaran tahun ini turun, dari di atas Rp6 miliar pada tahun lalu saat ini turun menjadi Rp5,8 miliar," katanya di Solo, Rabu.

Ia mengatakan dari total anggaran tahun ini, sekitar Rp2 miliar khusus digunakan untuk pengembangan UMKM. Menurut dia, pada penggunaan tersebut sekitar Rp1 miliar digunakan untuk memfasilitasi pameran dan pelatihan untuk para pelaku UMKM.

"Memang kesannya kalau untuk pengembangan UMKM ini tidak terlihat karena bukan dalam bentuk fisik melainkan peningkatan kualitas SDM karena kami konsentrasi di peningkatan kualitas SDM," katanya.

Meski demikian, dikatakannya, pengembangan SDM UMKM tersebut berdampak positif bagi masyarakat yang sebelumnya tidak bisa kerja menjadi bisa bekerja, bahkan tidak sedikit yang akhirnya bisa menciptakan lapangan kerja.

Oleh karena itu, pihaknya berencana mengajukan tambahan anggaran pada saat anggaran perubahan mendatang.

Sementara itu, dikatakannya, jumlah UMKM yang dibina oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta hingga akhir tahun lalu sekitar 3.200 UMKM khusus di sektor produktif. 

"Untuk jumlah UMKM di Kota Solo yang menjadi binaan kami mengalami peningkatan setiap tahunnya, yaitu sekitar 10 persen/tahun," katanya.

Menurut dia, peningkatan tersebut seiring dengan program penumbuhan wirausaha baru yang dilakukan setiap tahun, adapun secara potensi di Kota Solo jumlah UMKM sekitar 43.700 UMKM.

"Itu data dari BPS, termasuk di dalamnya para pedagang pasar. Memang khusus untuk sektor produktif belum semua bisa kami bina mengingat keterbatasan anggaran," kata lulusan FE UNS Surakarta tersebut.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024